Pembiayaan Pakai Utang, Penambang Bitcoin Tertekan saat Tren Pasar Koreksi

Penambang Bitcoin sedang berjuang di bearish market saat ini. Blockstream, penambang Bitcoin terkemuka baru-baru ini mengumpulkan dana yang terpangkas hingga 70 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Des 2022, 14:11 WIB
Diterbitkan 11 Des 2022, 14:11 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Liputan6.com, Jakarta - Bear market atau pasar yang melemah pada 2022 berdampak pada penambang Bitcoin (BTC) secara yang lebih ekstrem dibandingkan penurunan sebelumnya.

Penambangan Bitcoin adalah tulang punggung ekosistem BTC, sehingga pemulihan penambang juga memberikan gambaran tentang pergerakan harga BTC serta kesehatan sektor kripto secara umum.

Melansir Cointelegraph, Minggu (11/12/2022), penambang Bitcoin sedang berjuang di bearish market saat ini. Blockstream, penambang Bitcoin terkemuka baru-baru ini mengumpulkan dana yang terpangkas hingga 70 persen.

Profitabilitas penambangan Bitcoin dapat diukur dengan mengambil pendapatan penambang kilowatt per hour (kWh). Menurut seorang analis Bitcoin untuk Indeks Hashrate, Jaran Mellerud, , bear market penambangan BTC memiliki periode pendapatan berkelanjutan per kWh kurang dari USD 0,25.

Bear market yang pernah terjadi pada 2018 berlangsung hampir setahun, mengirim kWh ke bawah USD 0,12. Mengikuti tren turun, bull market pendek dimulai hingga bear market 2019 dimulai.

Menurut Mellerud, bear market 2019 menghasilkan pendapatan rendah sepanjang masa per kWh sebesar USD 0,083 dan bertahan selama 463 hari, sementara harga Bitcoin turun menjadi USD 5.000. Bear market pertambangan terbaru dimulai pada April 2022. Hingga 8 Desember, bear market terhitung telah berlangsung selama 225 hari dengan pendapatan minimal USD 0,108 per kWh.

Perbedaan antara periode ini dan siklus sebelumnya adalah penambang sebagian besar dibiayai sendiri pada siklus sebelumnya. Sedangkan sekarang, ada banyak penambang yang mendanai pertumbuhan pesat mereka lewat utang. Pada puncaknya, saham penambangan Bitcoin mencapai nilai kumulatif lebih dari USD 17 miliar di bullish market pada 2021.

Bull market meningkatkan minat investor dan mendorong pertumbuhan saham pertambangan BTC meroket dari USD 2 miliar pada November 2020.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekhawatiran Penambang

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Setelah mencapai puncak pasar bullish pada 2021, saham penambangan crypto berada di bawah tekanan besar dan banyak yang anjlok hingga 90 persen. Jumlah utang yang sangat besar yang diambil oleh perusahaan pertambangan publik yang diambil pada level tertinggi Bitcoin sepanjang masa, menciptakan rasio utang terhadap ekuitas yang sangat besar.

Contoh yang bagus tentang bagaimana bear market meningkatkan ketergantungan penambang pada utang adalah dengan melihat Core Scientific. Sebelum bear market tambang, Core Scientific hanya memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,6 persen.

Sejak dimulainya bear market pada April, angka tersebut telah berkembang menjadi lebih dari 24,2 persen debt-to-equity.

Dengan pasar penambang Bitcoin yang diperkirakan akan berlanjut, lebih banyak penambang publik akan menghadapi tekanan ekuitas. Karena hutang penambang terus bertambah, investor mungkin ketakutan, menciptakan harga yang lebih tertekan di pasar saham.


Bitcoin Halving Day Bakal Bayangi Harga Bitcoin

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, kehadiran bitcoin halving day mengurangi kecepatan penambahan bitcoin baru sehingga akan berdampak terhadap harga bitcoin (BTC).

Demikian disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan. Ia menilai, bitcoin halving day akan mempengaruhi harga bitcoin ke depan menyusul bertambahnya waktu, transaksi penambahan bitcoin akan semakin sulit diraih.

Adapun bitcoin halving day adalah peristiwa empat tahun sekali dengan hadiah untuk penambang bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok yang terjadi sampai mencapai batas maksimal kapasitas bitcoin yaitu 21 juta bitcoin.

Oscar mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 91 persen bitcoin yang beredar di seluruh dunia dengan total sekitar 19 juta keping.

“Ada halving untuk mengurangi kecepatan penambahan bitcoin baru dan agar BTC yang beredar tetap terjaga sehingga terhindar dari inflasi. Semakin sulit bitcoin didapatkan, semakin mahal juga harga bitcoin nantinya,” tutur Oscar dikutip dari Antara, Sabtu (10/12/2022).

Oscar menuturkan, selain mempengaruhi trader terkait harga bitcoin yang akan mahal dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi "bull run" pada bitcoin dan kripto.

"Bitcoin halving day tentu mempengaruhi penambang atau miner bitcoin. Bull run kripto adalah pasar kripto yang sedang mengalami kenaikan harga dalam waktu waktu tertentu,” kata dia.

 

 


Permintaan Bakal Meningkat

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Oscar menuturkan,setelah bitcoin dan kripto dikenal masyarakat, jumlah miner bitcoin semakin bertambah. Semakin bertambahnya miner bitcoin, semakin sulit juga bitcoin yang bisa didapatkan, sementara pasokan bitcoin semakin berkurang.

“Karena tingkat kesulitan penambangan yang terus bertambah, miner-miner kecil yang tidak memiliki alat canggih akan kalah bersaing dengan miner pro yang sudah memiliki alat lebih canggih. Karena hadiah para penambang bitcoin dibagi dua, maka di tahun 2024, nanti saat bitcoin halving day, hadiah untuk para miners akan dikurangi menjadi 3,125 BTC,” tutur dia.

Oscar menilai, bitcoin ada kemungkinan berakhirnya pasokan pada 2140. Usai bitcoin habis, dan tidak ada bitcoin halving day kembali. “Besar kemungkinan permintaan untuk bitcoin akan meningkat,” ujar dia.

Ia menambahkan, bagi trader aset kripto yang hendak mengumpulkan portofolio bitcoin, dapat memulai cicil beli pada harga saat ini ketika pasar sedang bearish atau turun. “Jangan lupa untuk terus pelajari istilah dalam perdagangan kripto. Hal ini agar ilmu kita mengenai investasi kripto semakin bertambah,” kata dia.

Pada pekan pertama Desember 2022, harga bitcoin terlihat cenderung alami kenaikan meski persentase cukup kecil. Berdasarkan data dari Indodax per Jumat, 9 Desember 2022 pukul 09.30 WIB, bitcoin berada di harga Rp 268 juta.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya