Liputan6.com, Jakarta - BlackRock, perusahaan manajer aset terbesar di dunia dengan total aset kelolaan sekitar USD 11,6 triliun, saat ini memiliki lebih dari 567.000 Bitcoin (BTC) dengan nilai lebih dari USD 47,8 miliar. Kepemilikan ini menjadikan BlackRock sebagai salah satu pemegang BTC terbesar di dunia.
Menurut Arkham Intelligence, akuisisi BTC terbaru BlackRock terjadi pada 14 Maret, ketika dompet Coinbase Prime mentransfer 268 BTC senilai lebih dari USD 22 juta ke dompet iShares Bitcoin ETF (IBIT) milik BlackRock. Data dari Arkham juga menunjukkan BlackRock memiliki lebih dari 1,2 juta Ether (ETH) senilai lebih dari USD 2,3 miliar, sekitar 70 juta USDC (stablecoin USDC), serta berbagai altcoin lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir Cointelegraph, Sabtu (15/3/2025), ETF Bitcoin dianggap sebagai peluncuran ETF paling sukses dalam sejarah, karena manajer aset seperti BlackRock mendorong puluhan miliar dolar ke pasar kripto dan mengubah pola rotasi modal dalam investasi kripto.
Advertisement
ETF Kripto Alami Penarikan Dana Selama Empat Pekan Berturut-turut
ETF kripto mengalami arus keluar dana selama empat minggu berturut-turut pada Februari hingga awal Maret 2025 akibat ketidakpastian makroekonomi dan kekhawatiran terhadap perang dagang yang berkepanjangan.
Menurut CoinShares, total dana yang keluar akibat penurunan pasar baru-baru ini mencapai USD 4,75 miliar, dengan rekor tertinggi pada pekan 9 Maret sebesar USD 876 juta. Dana iShares Bitcoin (IBIT) milik BlackRock mengalami arus keluar sebesar USD 193 juta pada pekan tersebut, sementara seluruh ETF BTC mencatat arus keluar sebesar USD 756 juta sejak awal bulan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Portofolio BlackRock
Meskipun volatilitas meningkat dan ketidakpastian makroekonomi masih tinggi, BlackRock tetap memasukkan IBIT ke dalam model portofolionya pada Februari 2025.
Model portofolio BlackRock adalah paket investasi yang sudah dirancang sebelumnya, mencakup berbagai instrumen keuangan dengan profil risiko yang berbeda. Portofolio ini ditawarkan kepada manajer aset, yang kemudian menawarkannya kepada investor.
Inklusi suatu ETF atau aset dalam model portofolio dapat meningkatkan arus masuk modal dengan menarik lebih banyak investor. Dalam kasus IBIT, memasukkan ETF ini ke dalam portofolio investasi preset akan membuka peluang bagi investor pasif untuk memiliki eksposur terhadap Bitcoin tanpa harus menyimpan aset digital tersebut sendiri atau melakukan transaksi on-chain.
Dana Bitcoin BlackRock Tergerus USD 420 Juta di Tengah Aksi Penarikan Investor
Investor dalam BlackRock iShares Bitcoin Trust menarik dana sebesar USD 420 juta dalam satu hari karena harga Bitcoin turun ke level terendah dalam setahun. ETF Bitcoin spot BlackRock (IBIT) kehilangan 5.000 BTC pada 26 Februari-menjadi arus keluar terbesar yang pernah terjadi, melampaui rekor sebelumnya sebesar USD 332 juta pada 2 Januari.
Penarikan besar-besaran ini mengikuti arus keluar terbesar pada 24 Februari, di mana lebih dari USD 1,1 miliar keluar dari berbagai produk investasi kripto. Secara keseluruhan, ETF Bitcoin mengalami arus keluar hampir USD 3 miliar dalam tujuh hari perdagangan terakhir.
Advertisement
Arus Keluar
Arus keluar dari BlackRock menyebabkan total dana keluar dalam sehari mencapai USD 756 juta, menurut data awal dari CoinGlass. Namun, Presiden ETF Store, Nate Geraci, mengatakan bahwa ini kemungkinan hanya fluktuasi jangka pendek.
Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) juga mengalami tujuh hari berturut-turut arus keluar, dengan tambahan USD 145,7 juta keluar pada 26 Februari. Sementara itu, beberapa perusahaan lain seperti Bitwise, Ark 21Shares, Invesco, Franklin, WisdomTree, dan Grayscale juga mencatat penarikan dana antara USD 10 juta hingga USD 60 juta.
Pasar kripto terus mengalami tekanan, dengan total kapitalisasi pasar turun 5,6% dalam sehari menjadi USD 2,9 triliun, sementara harga Bitcoin turun hingga USD 82.455 pada 26 Februari. Saat ini, pasar telah mengalami koreksi sebesar 25%, dengan USD 1 triliun keluar dari pasar sejak mencapai rekor tertinggi pada 17 Desember.
Namun, CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, menegaskan bahwa menjual dalam kondisi panik adalah kesalahan pemula, karena dalam siklus bull Bitcoin, koreksi 30% adalah hal yang biasa. Ia mengingatkan bahwa pada 2021 Bitcoin pernah turun 53% sebelum kembali ke rekor tertinggi.
"Strategi investasi terburuk adalah membeli saat harga naik dan menjual saat harga turun," ujarnya di platform X.
Beberapa analis dan pakar industri, seperti salah satu pendiri BitMEX, Arthur Hayes, serta kepala riset 10x Research, Markus Thielen, menilai bahwa mayoritas investor ETF Bitcoin adalah hedge fund yang mencari keuntungan dari arbitrase, bukan investor BTC jangka panjang.
Mereka kini mulai melepas posisi mereka karena peluang keuntungan dari arbitrase semakin menipis. Pada 24 Februari, Hayes memperkirakan harga BTC bisa turun ke USD 70.000 akibat arus keluar dari ETF spot yang terus berlanjut. Para trader juga mengincar level USD 74.000 sebagai area kritis, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menerapkan tarif perdagangan tambahan.
