Hollywood Dituntut Lebih Inklusif Terhadap Penyandang Disabilitas

Hollywood selama ini masih dinilai tidak ramah terhadap seniman serta pekerja dengan disabilitas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Apr 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Film Indonesia
Ilustrasi Film (Jokab Owens/Unsplash).

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 80 pegiat industri hiburan di Amerika Serikat (AS), termasuk beberapa aktor dan aktris, mendesak studio-studio di Hollywood dan produsen film, untuk memprioritaskan disabilitas sebagai upaya keberagaman dan inklusi.

Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah surat yang diinisiasi oleh Keely Cat-Wells, pendiri dan CEO C Talent, sebuah agensi yang mewakili artis dan atlet penyandang disabilitas.

Dilansir dari Huffpost pada Selasa (13/4/2021), Cat-Wells menilai bahwa keberagaman dianggap sebagai memberi lebih banyak orang untuk duduk dalam satu meja. Namun "bagaimana jika kita tidak bisa mengakses pintu untuk menuju meja itu?"

Cat-Wells sendiri mengaku dirinya pernah ditolak untuk memainkan sebuah peran karena menggunakan kantung ileostomi.

Hollywood, selama beberapa dekade, dianggap telah secara sistematis mengecualikan penyandang disabilitas. Di depan kamera, aktor dengan disabilitas seringkali dilewatkan dalam sebuah peran. Termasuk ketika aktor non-disabilitas mendapat peran karakter disabilitas.

Dengan beberapa pengecualian, narasi di layar tentang penyandang disabilitas dinilai merayakan karakter penyandang yang mengatasi disabilitas mereka atau mengubahnya menjadi obyek belas kasihan atau ejekan.

Sementara di belakang kamera, film dan televisi seringkali tidak menyediakan akomodasi yang memadai bagi penyandang disabilitas atau mempertimbangkan aksesibilitas.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Jangan Abaikan Disabilitas

Ilustrasi penyandang disabilitas
Ilustrasi penyandang disabilitas (Photo by Jung Ho Park on Unsplash.com)

"Karena penyajian yang keliru selama bertahun-tahun di media, hambatan sosial, dan kemampuan kronis, komunitas tunarungu, kesulitan mendengar, neurodiverse, dan penyandang cacat selalu kurang terwakili dan tidak dihargai dalam industri hiburan," tulis surat tersebut.

"Pertarungan ini bukanlah hal baru. Janji telah dibuat tetapi tidak ada tindakan sistemik yang diambil untuk mengubah sistem dan prosedur yang tidak adil," kata mereka. "Inklusi yang memadai sudah lama tertunda. Jangan abaikan disabilitas."

Seruan ini meminta agar studio dan industri untuk menetapkan posisi permanen kepada petugas disabilitas (disability officer), peran kepemimpinan yang memastikan penyandang disabilitas masuk ke dalam setiap aspek perusahaan.

Peran petugas disabilitas dapat mencakup perbaikan praktik perekrutan, menetapkan tujuan untuk representasi disabilitas di dalam dan di luar layar, serta mengembangkan standar industri untuk penggambaran disabilitas dan aksesibilitas di tempat kerja dan lokasi syuting.

Menurut Cat-Wells, dalam setahun terakhir, Hollywood dengan cepat merespon pandemi, mempekerjakan petugas dan konsultan keselamatan COVID-19, serta memastikan produksi film dan televisi dapat dilanjutkan dengan aman.

Ia mengatakan, langkah drastis untuk memberikan keamanan yang sama bagi para penyandang disabilitas yang "menghadapi ancaman, kehilangan pekerjaan dan menghadapi kekurangan akses jauh sebelum COVID" pun dapat dilakukan.

Di antara lebih dari 80 nama yang menyepakati seruan tersebut, beberapa di antaranya adalah Amy Poehler, Naomie Harris, Heather Matarazzo, dan Janina Gavankar.

infografis Perfilman Indonesia

infografis perfilman indonesia
Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya