Harga Bitcoin Langsung Anjlok Akibat Peretasan Bursa Kripto Bybit Senilai Rp 24 Triliun

Harga Bitcoin telah mendekati USD 100.000 setelah kenaikan yang stabil selama beberapa hari terakhir, tetapi langsung anjlok lebih dari dua ribu setelah ada berita peretasan Bybit.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 22 Feb 2025, 11:25 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 11:20 WIB
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa laporan muncul dalam beberapa jam terakhir mengenai salah satu bursa kripto terkemuka di dunia, Bybit, dibobol sehingga kehilangan aset digital senilai sekitar USD 1,5 miliar atau kurang lebih Rp 24,45 triliun (estimasi kurs Rp 16.310 per USD). Seuai adanya berita tersebut, harga kripto Bitcoin langsung turun.

Meskipun berita tersebut belum dikonfirmasi secara resmi, kepanikan menyebar dengan cepat, menyebabkan harga Bitcoin (BTC) dan sebagian besar altcoin langsung anjlok.

Dikutip dari cryptopotato, Sabtu (22/2/2025), kecurigaan pertama muncul setelah Whale Alert melaporkan transfer besar-besaran dari Bybit ke dompet yang tidak dikenal senilai lebih dari 400.000 ETH atau senilai lebih dari USD 1,1 miliar).

Setelah beberapa transfer lagi ke dompet yang sama, dengan total nilai sekitar USD 1,5 miliar, sebagian besar dalam ETH. Kemudian menurut Finish, penerima mulai menukar aset tersebut ke stETH dan mETH.

Detektif kripto on-chain paling terkenal, ZachXBT, juga menyoroti perkembangan tersebut di akun Telegram-nya, yang menunjukkan bahwa sumbernya telah mengonfirmasi bahwa peristiwa ini adalah 'insiden keamanan.'

Sampai berita ini ditulis, Bybit belum menanggapi masalah tersebut. Namun, kerusakan telah terjadi pada pasar kripto karena harga langsung anjlok setelah laporan tersebut beredar.

Harga Bitcoin telah mendekati USD 100.000 setelah kenaikan yang stabil selama beberapa hari terakhir, tetapi langsung anjlok lebih dari dua ribu.

Sebagian besar altcoin mengalami penurunan yang lebih menyakitkan, dan total kapitalisasi pasar kripto turun USD 70 miliar dalam waktu kurang dari setengah jam.

CEO Bybit baru-baru ini mengunggah pembaruan yang menjelaskan peristiwa yang terjadi. Dengan pada dasarnya mengonfirmasi peretasan tersebut, ia mencatat bahwa bursa tersebut telah mencoba melakukan transfer internal antara dompet dingin dan dompet panasnya, tetapi pelaku jahat mengambil alih kendali dan mentransfer semua ETH ke alamat yang tidak dikenal.

Namun, Ben Zhou mengatakan semua penarikan dapat dilakukan karena hanya satu dompet bursa yang telah disusupi.

Pencurian Terbesar dalam Sejarah, Peretas Gasak Rp 24,45 Triliun dari Bursa Kripto Bybit

Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Bybit, bursa mata uang kripto utama, telah diretas hingga USD 1,5 miliar atau kurang lebih Rp 24,45 triliun (estimasi kurs  Rp 16.310 per USD) dalam bentuk aset digital. Peretasan ini diperkirakan menjadi pencurian kripto terbesar dalam sejarah.

Serangan tersebut membahayakan dompet dingin Bybit, sistem penyimpanan offline yang dirancang untuk keamanan. Dana yang dicuri, terutama dalam bentuk ether, dengan cepat ditransfer ke beberapa dompet dan dilikuidasi melalui berbagai platform.

 “Harap yakinlah bahwa semua dompet dingin lainnya aman,” tulis CEO Bybit Ben Zhou dalam unggahannya di media sosial X, dikutip dari CNBC, Sabtu (22/2/2025).

“All withdrawals are NORMAL.” atau “Semua penarikan adalah NORMAL.” tambah dia.

Perusahaan analisis blockchain, termasuk Elliptic dan Arkham Intelligence, melacak kripto yang dicuri saat dipindahkan ke berbagai akun dan dengan cepat dijual.

Menurut Elliptic, peretasan ini jauh melampaui pencurian sebelumnya di sektor kripto, termasuk pencurian USD 611 juta dari Poly Network pada 2021 dan USD 570 juta yang dikuras dari Binance pada 2022.

Analis di Elliptic kemudian menghubungkan serangan itu dengan Lazarus Group Korea Utara, sebuah kolektif peretas yang disponsori negara yang terkenal karena menyedot miliaran dolar dari industri mata uang kripto.

Kelompok ini dikenal karena mengeksploitasi kerentanan keamanan untuk membiayai rezim Korea Utara, sering kali menggunakan metode pencucian uang yang canggih untuk mengaburkan aliran dana.

“Kami telah memberi label alamat pencuri di perangkat lunak kami, untuk membantu mencegah dana ini dicairkan melalui bursa lain,” kata kepala ilmuwan Elliptic Tom Robinson dalam sebuah email.

Penarikan besar-besaran

Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Pelanggaran itu segera memicu serbuan penarikan dari Bybit karena pengguna khawatir akan potensi kebangkrutan.

Zhou mengatakan arus keluar telah stabil. Untuk meyakinkan pelanggan, ia mengumumkan bahwa Bybit telah mendapatkan pinjaman jembatan dari mitra yang dirahasiakan untuk menutupi kerugian yang tidak dapat dipulihkan dan mempertahankan operasi.

Riwayat Lazarus Group dalam menargetkan platform kripto dimulai pada tahun 2017, ketika kelompok tersebut menyusup ke empat bursa Korea Selatan dan mencuri bitcoin senilai USD 200 juta.

Saat lembaga penegak hukum dan firma pelacakan kripto berupaya melacak aset yang dicuri, para pakar industri memperingatkan bahwa pencurian skala besar tetap menjadi risiko mendasar.

“Semakin sulit kita mendapatkan keuntungan dari kejahatan seperti ini, semakin jarang kejahatan itu terjadi,” tulis Robinson dari Elliptic dalam sebuah posting.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya