Gangguan Mental Bisa Bikin Anak Kecil Jadi Sadis dan Berbahaya

Orang-orang jarang mengira bahwa anak kecil bisa melakukan hal berbahaya bagi teman atau lingkungannya. Akibat gangguan mental, anak kecil juga bisa melakukan hal yang sadis.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Sep 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 13:00 WIB
Gangguan Mental Bisa Bikin Anak Kecil Jadi Sadis dan Berbahaya
Ilustrasi Gangguan Mental Bisa Bikin Anak Kecil Jadi Sadis dan Berbahaya (unsplash.com/Vitolda Klein)

Liputan6.com, Jakarta Orang-orang jarang mengira bahwa anak kecil bisa melakukan hal berbahaya bagi teman atau lingkungannya. Akibat gangguan mental, anak kecil juga bisa melakukan hal yang sadis.

Menurut pengacara kriminal AS Wendy L. Patrick, J.D., M.Div., Ph.D. para peneliti telah mendokumentasikan sifat-sifat berbahaya pada anak kecil.

“Sebagai pengacara, saya menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja di pengadilan anak, di mana kasus kadang-kadang melibatkan tersangka berusia 8. Beberapa di antaranya terlibat dalam kekerasan serius,” kata Wendy mengutip Psychology Today, Selasa (20/9/2022).

Anak-anak muda yang berbahaya telah didokumentasikan di seluruh dunia. Bahkan, pembunuh berantai termuda di dunia diduga telah membunuh tiga orang, yang pertama ketika dia baru berusia 7 tahun.

Di Jepang, “Gadis A” berusia 11 menyayat teman sebayanya di sekolah dengan alat pemotong, sebelum dengan tenang kembali ke kelasnya sendiri dengan berlumuran darah.

Orangtua, penegak hukum, dan profesional kesehatan mental telah menghadapi isu ini selama bertahun-tahun.

Untuk mengetahui seorang anak menyandang gangguan kesehatan mental, maka perlu dilakukan berbagai pemeriksaan. Diagnosis formal dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria diagnostik The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V).

Selain itu, laporan dari fasilitas medis yang menjelaskan jenis gangguan kesehatan mental pada anak juga dapat membantu. Sejauh ini, peneliti telah berusaha mengidentifikasi bagaimana anak kecil yang berisiko membahayakan orang lain dapat diidentifikasi dan dinilai.

Sifat Sadis pada Anak

Peneliti Paul Tiffin dan Carole Kaplan dari University of York mengeksplorasi faktor-faktor risiko yang dipamerkan oleh kaum muda dalam sebuah karya berjudul “Anak-anak Berbahaya: Penilaian dan Manajemen Risiko.”

Penelitian dimulai dengan mengenali bagaimana petugas kesehatan anak melihat peningkatan jumlah remaja yang menunjukkan perilaku yang menimbulkan risiko keamanan potensial atau aktual bagi orang lain.

Di antara pengamatan lainnya, dalam membahas persimpangan antara ciri kepribadian dan penilaian risiko, Tiffin dan Kaplan mencatat bahwa sifat antisosial dapat diidentifikasi melalui wawancara, atau dari orang lain di sekitar anak.

Secara khusus, mereka mencatat bahwa sifat sadis pada anak-anak terkadang terlihat melalui perilaku sebelumnya. Seperti kekejaman terhadap anak lain, atau terhadap hewan.

Mereka menunjukkan bahwa kekejaman terhadap hewan khususnya dianggap terkait dengan prognosis yang buruk dalam gangguan perilaku.

Tiffin dan Kaplan juga mengamati bahwa sifat impulsif dapat meningkatkan risiko anak untuk tindakan antisosial. Mereka menjelaskan bahwa anak-anak tersebut bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya.

Berkomunikasi dengan Tenang

Para profesional dan peneliti penilai ancaman terus fokus pada pengembangan instrumen penilaian risiko.

Ini dilakukan untuk mengidentifikasi remaja yang berpotensi melakukan kekerasan. Sementara. dokter, praktisi perawatan kesehatan, dan orangtua dapat menawarkan beberapa saran praktis.

Masalah kesehatan mental memperumit analisis, tetapi intervensi perilaku yang disarankan dapat digunakan dalam kombinasi dengan pengobatan farmasi atau terapeutik.

Pengumpulan data dari anak dapat dilakukan dengan pemodelan perilaku. Dalam pemodelan perilaku, anak-anak akan mendengarkan apa yang dikatakan dan akan mencontoh apa yang dilakukan.

Peneliti atau orangtua dapat memperlihatkan metode-metode yang tenang dan produktif dalam menghadapi frustrasi dan kecemasan. Ini adalah salah satu cara untuk memberi contoh baik dalam menghadapi konflik.

Mirip dengan cara orang dewasa meredakan perselisihan, percakapan yang tenang membuat anak bisa berkomunikasi lebih jauh terkait perilakunya. Ini lebih baik ketimbang harus berbicara dengan keras sambil melemparkan berbagai tuduhan pada anak.

Pembicaraan juga perlu dilakukan di waktu yang tepat. Banyak orangtua dapat memahami kekuatan komunikasi, bahkan dengan anak-anak yang masih sangat kecil.

Komunikasi Paling Efektif

Komunikasi paling efektif akan terjadi terjadi setelah kepala menjadi dingin. Tahan dorongan untuk mencoba membujuk anak ketika keadaan mereka masih panas.

Percakapan produktif juga juga perlu didukung lingkungan yang damai dan tenang serta kondusif. Percakapan produktif dapat menghasilkan wawasan bagi orangtua tentang masalah yang dihadapi anak-anak mereka.

Orangtua juga dianjurkan untuk menghargai perilaku baik yang dilakukan anak-anak mereka. Insentif ini sering dilupakan.

Menghargai perilaku positif adalah metode strategis yang disengaja untuk menyeimbangkan motivasi dengan instruksi.

Jika anak terlihat memiliki perilaku sadis, maka orangtua dapat menghubungi profesional yang tepat.

“Jika seorang anak menunjukkan perilaku berbahaya yang tidak sesuai dengan usianya, orang tua harus mencari bantuan dari ahli di bidangnya.”

Konselor anak atau profesional perawatan kesehatan yang memiliki pengalaman khusus dalam menangani anak-anak yang berbahaya dapat menawarkan layanan dan saran yang dirancang khusus untuk mengatasi beberapa masalah yang ada.

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental
Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya