Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin telah turun hampir 10 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada Maret 2024 di level USD 73.750 atau setara Rp 1,18 miliar (asumsi kurs Rp 16.043 per dolar AS). Bitcoin lebih banyak terkoreksi usai terjadi Halving pada 20 April 2024.
Lantas apa penyebab terjadinya penurunan Bitcoin usai Halving? Melansir dari Yahoo Finance, Rabu (8/5/2024) ada beberapa penyebab terjadinya penurunan harga Bitcoin usai Halving.Â
Baca Juga
Salah satunya adalah arus masuk investor ke ETF Bitcoin telah melambat sejak laju awalnya yang sangat cepat. Tapi hal itu sudah banyak diprediksi, investor akan lebih berhati-hati dalam memasukkan uangnya ke ETF jika harga aset dasar sedang menurun. Hal ini berlaku untuk semua ETF, bukan hanya ETF Bitcoin.
Advertisement
Namun prospek jangka panjang ETF Bitcoin tetap tidak berubah. Semakin banyak investor yang memandang Bitcoin sebagai kelas aset mandiri yang layak mendapat tempat dalam portofolio mereka.Â
Saat ini, konsensus yang berkembang adalah investor harus mengalokasikan setidaknya 1% dari portofolio mereka ke Bitcoin, dan itulah yang mendorong kuatnya arus masuk investor ke Bitcoin. Ketika persentase ini meningkat dari waktu ke waktu, arus masuk investor juga akan meningkat.
Selain itu, investor juga masih menunggu kepastian The Fed untuk menurunkan suku bunga. Di sisi lain, Halving Bitcoin masih banyak dianggap sebagai fenomena ajaib untuk meningkatkan harga Bitcoin secara signifikan. Sehingga hal tersebut menimbulkan ekspektasi bagi para investor, terutama investor baru.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto Hari Ini 8 Mei 2024: Bitcoin Cs Kembali Lesu
Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Rabu (8/5/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 1,23 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 3,06 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 62.456 atau setara Rp 1,0 miliar (asumsi kurs Rp 16.079 per dolar AS).Â
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 2,21 persen sehari terakhir dan 1,69 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 48,56 juta per koin.Â
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB merosot 2,24 persen dan 1,19 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,31 juta per koin.Â
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona merah. ADA melemah 3,29 persen dalam 24 jam terakhir dan 1,00 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 7.123 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali lesu. SOL ambles 3,39 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 15,46 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,39 juta per koin.Â
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP merosot 3,42 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 3,65 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.451 per koin.Â
Â
Advertisement
Koin Meme Dogecoin
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE merosot 4,62 persen, tetapi masih menguat 11,16 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.419 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,34 triliun atau setara Rp 36.991 triliun.Â
Â