Pandangan Tak Fokus dan Menyukai Warna Terang Ciri Awal Anak Sandang Autisme

Berbeda dengan anak down syndrome, anak autis cenderung tidak bisa didiagnosis sejak lahir. Anak autis biasanya memiliki fisik dan wajah yang normal.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Mar 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2020, 11:00 WIB
Naomi Novita
Naomi Novita Terapis anak Autis dan Down Syndrome, Tangerang Selatan (4/3/2020)

Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan anak down syndrome, anak autis cenderung tidak bisa didiagnosis sejak lahir. Anak autis biasanya memiliki fisik dan wajah yang normal.

Hal ini diungkap oleh Naomi Novita, seorang terapis anak down syndrome dan autis. Menurutnya, penanganan sejak dini perlu dilakukan guna meredam dampak autis yang bisa terbawa hingga dewasa dan tak terkendali.

“Penanganan sangat baik dilakukan sejak usia satu tahun. Jika sudah di atas sembilan atau 10 tahun akan sulit,” kata Naomi ketika ditemui di Tangerang Selatan, (4/3/2020).

Ada beberapa gejala yang menandakan bahwa anak berpotensi menyandang autis. Di usia satu tahun, perilaku anak mulai bisa terlihat.

Anak autis cenderung menyukai warna-warna terang, kata Naomi. Mereka juga biasanya menyukai benda berputar.

“Kalau diberi gadget mereka akan fokus pada gadget tersebut. Biasanya hanya pada satu tayangan atau karakter tertentu.”

Biasanya anak dengan autis hanya melihat tayangan tersebut tanpa berbicara sedikit pun. Mereka juga cenderung tidak memperhatikan orang lain dan sibuk dengan dunianya sendiri.

Ciri Lain

Ciri lainnya, ketika dipanggil anak autis tidak akan menengok ke sumber suara dan tidak akan menjawab.

“Sebaiknya, ketika anak autis diberikan gadget dan menonton sesuatu, mereka tetap harus diajak bicara agar merangsang kemampuan bicaranya.”

Orangtua juga bisa melihat cirri-ciri awal dari anak yang menyandang autis dengan melihat ketakutan yang tidak biasa. Mereka acap kali takut pada berbagai hal umum.

Misal, benda bergerak seperti robot-robotan, sikat, keset, dan benda sederhana lainnya. Ketakutan dapat dicap sebagai hal yang tidak biasa ketika mereka merasa takut secara terus-menerus.

“Kalau anak biasa takut sama mainan baru biasanya di kali kedua atau ketiga mereka menjadi terbiasa dan rasa takutnya hilang. Kalau anak autis rasa takutnya terus-menerus dan dapat berakhir dengan trauma.”

Saat beranjak ke usia 2 sampai 3 tahun, ciri lain yang dapat terjadi adalah cara berjalan jinjit. Pandangan mata cenderung tidak fokus dan tidak bisa diajak bicara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya