Liputan6.com, Jakarta - Bitkub Capital Group Holdings, pemilik bursa kripto terbesar di Thailand, merencanakan penawaran umum perdana saham pada 2025. Informasi ini disampaikan langsung oleh Chief Executive Officer Bitkub, Jirayut Srupsrisopa dalam sebuah wawancara pada Senin, 1 April 2024.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (2/4/2024), Jirayut mengatakan Bitkub berencana untuk go public di Bursa Efek Thailand dalam upaya meningkatkan profil perusahaan dan mengumpulkan uang. Bitkub sedang dalam proses merekrut penasihat keuangan untuk pencatatan tersebut.
Baca Juga
Bitkub Capital sebelumnya telah mengisyaratkan rencana untuk melakukan IPO di Thailand dalam surat pemegang saham pada 2023, tanpa menentukan target jangka waktu.
Advertisement
Persaingan bagi pedagang kripto di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini semakin memanas, dengan Binance dan Kasikornbank Pcl mengambil langkah untuk merebut pangsa pasar dari Bitkub dalam enam bulan terakhir.
Jumlah akun perdagangan kripto aktif di Thailand melonjak menjadi 238,000 pada Maret, level tertinggi sejak September 2022, menurut data yang dilacak oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand.
Valuasi
Pada Juli tahun lalu, Bitkub menjual 9,2% saham di Bitkub Online Co., unit pertukaran kripto-nya, kepada Asphere Innovations Pcl seharga USD 16,5 juta atau setara Rp 262,2 miliar (asumsi kurs Rp 15.893 per dolar AS).
Jirayut mengatakan dia memperkirakan valuasi Bitkub Online, yang dipatok sekitar 6 miliar baht dalam kesepakatan itu, akan meningkat karena volume perdagangan di platform mendekati level yang belum pernah terlihat sejak pasar bullish kripto terakhir pada 2021. Bitkub Online menyumbang sekitar 80% pendapatan Bitkub Capital.
Ketika reli Bitcoin ke rekor tertinggi memicu optimisme baru, Bitkub berkembang setelah memangkas jumlah karyawannya sekitar 6% pada 2022 dan 2023. Jirayut mengatakan dia bertujuan untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja menjadi 3.000 orang pada 2025, naik dari 2.000 saat ini.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Utang AS Meroket, Harga Bitcoin Bakal Makin Mahal?
Sebelumnya, CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz dalam postingannya di platform media sosial X memperingatkan kenaikan utang nasional Amerika Serikat. meningkatnya utang nasional AS. Ia juga menguraikan serangkaian proposal yang bertujuan untuk mengatasi tantangan fiskal ini.
“Apa yang tidak ingin didengar oleh siapa pun adalah bahwa kita perlu memotong pengeluaran pemerintah secara drastis,” tulis Novogratz, dikutip dari News.bitcoin, Selasa (2/4/2024).
Selain itu, ia juga mendesak kenaikan pajak bagi sebagian orang kaya.
“Jika kita melakukan semua ini, kita 'mungkin' memiliki peluang untuk tidak mengalami spiral kematian utang. Saat ini jumlah (utang AS) USD 34 triliun. (Artinya bertambah) USD 1 triliun setiap 100 hari. 35, 36, 37,” jelasnya.
Dalam situasi tersebut, menurutnya, dapat meyakinkan suatu individu untuk membeli Bitcoin (BTC) dan aset kripto lainnya.
Diketahui, Novogratz adalah pendukung bitcoin yang kuat. Dia baru-baru ini memperkirakan bahwa nilai bitcoin akan mencapai USD 100.000 tahun ini dan aset kripto tidak akan turun di bawah USD 55.000.
Dia mencatat bahwa saat ini ada “momentum yang tidak terkendali” dalam dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) dan “permintaan global yang luar biasa terhadap bitcoin.”
Ketika peringatan tentang krisis utang AS meningkat, beberapa investor menjajaki bitcoin sebagai potensi lindung nilai.
Advertisement
Utang Mengkhawatirkan
Pada Oktober 2021, Senator Cynthia Lummis memuji bitcoin selama pidatonya di senat saat dia menyampaikan kekhawatiran mengenai meningkatnya utang nasional.
Dia telah menjadi pemegang bitcoin sejak tahun 2013, melihat mata uang kripto sebagai penyimpan nilai yang besar.
Adapun Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, telah berulang kali memperingatkan tentang membengkaknya utang nasional AS, dan mendesak investor untuk membeli bitcoin bersama dengan emas dan perak.
Ia juga meramalkan berakhirnya kekaisaran Amerika serupa dengan jatuhnya Kekaisaran Romawi.