Waspada, Deretan Kripto Ini Berpeluang Melemah Selama Pekan Terakhir Mei 2022

Deretan kripto ini berpotensi melemah selama pekan keempat Mei 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Mei 2022, 13:39 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2022, 13:39 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta Kondisi pasar kripto selama pekan terakhir Mei 2022 masih menunjukkan keragu-raguan. Dalam satu terakhir mayoritas kripto bisa menguat tipis, tetapi hari selanjutnya kembali koreksi. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan sebagian besar investor masih belum terlalu optimistis terhadap pasar kripto, mengingat ancaman ketidakpastian makroekonomi yang masih membayangi.

Afid kembali mengingatkan ada tiga situasi makroekonomi yang saat ini membuat market kripto tertekan dan belum menunjukan bull run-nya. Tiga hal tersebut adalah inflasi tinggi di sejumlah negara, potensi resesi ekonomi dan kebijakan moneter hawkish The Fed.

"Menyikapi hal tersebut, investor akan bergerak menuju aset yang lebih aman. Namun, ada sedikit kecenderungan investor akan mengambil sikap akumulasi buy the dip yang mungkin bisa menopang laju kripto di jangka pendek," ujar Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (27/5/2022).

Dalam kondisi seperti saat ini, Afid menjelaskan ada beberapa kripto yang berpotensi melemah selama pekan terakhir Mei 2022. Adapun deretan kripto-nya sebagai berikut.

1. Beta Finance (BETA)

Beta Finance (BETA) adalah platform pinjaman aset kripto dan DeFi. Beta Finance memiliki alat perdagangan untuk memfasilitasi pengalaman pengguna DeFi.

Beta Finance memang sudah dikenal luas di dunia aset kripto dengan status sebagai kripto yang sangat menjanjikan. Afid, mengatakan BETA kemungkinan besar masih akan terus mengalami penurunan harga.

"Dari analisis teknikal, terlihat saat ini BETA sudah sampai titik jenuh atau overbought. Penurunan harga akan terjadi ke USD 0,12 (Rp 1.749)  atau sekitar 23 persen dan bisa anjlok ke level support-nya USD 0,07 selama beberapa hari ke depan," ucap Afid.

2. Anchor Protocol (ANC)

Anchor Protocol (ANC) kembali terjebak dalam fase bearish pada pekan ini. Kabar penolakan proposal pemotongan hasil oleh pemegang token ANC masih terus menekan harganya.

"ANC kemungkinan besar akan masuk bearish. Dari segi analisis teknikalnya ANC tidak ada harapan lagi untuk bullish. ANC bisa terus turun bahkan bisa mencapai harga di bawah USD 0,3," kata Afid.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Elipsis hingga Automata Network

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

3. Elipsis (EPX)

Ellipsis adalah aset kripto yang beroperasi pada platform BNB Smart Chain (BEP20). Pada 31 Maret lalu, melakukan migrasi token dari Ellipsis (EPS) ke Ellipsis (EPX).

Setelah migrasi, token baru dikunci dari transfer hingga protokol Ellipsis 2.0 diluncurkan pada 23 Mei lalu, Binance Convert telah menambahkan beberapa pasangan EPX untuk diperdagangkan. Afid melihat EPX bisa masuk fase bearish karena sudah melampaui titik jenuh atau overbought pasca protokol baru dirilis.

4. Perpetual Protocol (PERP)

Perpetual protocol adalah sebuah protokol terdesentralisasi yang dapat digunakan untuk memperdagangkan kontrak perpetual dengan dana pinjaman. PERP token adalah sebuah ERC-20 native token dari Perpetual protocol yang digunakan sebagai token tata kelola dan juga staking.

Afid mengatakan PERP kemungkinan besar akan masuk zona bearish. "PERP telah mencoba untuk bergerak naik, namun tampaknya gagal dan akan terus alami penurunan. PERP bisa turun hingga harga USD 1,16 atau 17 persen dari USD 1,42," jelasnya.

5. Automata Network (ATA)

Automata Network adalah protokol layanan terdesentralisasi yang menyediakan lapisan privasi middleware untuk dApps di beberapa blockchain. Sementara, ATA adalah token utilitas asli di ekosistem Automata Network dan merupakan bagian dari Binance Launchpool.

Afid melihat dari analisis teknikalnya, ATA telah mengalami penurunan yang cukup signifikan pada pekan lalu, kemudian berusaha konsolidasi bergerak naik, namun gagal. Kemungkinan besar ATA akan kembali masuk zona bearish pada pekan ini.

Industri Kripto dan Blockchain Jadi Perhatian di Pertemuan Tahunan WEB 2022

Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Sebelumnya, kripto dan blockchain semakin mendapat tempat pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF). Pada agenda tahunan WEF yang digelar 22-26 Mei 2022 di Davos, Swiss, dihadiri para pemimpin ekonomi global membahas soal aset kripto dan pemanfaatan blockchain.

Aset kripto, blockchain dan digitalisasi layanan keuangan serta dampaknya pada berbagai sektor global menjadi topik utama selama pertemuan tahunan WEF 2022.

Ada beragam agenda yang digelar meliputi diskusi mengenai peran dari market keuangan terdesentralisasi (DeFi), peran mata uang digital bank sentral (CBDC), hingga bagaimana blockchain dapat diterapkan untuk memberantas kemiskinan dunia.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan masuknya aset kripto dan blockchain dalam pembahasan utama di agenda WEF 2022 menjadi hal yang baik untuk perkembangannya secara global, termasuk di Indonesia.

"Saya melihat ini adalah pencapaian sekaligus peluang. Aset kripto dan blockchain sudah tidak dipandang sebelah mata oleh para pemimpin ekonomi global. Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik.” kata pria yang akrab disapa Manda dalam keterangan tertulis, Jumat, 27 Mei 2022.

“Pokok pembahasan tersebut bisa menjadi acuan bagi perkembangan kripto dan blockchain ke depannya, termasuk di Indonesia,” lanjut Manda.

Manda juga menjelaskan kehadiran aset kripto tetap tumbuh, walau saat ini market secara keseluruhan sedang mengalami crash. Dia menuturkan, kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, maka risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi.

Manda menuturkan, aset kripto bisa menjadi instrumen pelindung nilai yang baik, guna melawan risiko dari pasar lainnya. Dengan demikian, masih memungkinkan kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi.

Potensi Pertumbuhan Kripto

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

"Fase adopsi kripto saat ini layaknya seperti hari-hari awal adopsi internet. Di tengah tren negatif makroekonomi, sejumlah pihak yang tetap mengakui market akan kembali bullish atau optimis dengan prospek jangka panjang industri kripto," tutur Manda.

"Pemerintah melihat pertumbuhan perdagangan aset kripto baik di Indonesia maupun di dunia sangat dinamis. Hal ini menimbulkan optimisme perkembangan aset kripto yang semakin baik ke depannya,” lanjut dia.

Meskipun begitu, ada sejumlah tantangan yang harus diatasi sebelum kripto dan blockchain menjadi arus utama. Kurangnya pemahaman manajemen risiko hingga stigma negatif masih membayangi pertumbuhan industri kripto. 

Para pelaku industri kripto akan terus berkolaborasi untuk menguatkan edukasi dan literasi aset kripto dan ekosistem blockchain kepada masyarakat Indonesia.

"Kita harapkan fokus utama kami bersama ini, bisa membuahkan hasil yang baik dan trust kepada masyarakat. Selain itu, semua stakeholder bersinergi untuk mempercepat kelengkapan ekosistem kelembagaan aset kripto di Indonesia agar maksimal menggali potensi industri kripto dalam negeri," tandas Manda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya