Liputan6.com, Jakarta - Siklus crypto winter masih menghantui pasar kripto hingga berdampak pada para pelaku industri ini. Tak hanya perusahaan kripto global yang terdampak, tetapi para pelaku industri lokal turut terdampak siklus ini.
Platform perdagangan aset kripto di Indonesia, Tokocrypto, melakukan perubahan strategi bisnis, salah satunya dengan mengurangi 20 persen dari total 227 karyawannya. Hal ini diungkapkan oleh VP Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani.
“Penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20 persen dari 227 karyawan dengan pertimbangan perubahan fokus bisnis, serta memberikan rekomendasi karyawan kepada perusahaan-perusahaan web3 dan blockchain yang selama ini telah menjadi partner kami,” ungkap Rieka dalam siaran pers, dikutip Kamis (22/9/2022).
Advertisement
Perubahan strategi bisnis sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global. Tokocrypto akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.
Seiring dengan penyesuaian yang dilakukan, Tokocrypto memastikan keseluruhan proses akan dilakukan secara transparan dan mematuhi segala peraturan pemerintah yang berlaku.
“Kami menjamin bahwa segala perubahan yang terjadi dalam korporasi, tidak akan berimbas pada standar operasional yang telah ditetapkan untuk melayani seluruh pengguna Tokocrypto. Tokocrypto akan terus berkomitmen untuk tetap optimis membangun industri blockchain yang komprehensif di Indonesia.” jelas Rieka.
Sejak berdiri di 2018, Tokocrypto memiliki perkembangan yang sangat signifikan, baik dari sisi pengguna dan trading volume, serta selalu berkomitmen untuk menjalankan bisnis sesuai regulasi yang berlaku.
Selama empat tahun ini, secara operasional Tokocrypto memiliki tren pertumbuhan positif dan mampu mengelola revenue-nya secara mandiri untuk menjalankan berbagai inisiatif bisnis.
Namun, melihat analisis dan prediksi yang telah dilakukan oleh manajemen dalam mengantisipasi kondisi pasar kripto dan ekonomi global yang berkepanjangan, beberapa langkah baik di eksternal maupun internal harus diambil oleh manajemen.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Dampak Crypto Winter, CEO Coinbase Bakal Kurangi Biaya Pengeluaran Perusahaan
Sebelumnya, pertukaran kripto Coinbase tengah menghadapi tantangan industri dan hambatan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, CEO Coinbase, Brian Armstrong mengungkapkan, perusahaan mencermati cara bagaimana dapat memotong pengeluaran biaya.
Saham Coinbase telah kehilangan lebih dari 70 persen nilainya tahun ini karena perusahaan telah berhadapan dengan "musim dingin kripto" yang terkait dengan jatuhnya harga pasar kripto seperti bitcoin dan ethereum.
Armstrong mengatakan penurunan itu tidak biasa, karena Coinbase telah melalui empat siklus turun dalam 10 tahun sejak ia memulai perusahaan. Sebelumnya, Coinbase sempat menghadapi tekanan inflasi dan potensi resesi.
"Saya pikir salah satu alasan Coinbase begitu sukses dalam 10 tahun terakhir adalah kami hanya mencoba untuk tidak fokus pada pasang surut jangka pendek,” ujar Armstrong dikutip dari CNBC, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Advertisement
Selanjutnya
Coinbase memangkas 18 persen tenaga kerjanya pada Juni, dan Armstrong sebelumnya mengaitkan PHK dengan kemungkinan resesi dan kebutuhan untuk mengelola tingkat pengeluaran biaya perusahaan dan meningkatkan efisiensi.
Armstrong mengatakan PHK dimaksudkan untuk menjadi peristiwa satu kali, tetapi menurutnya apapun bisa saja terjadi saat ini.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda seperti apa dunia setahun dari sekarang," ujarnya.
Armstrong mengatakan Coinbase sedang mengamati dengan cermat pengurangan biaya yang terkait dengan pemasaran, vendor eksternal, dan Amazon Web Services. Dia menambahkan perusahaan juga sedang mencari cara untuk mengubah sebanyak mungkin biaya tetap menjadi biaya variabel.
Pasar Kripto Goyah, Coinbase Berhentikan 1.100 Karyawan
Sebelumnya, pertukaran cryptocurrency, Coinbase akan memangkas 18 persen dari pekerjaan penuh waktu, menurut email yang dikirim ke karyawan pada Selasa, 14 Juni 2022. Coinbase memiliki sekitar 5.000 pekerja penuh waktu, yang berarti pengurangan jumlah 18 persen akan setara dengan 1.100 orang.
CEO Coinbase, Brian Armstrong menunjukkan kemungkinan resesi dan kebutuhan untuk mengelola tingkat pembakaran Coinbase dan meningkatkan efisiensi. Dia juga mengatakan, perusahaan tumbuh "terlalu cepat" selama pasar bullish.
“Kami tampaknya memasuki resesi setelah ledakan ekonomi 10+ tahun. Resesi dapat menyebabkan musim dingin kripto lainnya, dan dapat berlangsung untuk waktu yang lama,” ujar Armstrong dalam email dikutip dari CNBC, Rabu (15/6/20222).
Armstrong menambahkan crypto winter yang lalu telah mengakibatkan penurunan signifikan dalam aktivitas perdagangan.
"Meskipun sulit untuk memprediksi ekonomi atau pasar, kami selalu merencanakan yang terburuk sehingga kami dapat mengoperasikan bisnis melalui lingkungan apa pun," ujar dia.
Advertisement
Perpanjang Pembekuan Rekrutmen
Coinbase awalnya mengatakan akan menghentikan perekrutan. Dua minggu kemudian, raksasa kripto itu mengumumkan mereka memperpanjang pembekuan rekrutmen untuk mempersiapkan masa depan. Awal tahun ini, Coinbase mengatakan pihaknya berencana menambah 2.000 pekerjaan di seluruh divisi produk, teknik, dan desain.
“Biaya karyawan kami terlalu tinggi untuk mengelola pasar yang tidak pasti ini secara efektif. Sementara kami mencoba yang terbaik untuk mendapatkan ini dengan benar, dalam hal ini sekarang jelas bagi saya bahwa kami mempekerjakan berlebihan,” tutur Amstrong.
Berita itu datang selama penurunan mendalam untuk saham Coinbase. Coinbase go public melalui daftar langsung April lalu selama booming di pasar kripto dan investor berteriak-teriak untuk saham teknologi pertumbuhan tinggi.
Sejauh ini saham Coinbase turun 79 persen sepanjang 2022 dan 85 persen dari tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, bitcoin telah turun mendekati USD 22.000 atau sekitar Rp 324,7 juta dan telah kehilangan 53 persen nilainya tahun ini.