Liputan6.com, Jakarta Keterbatasan dalam pendengaran dapat menyebabkan miskinnya kekayaan bahasa yang dimiliki oleh penyandang Tuli. Hal ini pada akhirnya akan menghambat komunikasi dan penyesuaian sosial.
Komunikasi yang terhambat berpengaruh pada penyesuaian diri seseorang di lingkungannya. Interaksi sosial yang baik tidak terbangun karena penyandang tuli tidak bisa menyampaikan pesan dengan baik pada non-tuli, sebaliknya non-tuli yang mengerti bahasa isyarat jumlahnya masih minim.
Menurut peneliti INKLUSI: Journal of Disability Studies, Vol. 3, No. 1, Dwi Sri Lestari, sulitnya berinteraksi akan membuat penyandang tuli merasa terisolasi dari lingkungannya, padahal mereka memiliki keinginan yang sama dengan individu lain dalam hal bersosialisasi (Sadjaa, 2005).
Advertisement
“Bagi penyandang tuli kemiskinan bahasa membuat ia tidak mampu terlihat secara baik dalam situasi sosialnya (Somantri, 2006),” tulis Dwi dalam penelitiannya dikutip Senin (16/11/2020).
Ia menambahkan, umumnya individu tuli memiliki masalah pada penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial merupakan kapasitas untuk bereaksi secara efektif atau adekuat terhadap kenyataan yang ada di lingkungannya sehingga individu akan mampu untuk memenuhi tuntutan sosial dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan bagi dirinya maupun lingkungannya (Nurhisan, 2011).
Penyesuaian sosial dibilang berhasil ketika individu mampu menjalin komunikasi dengan orang lain, menyelaraskan antara tuntutan dirinya dengan tuntutan lingkungan, memenuhi aturan kelompok masyarakat dan mampu menciptakan suatu relasi yang sehat dengan orang lain, mengembangkan persahabatan, dan berperan aktif dalam kegiatan sosial.
Selain itu, penyesuaian sosial tercapai jika individu dapat menghargai nilai-nilai, hukum-hukum sosial dan tradisi atau dapat dikatakan mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dan lain sebagainya.
Simak Video Berikut Ini:
Setiap Orang Perlu Melakukan Penyesuaian Sosial
Setiap individu yang hidup dalam suatu lingkungan perlu melakukan penyesuaian sosial agar diterima di lingkungannya dan dapat tinggal dengan baik di lingkungan tersebut.
Penyesuaian diri di lingkungan sosial dibutuhkan oleh individu di setiap tahapan perkembangannya. Fungsinya untuk membangun relasi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial.
Hal ini juga berlaku bagi penyandang disabilitas, keterbatasan yang beragam membuat setiap difabel memiliki respons yang berbeda-beda terhadap cara menyesuaikan diri. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan pengalaman yang telah dilalui oleh difabel tersebut.
Penyesuaian sosial sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya “agar tercipta hubungan yang selaras antara dirinya dengan lingkungan, sehingga individu dapat berhubungan baik dengan orang lain dan dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.”
Advertisement