Bank Asal Swiss SEBA Bank Kantongi Izin Layanan Kripto di Hong Kong

Lisensi tersebut memungkinkan SEBA Hong Kong untuk memperdagangkan dan mendistribusikan semua sekuritas, termasuk aset kripto

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Nov 2023, 11:35 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 11:35 WIB
Bank Asal Swiss, SEBA Bank Terima Persetujuan Sediakan Layanan Kripto di Hong Kong
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Bank kripto terkemuka SEBA Bank telah mengumumkan cabangnya di Hong Kong telah menerima persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Berjangka (SFC) untuk menawarkan layanan terkait kripto. 

Dengan persetujuan lisensi dari SFC ini, SEBA Bank telah menambahkan Hong Kong ke dalam persetujuan yang ada dari Swiss dan Abu Dhabi. 

Menurut pengumuman yang dibuat oleh SEBA Bank, lisensi tersebut memungkinkan SEBA Hong Kong untuk memperdagangkan dan mendistribusikan semua sekuritas, termasuk aset kripto seperti derivatif OTC dan produk terstruktur. 

SFC juga telah memberikan izin kepada bank kripto untuk memberikan saran mengenai sekuritas dan mata uang kripto, serta manajemen aset untuk sekuritas tradisional dan akun opsional dalam mata uang kripto.

Anggota Dewan Eksekutif SEBA Bank APAC, Amy Yu mengatakan melayani nasabah APAC selalu menjadi bagian integral dari DNA SEBA Bank. 

“Posisi kawasan ini di garis depan keuangan, perdagangan. inovasi telah lama menjadi daya tarik bagi kami,” kata Yu, dikutip dari Coinmarketcap, Sabtu (11/11/2023). 

SEBA Bank berekspansi ke Hong Kong dengan kantor baru tak lama setelah otoritas Hong Kong merilis serangkaian pernyataan kebijakan mengenai mata uang kripto pada November tahun lalu, dan mengumumkan mereka akan kembali melayani perusahaan yang berfokus pada kripto di wilayah administratif khusus Tiongkok. 

Saat ini, SEBA Bank menyediakan layanan terkait kripto di seluruh dunia dari kantor teregulasinya di Swiss, Abu Dhabi, dan Hong Kong.  

Bulan lalu, SFC memperbarui panduannya mengenai aktivitas terkait mata uang kripto untuk perantara dengan dua langkah perlindungan investor tambahan. Wilayah administratif khusus secara resmi meluncurkan rezim lisensi untuk platform perdagangan kripto pada Juni, memungkinkan pertukaran kripto berlisensi untuk menawarkan layanan kripto individual.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Regulator Global Sebut Bank Harus Ungkap Eksposur Kripto pada 2025

Ilustrasi kripto (Foto: worldspectrum/Pixabay)
Ilustrasi kripto (Foto: worldspectrum/Pixabay)

Sebelumnya diberitakan, rancangan terbaru panduan yang diterbitkan oleh pembuat standar internasional Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan mengharuskan bank mengungkapkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang aktivitas kripto.

Rencana tersebut menambah persyaratan modal besar dan kuat yang telah diberlakukan oleh komite untuk mencegah bank memegang kripto yang tidak didukung seperti bitcoin (BTC) dan ether (ETH) menyusul gejolak yang mempengaruhi pemberi pinjaman terkait kripto seperti Signature Bank dan Silicon Valley Bank.

Berdasarkan proposal tersebut, yang akan berlaku pada 2025, bank akan diminta untuk mengungkapkan informasi kualitatif tentang aktivitas mereka terkait dengan aset kripto dan informasi kuantitatif mengenai eksposur terhadap aset kripto.Tak hanya itu, bank juga harus mengungkapkan persyaratan modal dan likuiditas terkait kripto.

“Format pengungkapan yang umum akan mendukung penerapan disiplin pasar dan membantu mengurangi asimetri informasi antara bank dan pelaku pasar,” kata Komite Basel, dikutip dari CoinDesk, Rabu (8/11/2023).

Rencana tersebut telah disetujui dua minggu lalu oleh komite tersebut, yang menetapkan norma bagi pemberi pinjaman keuangan tradisional yang dirancang untuk menghindari terulangnya krisis keuangan pada 2008, dan terbuka untuk konsultasi hingga Januari 2024.

 

Warren Buffett Cuan Rp 3,9 Triliun dari Investasi di Fintech Kripto Nubank

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Sebelumnya diberitakan, investor ternama Warren Buffett yang juga seorang pengkritik mata uang kripto telah memperoleh keuntungan besar dari investasinya di Nubank, sebuah lembaga keuangan dengan berbagai layanan terkait mata uang kripto.

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (8/11/2023), pada 2021, perusahaan Buffett, Berkshire Hathaway, membeli 107 juta saham Nu Holdings, perusahaan induk Nubank, dengan total investasi USD 750 juta atau setara Rp 11,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.645 per dolar AS). 

Sejak itu, belum ada satu pun saham yang terjual. Harga saham Nu melonjak 106 persen sejak investasi tersebut, Nubank mencapai nilai puncak lebih dari satu miliar dolar pada Februari 2022. Kenaikan harga saham ini memungkinkan Buffett memperoleh keuntungan kertas sekitar USD 250 juta atau setara Rp 3,9 triliun.

Nubank adalah platform fintech terkemuka di Amerika Selatan, melayani lebih dari 85 pelanggan di seluruh Brasil, Kolombia, dan Meksiko, serta layanan terkait kripto kepada lebih dari 1,35 juta pelanggan. 

Layanan ini mencakup platform keuangan digital untuk memperdagangkan Bitcoin dan Ethereum, platform perdagangan dengan produk ETF Bitcoin, dan token loyalitas Nubank yang berjalan di blockchain Polygon.

Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Buffett sering menjadi subjek wawancara mengenai pendapatnya mengenai perekonomian, inovasi baru, dan peristiwa dunia yang lebih luas. 

Dia sering ditanya tentang Bitcoin dan mata uang kripto karena dia adalah seorang kritikus vokal yang mempertanyakan nilai dan masa depannya sebagai mata uang global.

 

Hakim AS Tolak Pengajuan Banding SEC Kepada Perusahaan Kripto Ripple

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Sebelumnya diberitakan, seorang hakim AS menolak upaya Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk mengajukan banding terhadap Ripple terkait keputusan token digital XRP bukanlah sekuritas ketika dijual ke masyarakat umum.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (6/10/2023), Hakim federal Analisa Torres di Distrik Selatan New York mengeluarkan keputusannya pada Rabu, 4 Oktober 2023 dalam kasus yang melibatkan Ripple Labs dan token XRP-nya, dengan mengatakan tidak ada dasar substansial untuk perbedaan pendapat tentang temuannya.

Torres adalah hakim yang memutuskan pada Juli XRP hanya merupakan sekuritas jika dijual kepada investor institusi. Penjualan XRP di bursa publik kepada pelanggan ritel dan memang mematuhi undang-undang sekuritas federal.

Keputusan awalnya dipuji sebagai kemenangan di dunia kripto, dan keputusannya untuk menolak banding SEC juga dirayakan oleh beberapa pelaku industri. 

Setelah pengumuman ini, saham perusahaan kripto termasuk Coinbase Global (COIN), Microstrategy (MSTR), dan perusahaan pertambangan bitcoin, Marathon Digital (MARA) dan Riot Platforms, Inc (RIOT) naik pada pembukaan Rabu antara 1 persen hingga 11 persen.

SEC dan ketuanya Gary Gensler telah berulang kali berargumen mata uang kripto tertentu adalah sekuritas dan oleh karena itu harus diawasi oleh lembaga AS, menggunakan pernyataan tersebut sebagai dasar untuk beberapa tuntutan hukum terhadap pemain industri besar.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya