Penipu Ini Taubat, Akui Bakal Pensiun Mencuri Kripto

Penipu dengan nama samaran Monkey Drainer memposting di saluran Telegram

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Mar 2023, 06:21 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Penipu phishing kripto yang berada di balik beberapa kasus pencurian Web3 yang paling terkenal dan bernilai tinggi mengklaim telah mengakhiri perbuatannya, dengan mengatakan sudah saatnya beralih ke sesuatu yang lebih baik.

Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (7/3/2023), penipu dengan nama samaran Monkey Drainer memposting di saluran Telegram pada 1 Maret akan segera menutup dan semua file, server, dan perangkat terkait dengan penguras "akan dihancurkan segera" dan "tidak akan kembali.

Penipu bahkan memberikan saran kepada "penjahat siber muda" yang berkembang mengatakan mereka tidak boleh kehilangan diri dalam mengejar uang mudah dan hanya mereka yang dengan tingkat dedikasi tertinggi harus mengoperasikan kelompok kejahatan siber dengan skala besar.

Perusahaan keamanan blockchain PeckShield mengatakan di Twitter pada 1 Maret dalam sehari terakhir, dompet Monkey Drainer mendepositkan sekitar 200 Ether senilai USD 330.000 atau setara Rp 5 miliar (asumsi kurs Rp 15.339 per dolar AS) ke layanan pencampur kripto Tornado Cash, mencoba menyembunyikan dan mencampurkan dana mereka.

Monkey Drainer diperkirakan telah beroperasi sejak akhir 2022 dan telah mencuri hingga USD 13 juta atau setara Rp 199,4 miliar dalam kripto dan NFT sejak saat itu. 

Mungkin salah satu pencurian dengan nilai tinggi dan terkenal dari penguras dompet baru-baru ini adalah serangan pada Januari pada Kevin Rose, salah satu pendiri koleksi NFT Moonbirds.

Dompet Rose dikuras setelah ia menyetujui tanda tangan yang berbahaya pada situs phishing yang mentransfer lebih dari USD 1,1 juta atau setara Rp 16,9 miliar dari NFT pribadinya ke penyerang.

 


SEC Bekukan Aset BKCoin Terkait Dugaan Skema Ponzi Kripto

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Komisi Sekuritas dan Bursa AS ( SEC) mengajukan tindakan darurat terhadap penasihat investasi BKCoin Management dan salah satu prinsipalnya sehubungan dengan dugaan skema penipuan kripto senilai USD 100 juta atau setara Rp 1,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.357 per dolar AS). 

SEC mengatakan berhasil membekukan aset BKCoin Management, penunjukan penerima dan bantuan darurat lainnya terhadap perusahaan yang berbasis di Miami itu. 

Keluhan SEC, diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan Florida, menuduh BKCoin melanggar ketentuan anti penipuan undang-undang sekuritas federal. 

Dari setidaknya Oktober 2018 hingga September 2022, SEC mengatakan dalam rilis 6 Maret, BKCoin mengumpulkan sekitar USD 100 juta dari setidaknya 55 investor untuk berinvestasi dalam aset kripto.

SEC menuduh BKCoin malah menggunakan sebagian uang itu untuk melakukan pembayaran seperti Ponzi dan untuk penggunaan pribadi. 

“Para terdakwa mengabaikan struktur dana, mencampurkan aset investor, dan menggunakan lebih dari USD 3,6 juta atau setara RP 55,2 miliar untuk melakukan pembayaran seperti Ponzi untuk mendanai investor,” kata SEC, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (7/3/2023). 

BKCoin didirikan pada 2018 oleh Kevin Kang dan Carlos Betancourt. Kang dipecat pada Oktober karena diduga menyalahgunakan USD 12 juta aset atau setara Rp 184,2 miliar dari tiga dana multistrategi, menurut pengajuan pengadilan ke Pengadilan Sirkuit AS di Florida.

Pengaduan tersebut juga mengatakan Kang menyalahgunakan setidaknya USD 371.000 atau setara Rp 5,6 miliar uang investor untuk membayar, antara lain, liburan, tiket acara olahraga, dan apartemen di New York City.

Kang diduga berusaha menyembunyikan penggunaan uang investor yang tidak sah dengan memberikan dokumen yang diubah dengan saldo rekening bank yang membengkak kepada administrator pihak ketiga untuk mendapatkan dana tertentu.

 

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Kasus Lain

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Influencer kripto Venezuela terkemuka Newman Perez awal bulan ini alami perdebatan di Kolombia oleh seorang pria yang menuduhnya mencuri dananya. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (6/3/2023), Perez sebenarnya orang Venezuela, saat ini dia tinggal di Kolombia karena dia dicari di Venezuela atas tuduhan penipuan terus-menerus, ancaman terhadap pejabat publik, perubahan barang, dan kekerasan pribadi.

Influencer yang memiliki pengikut Instagram lebih dari 668.000, telah meluncurkan beberapa bisnis sebelumnya. Salah satu yang tertua dan paling terkenal adalah situs web Apreciodepana.com, yang menurut Perez didukung oleh Google Ventures.

Setelah kejadian tersebut, Perez mengatakan di akun Instagramnya itu semua adalah “eksperimen sosial”. Namun beberapa pengikutnya percaya itu hanya sebuah alasan.

Tak lama setelah itu, Perez mengarahkan pengikutnya ke siaran pers yang diterbitkan di Forbes, mempromosikan proyek kripto terbarunya yaitu BNB Beats.

Kontroversi BNB Beats

BNB Beats, aplikasi kripto di jaringan BNB Chain, mengklaim itu menghasilkan pengembalian harian 1 persen dan 3 persen per hari dari jumlah berapapun yang diinvestasikan oleh penggunanya. 

Buku putihnya tidak menjelaskan apa yang dilakukannya, tetapi mengatakan berfokus pada "meningkatkan kualitas hidup manusia" melalui pendidikan, kepercayaan, dan inovasi.

Baru-baru ini, DappBay, pusat aplikasi yang dibuat oleh Binance pada Juli 2022 mengeluarkan peringatan merah pada BNB Beats milik Perez, yang berarti proyek itu telah ditandai sebagai penipuan. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya