Picu Disabilitas, Begini Diagnosis dan Perawatan Sindrom Ehlers-Danlos

Sindrom Ehlers-Danlos (EDS) adalah pemicu disabilitas fisik yang melemahkan jaringan ikat tubuh dan berpengaruh pada tendon dan ligamen yang berfungsi menyatukan bagian-bagian tubuh.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Feb 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2022, 13:00 WIB
ilustrasi penyandang disabilitas
ilustrasi penyandang disabilitas. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Sindrom Ehlers-Danlos (EDS) adalah pemicu disabilitas fisik yang melemahkan jaringan ikat tubuh dan berpengaruh pada tendon dan ligamen yang berfungsi menyatukan bagian-bagian tubuh.

EDS ditandai dengan sendi kendur dan kulit menjadi tipis sehingga mudah memar. Hal ini juga dapat melemahkan pembuluh darah dan organ.

Guna menegakkan diagnosis, dokter akan memulai dengan pemeriksaan fisik yang termasuk pemeriksaan kelenturan kulit dan persendian. Dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami pasien dan apakah apakah ada anggota keluarga yang mengidap EDS.

“Seringkali, riwayat fisik dan keluarga sudah cukup untuk mengetahui apakah Anda memilikinya (EDS),” mengutip tulisan yang ditinjau ulang dokter penyakit dalam Gabriela Pichardo, MD dalam Webmd.com, Senin (21/2/2022).

Simak Video Berikut Ini

Menegakkan Diagnosis

Dokter juga akan menyarankan beberapa hal seperti:

-Tes darah untuk melihat gen dan memastikan apakah EDS atau penyakit lainnya yang memicu gejala.

-Ultrasonografi jantung (ekokardiogram) untuk mencari masalah jantung yang umum terjadi pada beberapa jenis EDS.

-Biopsi kulit untuk mengambil sampel kecil dan memeriksa kolagen untuk tanda-tanda sindrom.

Perawatan EDS

Tidak ada obat untuk EDS, jadi perawatan berfokus pada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengelola gejala.

Ini didasarkan pada tanda dan gejala setiap pasien dan mungkin melibatkan tim dokter dan spesialis.

Bagi sebagian orang, obat bebas seperti ibuprofen (Advil, Motrin) tidak menghilangkan rasa sakit. Jika demikian, dokter akan meresepkan obat yang lebih kuat.

Jika EDS memengaruhi pembuluh darah, dokter akan memberi obat untuk menjaga tekanan darah.

Sedangkan, jika pasien mengalami dislokasi persendian, ahli terapi fisik dapat menunjukkan latihan untuk memperkuat otot-otot di sekitar persendian tersebut untuk membantu menjaganya tetap di tempatnya.

Mereka dapat juga menyarankan pasien memakai kawat di sekitar beberapa sendi untuk dukungan lebih.

Bagi sebagian orang, kerusakan sendi akibat EDS bisa menjadi serius. Pembedahan terkadang dapat membantu, tetapi tidak terlalu umum karena kulit mungkin tidak sembuh dengan baik.

Cegah Perburukan Gejala

Orang dengan EDS dapat dapat melakukan perawatan diri dengan mencegah berbagai risiko perburukan gejala. Pasien disarankan menghindari hal-hal berikut:

-Olahraga yang berisiko menimbulkan kontak antar pemain seperti sepak bola dan hoki.

-Latihan yang membuat pinggul, pergelangan kaki, dan lutut stres, seperti aerobik dan lari.

-Instrumen musik yang ditiup, seperti terompet atau saksofon.

-Untuk melindungi kulit, gunakan tabir surya saat berada di luar. Dan saat mandi, gunakan sabun ringan yang lebih lembut di tubuh.

“Jika Anda mengendarai sepeda, sepatu roda, atau melakukan aktivitas serupa lainnya, ada baiknya memakai bantalan, terutama di atas tulang kering, lutut, dan siku Anda.”

Latihan berdampak rendah seperti berenang dan berjalan bisa menjadi pilihan yang baik. Pasien dapat konsultasi dengan dokter terkait olahraga lain yang cocok dilakukan.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya