Do and Don’t Menggunakan Mata Protesa Menurut Penyandang Microphthalmia

Perkembangan organ mata yang tidak sempurna sejak lahir merujuk pada kondisi microphthalmia. Orang dengan microphthalmia di salah satu matanya sering kali menggunakan mata protesa atau mata palsu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Feb 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 14:00 WIB
Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani
Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani. Foto: tangkapan layar instagram adindawardhani

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan organ mata yang tidak sempurna sejak lahir merujuk pada kondisi microphthalmia. Orang dengan microphthalmia di salah satu matanya sering kali menggunakan mata protesa atau mata palsu.

Salah satu penyandang microphthalmia dan menggunakan mata protesa adalah Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani.

Ia membagikan beberapa hal yang boleh dan tak boleh dilakuakan (do and don’t) oleh orang dengan microphthalmia dan menggunakan mata protesa.

Hal-hal yang boleh dilakukan yakni:

-Melakukan perawatan dengan pendampingan dokter spesialis mata

-Pilih rumah sakit terpercaya

-Kalau dibutuhkan reparasi dalam bentuk operasi kecil atau operasi besar seperti cangkok jaringan maka ikuti kata dokter

Simak Video Berikut Ini


Yang Perlu Dihindari

Sedangkan, hal-hal yang perlu dihindari menurut pengalaman Adinda adalah:

-Terlalu insecure atau tidak percaya diri

-Terlalu khawatir dengan masa depan.

“Dulu aku insecure karena orang lain kan bisa melirik, aku suka mikir ‘orang bakal fokus sama mataku yang tidak biasa ketika mengobrol’ tapi ternyata setelah aku jalani, mereka enggak terlalu fokus ke situ kok, aku bisa menjalani kehidupan sangat normal,” ujar perempuan yang akrab disapa Dinda kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon.

Dengan kepercayaan diri yang dibangun, ia bisa melalui masa sekolah dengan baik, memiliki banyak teman, menjalin hubungan percintaan, menikah, dan berkeluarga.

“Jadi ternyata kekhawatiran aku di saat kecil dan sampai remaja itu tidak terbukti, aku bisa hidup seperti orang lain bahkan enggak ada bedanya sama sekali.”


Tips Menggunakan Mata Protesa

Dinda juga memberikan tips menggunakan mata protesa yang baik dan benar. Menurutnya, yang paling penting adalah menjaga kebersihan.

“Yang penting sih jaga kebersihan aja, aku enggak pernah punya kuku panjang karena itu pasti akan transfer bakteri lebih cepat kan.”

Selain menjaga kebersihan, cara lain untuk melindungi mata protesa adalah dengan penggunaan kacamata. Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah debu masuk ke mata.

“Walau tidak ada minus di mata kiri, aku harus pakai kacamata supaya debu-debu enggak masuk. Soalnya, kalau debu masuk kemudian menjadi kotoran mata, lama-lama ada jaringan tumbuh menyelimuti kotoran tersebut terus nanti menjadi tumor.”

Terkait pembersihan mata protesa, ia rutin melakukannya pada pagi dan malam hari dan caranya cenderung seperti pembersihan lensa kontak.

“Kalau soal pembersihannya sih seperti lensa kontak, pagi dibersihkan, malam dibersihkan.”

Namun, dari sisi penggunaannya, mata protesa berbeda dengan lensa kontak. Jika lensa kontak memiliki jangka waktu tertentu dalam penggunaan, maka mata protesa tidak demikian.

“Mata protesa dipakai terus karena kalau dilepas nanti jaringannya mengkerut. Jadi mata protesa itu sebisa mungkin membantu menahan supaya rongga mata tidak mengkerut terlalu cepat.”

Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa rongga mata kanannya akan mengkerut secara alami karena tidak ada jaringan organ mata yang berkembang.


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya