Liputan6.com, Jakarta - Tidak sedikit perusahaan merekrut karyawan dengan kriteria tertentu terutama fisik. Hal inilah yang membuat kebanyakan penderita disabilitas tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki kesempatan untuk bekerja.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Surhata, pemuda disabilitas berusia 22 tahun. Dia diterima bekerja di BRI sebagai operating center.
Baca Juga
Surhata mengaku sama sekali tidak merasa kesulitan dalam menjalankan kehidupan sehari harinya meski menggunakan kursi roda.
Advertisement
"Saya tidak mengalami kendala apapun dalam keseharian saya," kata Surhata.
Surhata merupakan satu-satunya karyawan BRI berstatus disabilitas. Meski demikian, dia mengaku agar bisa diterima bekerja di BRI butuh proses yang panjang sama seperti orang biasa lainnya.
Proses itu mulai dari ujian tertulis sampai rentetan tes lainnya diikuti tanpa ada diskriminasi apapun. Surhata bersyukur diterima kerja di BRI apalagi dia baru saja lulus dari jurusan teknik informatika di sebuah universitas di Jakarta.
"Selama saya mengikuti proses perekrutan sama sekali tidak ada kendala apapun, dari BRI juga tidak membeda-bedakan. Saya harap hal ini bisa diteruskan dan menjadi motivasi," ujarnya.
Dia pun mendapat penghargaan berupa KTPP (Kartu Tanda Penduduk Pegawai) BRI karena kegigihannya sehingga berhasil masuk menjadi pegawai BRI sebagai Operating Center. Apalagi melihat kondisinya sebagai disabilitas.
Â
Reporter : Yunita Amalia
Sumber : Merdeka