Pasar Kripto Belum Pulih, Investor Tunggu Rilis Data Inflasi AS

Dalam jangka pendek, pada pekan ini investor juga menantikan data Consumer Price Index (CPI) AS.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Feb 2023, 13:16 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 13:16 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto terpantau belum pulih sejak pergerakan yang mengecewakan pada akhir pekan lalu. Gerak pasar cenderung sideways atau datar imbas investor yang masih menunggu momentum data makroekonomi terbaru yang rilis pada pekan ini, yaitu data inflasi AS Januari.

Tim riset Tokocrypto, dalam analisis harian yang diterima Liputan6.com, Senin (13/2/2023) mengatakan pasar kripto mengalami penurunan pasca konflik yang terjadi antara Kraken dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) soal fitur staking. 

“Para investor yang sedang menunggu momen untuk short maupun long pun harus menahan diri terlebih dulu, mengingat sejumlah hal yang terjadi,” kata tim riset Tokocrypto.

Pada awal pekan ini, muncul kabar SEC berencana untuk menuntut perusahaan Paxos karena melanggar undang-undang perlindungan investor sehubungan dengan Binance USD. 

Paxos adalah pemilik dan penerbit BUSD, stablecoin dengan jaminan Dolar AS yang telah ada sejak perusahaan menjalin kemitraan dengan Binance pada September 2019.

Serangkaian kabar tersebut membuat investor tidak diragukan lagi akan memantau dengan cermat apakah regulasi yang ketat mulai merayap lebih jauh ke dalam sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi). Ini bisa menjadi penghambat besar untuk market kripto bull run. 

Sentimen bearish pun terus mengalami peningkatan. Ini terlihat dari Bitcoin Fear and Greed Index yang turun dari level 50 ke 48 dengan kategori Neutral pada Senin pagi ini. Pelaku pasar kripto masih harap-harap cemas menunggu pergerakan impulsif dari Bitcoin dan altcoin.

Investor Tunggu Data Inflasi AS

Terlepas dari itu dalam jangka pendek, pada pekan ini investor juga menantikan data Consumer Price Index (CPI) alias Indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pada Selasa, 14 Februari 2023. Banyak analis berharap ada penurunan 0,4 persen dalam CPI untuk Januari menjadi 6,1 persen dari 6,5 persen. 

Data inflasi ini akan digunakan oleh The Fed untuk menetapkan suku bunga. Dengan begitu peluang bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada pertemuannya bulan depan semakin terbuka lebar. 

“Diharapkan apabila tingkat inflasi AS mengalami penurunan, Bitcoin kembali menghijau. Ini akan merangsang market kripto bergerak reli untuk menembus kerugian sebelumnya,” pungkas tim riset Tokocrypto.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya