Argentina Terapkan Peraturan Baru bagi Perusahaan yang Tawarkan Layanan Kripto

Sebagai bagian dari reformasi Anti Pencucian Uang (AML) dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme (CFT) di Argentina, perusahaan tertentu yang tawarkan layanan terkait kripto harus mendaftar ke pemerintah

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Apr 2024, 12:05 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 12:05 WIB
Argentina Terapkan Peraturan Baru bagi Perusahaan yang Tawarkan Layanan Kripto
Pemerintah Argentina telah memulai penegakan peraturan agar pertukaran mata uang kripto dapat beroperasi secara legal di negara tersebut. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Argentina telah memulai penegakan peraturan agar pertukaran mata uang kripto dapat beroperasi secara legal di negara tersebut. Comisión Nacional de Valores (CNV), regulator sekuritas Argentina, mengumumkan penyedia layanan aset virtual harus mematuhi rekomendasi dari Financial Action Task Force (FATF). 

Sebagai bagian dari reformasi Anti Pencucian Uang (AML) dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme (CFT) di negara tersebut, perusahaan tertentu yang menawarkan layanan terkait kripto harus mendaftar ke pemerintah Argentina.

Presiden CNV, Roberto Silva menekankan, penyedia layanan aset virtual yang gagal mendaftar tidak akan dapat beroperasi di negara tersebut. 

"Penerapan undang-undang ini mempengaruhi penyedia kripto di Argentina mendapatkan momentum ketika senat negara tersebut menyetujui modifikasi yang bertujuan mencegah pencucian uang dan pendanaan teroris pada 14 Maret,” kata Silva, dikutip dari Coinmarketcap, Senin (15/4/2024).

Usulan perubahan undang-undang Argentina mengenai pengguna kripto dilaporkan diperkenalkan sebelum Javier Milei terpilih sebagai Presiden pada November 2023. Milei dipuji oleh banyak penggemar mata uang kripto pada saat itu karena sikapnya yang tampak positif terhadap Bitcoin

Namun, penerapan persyaratan FATF telah menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan aset digital di Argentina. Dampak dari persyaratan ini terhadap bisnis yang beroperasi di Argentina dan pelanggan yang ingin memanfaatkan layanan mereka masih belum pasti. 

Strike, sebuah aplikasi populer di Argentina untuk memfasilitasi pembayaran Bitcoin melalui jaringan Lightning, dilaporkan telah menonaktifkan opsi bagi penduduk setempat untuk mengirim fiat ke rekening bank.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

Setelah Brasil, Bursa Kripto OKX Kini Ekspansi ke Argentina

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Sebelumnya, OKX, salah satu bursa mata uang kripto terbesar di dunia, mengumumkan perluasan operasinya ke Argentina. Perusahaan ini akan menawarkan rangkaian layanannya kepada masyarakat Argentina.

Tak hanya itu, OKX juga merambah pasar mata uang kripto peer-to-peer (P2P), sebuah alat yang memungkinkan pengguna untuk menegosiasikan perdagangan dengan akses ke dukungan pelanggan.

Dompet mata uang kripto Web3 dengan hak asuh mandiri adalah salah satu produk yang dibawa OKX ke Argentina, memungkinkan pengguna mengelola non fungible token (NFT), menggunakan aplikasi terdesentralisasi, dan mengakses protokol keuangan terdesentralisasi (defi).

Presiden OKX, Hong Fang menjelaskan pihaknya sangat senang untuk memperluas ke salah satu pasar mata uang kripto paling dinamis di Amerika, menekankan pentingnya lokalisasi untuk setiap pasar yang dilayani oleh bursa.

“Sebagai pionir dalam hubungan antara teknologi dan keuangan, pendekatan kami yang berpusat pada pengguna bertujuan untuk mempercepat adopsi dengan memenuhi kebutuhan lokal terlebih dahulu,” kata Fang, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (13/2/2024).

Lebih lanjut, Fang menjelaskan potensi kripto semakin meluas di seluruh Amerika Latin dan menjadikan Argentina sebagai landasan penting bagi strategi pertumbuhan regionalnya.

Okx telah melakukan ekspansi di Brasil pada November 2023, memilih negara tersebut sebagai pintu masuknya ke Amerika Latin karena besarnya pasar lokalnya. 

 

Pemilu Putaran Kedua di Argentina Bakal Berisi Agenda Terkait Kripto

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Sebelumnya diberitakan, Argentina sedang mempersiapkan pemilu putaran kedua dengan berisi agenda kripto. Dalam putaran pertama pemilihan presiden di Argentina menetapkan Javier Milei, kandidat libertarian, dan Sergio Massa, menteri perekonomian saat ini, akan menghadapi pemilihan putaran kedua yang memiliki unsur kripto di dalamnya.

Milei telah berulang kali mengusulkan penghapusan Bank Sentral Argentina dan penerapan dolar sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut sebagai poin utama pemerintahan hipotetisnya.

Di sisi lain, Massa baru-baru ini membahas penciptaan mata uang digital nasional, yang akan digunakan oleh pemerintahannya untuk mengurangi biaya pajak dan membatasi penghindaran pajak dengan menjadikan perekonomian Argentina lebih formalitas.

Massa, yang memimpin putaran pertama pemilu, juga menambahkan elemen lain yang perlu dipertimbangkan: kemungkinan menggunakan gas dari Vaca Muerta, salah satu cadangan minyak mentah paling signifikan di Argentina, untuk menambang bitcoin.

Pada pertemuan dengan penggemar cryptocurrency Argentina Santiago Siri, Massa mengatakan menyukai usulan Vaca Muerta karena menghasilkan pengurangan emisi karbon.

“Negara ini memiliki semua modal simbolis yang dibutuhkan Argentina di tahun-tahun mendatang,” kata Massa dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (1/11/2023). 

Karena inflasi terus melanda Argentina warga negara ini beralih ke cryptocurrency sebagai tempat berlindung yang aman, mencari perlindungan dari mata uang lokal mereka yang runtuh.

Adopsi mata uang digital sangat tinggi di Argentina sebesar 23,5 persen, secara signifikan lebih tinggi daripada tingkat kepemilikan kripto global yang diperkirakan sebesar 11,9 persen, menurut perusahaan riset GWI.

Aset Digital Milik Telegram, TON COIN Jadi Kripto Terbesar ke-9 di Dunia

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)

Sebelumnya, kripto milik telegram, TON Coin berhasil menjadi kripto terbesar ke-9 di dunia, menyusul token Cardano (ADA Coin), yang kini berada di posisi ke-10. Lantas apa penyebab peningkatan posisi kripto TON Coin?

Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (11/4/2024), hal ini menyusul kenaikan harga harian sebesar 13%, TON naik menjadi USD 6,65 atau setara Rp 105.391 (asumsi kurs Rp 15.853 per dolar AS) pada Rabu, 10 April 2024.

Kapitalisasi Pasar TON

Kenaikan harga ini mendorong kapitalisasi pasar TON Coin menjadi USD 23 miliar atau setara Rp 364,5 triliun, melampaui kapitalisasi pasar ADA sebesar USD 22 miliar atau setara Rp 348,6 triliun, menurut data CoinMarketCap.

Reli ini terjadi sehari setelah pengembang TON Society menyisihkan USD 5 juta dalam bentuk Toncoin untuk memberi insentif kepada pengguna agar memverifikasi identitas mereka menggunakan teknologi pemindaian telapak tangan. 

Proyek ini bertujuan untuk memungkinkan verifikasi identitas digital bagi pengguna Telegram selama lima tahun ke depan dan akan mendistribusikan 1 juta TON kepada pengguna yang berpartisipasi dalam program bukti identitas.

Meningkatnya minat terhadap TON juga membantunya mengungguli ADA. Harga TON telah melonjak lebih dari 135% selama sebulan terakhir, sementara harga ADA turun 15%.

Berbeda dengan Toncoin, ADA melihat sedikit minat tahun ini, karena perhatian investor terfokus pada ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat dan peningkatan blockchain besar lainnya, seperti peningkatan Dencun Ethereum.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya