Pluang Gandeng UGM Siapkan Generasi Muda Cerdas Investasi

Kelompok investor muda dan pemula yang perlu dibekali pengetahuan finansial sejak dini.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 31 Des 2022, 13:59 WIB
Diterbitkan 31 Des 2022, 13:59 WIB
Ilustrasi Pluang (Dok: Pluang)
Ilustrasi Pluang (Dok: Pluang)

Liputan6.com, Jakarta - Pluang, platform investasi multi-aset di Indonesia, bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dalam meningkatkan kapasitas keterampilan finansial generasi muda. 

Lewat kerja sama ini, Pluang menekankan pelajar dan mahasiswa merupakan kelompok investor muda dan pemula yang perlu dibekali pengetahuan finansial sejak dini guna mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik. 

Kolaborasi ini ditandai dengan Talk Show “Smart Investment for Smart Generation: Tren Finansial Anak Muda menjelang 2023” pada Selasa lalu, 20 Desember 2022. Diskusi ini menghadirkan Guru Besar Hukum Bisnis Universitas Gadjah Mada, Paripurna dan Co-Founder Pluang, Claudia Kolonas.

Claudia Kolonas menjelaskan bagaimana generasi muda secara historis bersinggungan dengan beberapa krisis ekonomi yang membentuk pola pikir finansial generasi tersebut. 

Milenial dan Generasi Z merupakan generasi muda yang telah mengalami tiga gelombang krisis ekonomi, krisis finansial Asia di 1998, krisis global subprime mortgage dan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Di masa pandemi ini, para generasi Z sedang melewati masa-masa lulus kuliah, perdana masuk dunia kerja dan meniti karir. Tumbuh dengan kondisi ketidakpastian terus menerus mempengaruhi bagaimana cara pandang mereka terhadap manajemen keuangan,” ujar Claudia dalam siaran pers dikutip, Jumat, 30 Desember 2022.

Berdasarkan hasil studi terkait platform investasi multi-aset pada 2022, keterwakilan pemuda dalam proporsi investor ritel mencapai hampir 75 persen dengan mayoritas usia 18-35 tahun. 

Di antara investor ritel muda ini, kelompok pelajar atau mahasiswa menempati proporsi yang signifikan. Antusiasme ini penting untuk diapresiasi dan didorong ke arah yang jauh lebih produktif sebab mereka menjadi generasi yang sedari dini sadar akan pentingnya investasi. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pola Kritis Investasi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Adapun Paripurna mengingatkan pentingnya mahasiswa memiliki pola pikir kritis dalam berinvestasi. 

"Secara DNA, Generasi Z seperti sudah dipersiapkan untuk menghadapi ketidakpastian di berbagai hal. Membagi proporsi aset investasi dengan kritis berdasarkan kemungkinan risiko menjadi sebuah keniscayaan bagi generasi yang tumbuh di dunia yang serba tidak pasti ini," ujar Paripurna.

Berbicara tentang legalitas, perlindungan hukum akan didapatkan para investor hanya jika mereka berinvestasi di platform yang legal. Paripurna juga melanjutkan penting bagi investor muda untuk membaca prasyarat dan kondisi keuntungan maupun risiko yang mungkin terjadi. Jangan sampai menghabiskan modal dengan berinvestasi di satu aset hanya jadi ajang adu keren tanpa ada manajemen risiko di kemudian hari. 

Urgensi edukasi finansial sejak dini menjadi motivasi utama Pluang bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia guna menyasar para investor muda dan pemula. 

Mengambil data OECD pada 2020, tendensi masyarakat Indonesia untuk terjebak investasi bodong (scam, fraud) sebesar 22,5 persen. Angka ini hampir empat kali lipat dari tingkat rata-rata secara global (4,4 persen).

Kondisi literasi keuangan terkini Indonesia memiliki urgensi untuk ditingkatkan, sehingga relasi finansial anak muda, dari mulai spending, saving sampai investing bisa jauh lebih sehat. 

3 Raksasa Produsen Makanan Ini Jajaki NFT dan Metaverse

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sebelumnya, sejumlah perusahaan besar makanan baru-baru ini mulai memposisikan diri mereka dalam ekosistem Web3 dengan mengajukan aplikasi merek dagang untuk Metaverse dan Non Fungible Token (NFT).

Dilansir dari Cointelegraph. Rabu (30/11/2022), pengacara merek dagang berlisensi Mike Kondoudis berbagi dalam sebuah cuitan di Twitter, Kraft Foods Group telah mengajukan merek dagang untuk Weinermobile berbentuk hot dog yang ikonik pada 12 Oktober 2022. 

Kraft Foods

Pengarsipan tersebut mengungkapkan merek tersebut berencana untuk memperluas bisnis ke NFT, token digital, barang virtual, pasar NFT, makanan, minuman, dan restoran virtual.

Pendaftaran merek dagang juga menunjukkan Kraft Foods Group memiliki rencana untuk mengoperasikan restoran virtual, serta menampilkan barang-barang virtual untuk pengiriman ke rumah baik di dunia nyata maupun virtual.

In-N-Out Burger

Sebelumnya, Pada 6 Oktober 2022, merek makanan populer dan rantai makanan cepat saji, In-N-Out Burger mengajukan aplikasi merek dagang serupa dengan rencana untuk mengoperasikan toko ritel online yang menampilkan barang-barang virtual yaitu, makanan, minuman, dan barang dagangan yang terkait dengan merek untuk digunakan di dunia maya online.

Menurut aplikasi merek dagang, In-N-Out Burger berencana untuk menyediakan, penggunaan sementara perangkat lunak online yang tidak dapat diunduh bagi pengguna untuk mengakses, mengirimkan, menukar, dan menetapkan kepemilikan barang virtual, token blockchain, token yang tidak dapat dipertukarkan, media digital, digital file, dan aset digital di bidang makanan, minuman, restoran, dan merchandise.

Del Monte

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Pada 10 Oktober, Mike Kondoudis juga melaporkan Del Monte Foods telah mengajukan delapan aplikasi merek dagang untuk merek dasarnya "Del Monte" dan "The Del Monte Sheild," dengan rencana untuk membuat NFT, media yang didukung NFT, pasar virtual online, virtual restoran, toko, makanan dan minuman.

Aplikasi merek dagang juga mengungkapkan Del Monte Foods bermaksud untuk memperluas ke ruang perangkat lunak Web3. 

Menurut aplikasi, merek akan menghasilkan perangkat lunak untuk mengunggah, mentransmisikan, menerbitkan, menyimpan, mengelola, memverifikasi, mengautentikasi, dan mengomunikasikan mata uang digital, koleksi kripto, token digital, file digital, gambar, rekaman suara, rekaman video, virtual objek, dan produk dan layanan virtual.

Pada September, Cointelegraph melaporkan jumlah merek dagang AS yang diajukan terkait dengan cryptocurrency, NFT, Web3, dan Metaverse telah tumbuh secara eksponensial dalam setahun terakhir.

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya