Kemensos Penuhi Kebutuhan Penyandang Disabilitas di Lokasi Bencana Gempa Cianjur

Sejak 22 November 2022, Kementerian Sosial (Kemensos) mulai menyisir dan mendata para pengungsi, salah satunya kelompok penyandang disabilitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2022, 13:13 WIB
Diterbitkan 03 Des 2022, 13:13 WIB
Posko Pengungsi Gempa Cianjur
Dalam penanganan penyandang disabilitas, Kemensos melakukan penyisiran ke tenda-tenda pengungsian dan pendataan. Kemudian dilakukan asesmen komprehensif. (Foto: Dok. Kemensos)

Liputan6.com, Cianjur - Sejak posko pengungsian bencana gempa Cianjur di Lapangan Cariu berdiri pada 22 November 2022, Kementerian Sosial (Kemensos) mulai menyisir dan mendata para pengungsi, salah satunya kelompok penyandang disabilitas.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini merespons cepat kelompok rentan dengan mengarahkan tim Kemensos gaar memastikan kesehatan dan keperluan kelompok tersebut terpenuhi selama berada di pengungsian. 

"Bu Menteri Sosial mengarahkan untuk merespon cepat semua kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas. Yang harus dilakukan adalah agar mereka terjaga kesehatannya dan terpenuhi kebutuhannya selama di pengungsian. Intinya jangan sampai mereka telantar," kata Jiwaningsih, Kepala Sentra Margo Laras Pati Kemensos.

Dalam penanganan penyandang disabilitas, Kemensos melakukan penyisiran ke tenda-tenda pengungsian dan pendataan. Kemudian dilakukan asesmen komprehensif. 

Asesmen komprehensif ini menjadi dasar tindak lanjut Kemensos dalam memberikan layanan sesuai kebutuhan penerima manfaat.

Kemensos pun berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mendaftarkan ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Jika sudah terdaftar, maka penerima manfaat bisa diakseskan pada program pemerintah seperti PKH, BPNT, ATENSI, BPJS PBI dan lainnya. 

Salah seorang penyandang disabilitas yang mendapat bantuan dari Kemensos adalah Kevin Arpa. Bocah usia 8 tahun tersebut kini berada di posko pengungsian di Lapangan Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Cianjur bersama ibu serta pengungsi lainnya.

Senyum bocah tersebut mengembang saat Kemensos menghadirkan suasana riang di Posko Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Kevin tampak ikut bergembira meski hanya duduk di pangkuan sang ibu.

"Dia seneng teh, ikut main sama teman-temannya di tenda sana (tenda LDP), saya pangku. Hampir setiap hari saya gendong ke sana, dia seneng walau cuma ngeliat temannya lari-larian," kata Wita Masita (30), ibu dari Kevin.  

 

Kisah Kevin

Pengungsi Gempa Cianjur
Kevin dan ibu di Posko Pengungsian Gempa Cianjur. (Foto: dok. Kemensos)

 

Perkembangan Kevin tidak seperti anak seusianya sejak usia 2 tahun. Bahkan sejak usia 9 bulan, Kevin mengalami kejang.

Wita Masita menceritakan bahwa terapi Kevin sempat terhenti sejak pandemi COVID-19 pada 2 tahun lalu.

Kartu BPJS Kevin pun belum bisa digunakan kembali karena sempat berhenti membayar iuran. Himpitan ekonomi keluarga yang kian sulit menghambat pembayaran iuran BPBJS bocah itu. 

Malang tak dapat ditolak, gempa Cianjur yang terjadi beberapa waktu kemarin pun membuat Kevin sulit beraktivitas. Gempa menyebabkan Kevin harus kehilangan stroller-nya. Alat bantu geraknya sehari-hari itu hancur tertimpa reruntuhan bangunan.  

 

 

Akses BPJS PBI bagi Kevin

Pemberian akses pada BPJS PBI sangat diperlukan Kevin saat ini agar bisa melanjutkan terapinya. Pasalnya Wita mengaku terapi yang telah dijalankan sejak Kevin berusia 2 tahun memberikan banyak perubahan pada Kevin.

"Saya sangat senang bisa dibantu Kemensos supaya BPJS-nya aktif lagi. Kevin bisa terapi lagi. Karena dengan terapi ini banyak perubahannya, Kevin bicaranya semakin lancar. Bahkan dia bisa baca huruf-huruf di Iqra," tuturnya dengan suara bergetar.

Kemensos juga tengah menyiapkan alat bantu sesuai dengan kebutuhan Kevin. Selain memudahkan aktivitasnya selama di pengungsian, alat bantu ini akan mempermudah Wita saat membawa Kevin terapi.

 

Penanganan Penyandang Disabilitas Gempa Cianjur

 

Bagi para orangtua di lokasi pengungsian yang mempunyai anak dengan disabilitas, para pekerja sosial Kemensos memberi edukasi agar mereka rutin ke layanan kesehatan yang tersedia di posko.

Kemudian, Kemensos juga mengatur penempatan toilet portabel dekat dengan tenda yang dihuni oleh penyandang disabilitas dan lansia. Hal ini untuk memudahkan akses kelompok rentan.

Upaya penanganan penyandang disabilitas di kondisi bencana ini tidak hanya dilakukan di Kecamatan Cugenang, tetapi juga di 7 kecamatan lainnya yang terdampak gempa bumi seperti Cipanas, Pacet, Warung kondang, Gek Breng, Cianjur, Sukaluyu dan Karang Tengah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya