Liputan6.com, Jakarta Dalam memperingati Hari Down Syndrome Sedunia yang jatuh setiap 21 Maret, Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) cabang Malang kembali gelar khitan disabilitas.
Khitan massal bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) kali ini digelar di hotel Grand Mercure Malang Mirama, Jawa Timur.
Tujuan terselenggaranya giat sosial ini adalah untuk memberikan wadah kepada anak-anak disabilitas agar dapat menjalankan kewajiban mereka secara agama dan menjaga kesehatan.
Advertisement
Menurut Ketua Y-AMI cabang Malang Lie Hwee Ling, STh., kegiatan ini diikuti oleh 45 peserta.
“Kegiatan ini diikuti sebanyak 45 peserta, dengan usia peserta termuda adalah 2 tahun sedangkan yang paling besar di usia 21 tahun,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Rabu 22 Maret 2023.
Peserta-peserta itu terdiri dari berbagai ragam disabilitas seperti Autisme, Down Syndrome, Tuli, Tunagrahita, low vision, keterlambatan bicara (speech delay), cerebal palsy spastic, attention deficit disorder (ADD), mikrocepalus, cerebral palsy athetoid, dan lain-lain.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Malang, Ir H Edy Sofyan Jarwoko dan istrinya Elly Estiningtyas serta beberapa pihak sponsor dan para pemerhati anak-anak disabilitas. Edy dan Elly pun datang sebagai ayah bunda sahabat disabilitas dalam acara tersebut.
Elly menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan sosial ini. Ia juga memberikan motivasi bagi orangtua yang juga hadir dalam acara tersebut.
“Ini semua merupakan anugerah dari Tuhan yang telah diberikan kepada orang-orang terpilih, di mana melalui kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk masa depan anak khususnya para penyandang disabilitas,” ujar Elly.
Program Ketiga di Malang
Elly Estiningtyas menambahkan bahwa ini merupakan program ketiga yang dilakukan bersama Yayasan Ananda Mutiara Indonesia.
“Tidak bosan-bosannya untuk selalu menggaungkan kebaikan bagi kita semua dan tidak lupa selalu bersyukur atas anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan,” ujar Elly Estiningtyas.
Awalnya Cukup Berat
Sementara, Ketua Umum Y-AMI Yenni Darmawanti, SE., mengungkap bahwa awalnya penyelenggaraan khitan massal di Malang cukup berat.
“Di Malang cukup berat awalnya karena kepengurusan Y-AMI Malang banyak dipegang teman-teman yang Nasrani. Tapi dari awal kami menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak ada hubungan dengan agama. Karena anak-anak kita yang ABK ini membutuhkan khitan apapun agamanya,” kata Yenni kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara, Kamis (23/3/2023).
Advertisement
Isu Kristenisasi
Yenni pun menekankan bahwa kegiatan ini fokus pada kesehatan anak-anak disabilitas di Malang yang membutuhkan khitan gratis.
“Ini untuk kesehatan, kami menguatkan mental rekan-rekan di Malang bahwa mereka pun bisa memegang kepanitiaan di Y-AMI Malang. Karena memang awalnya ada kesulitan sampai ada isu kristenisasi dan lain-lain.”
“Tapi Alhamdulillah (isu kristenisasi) terkubur karena kami dari pusat juga mendorong pembagian Al-Quran untuk seluruh peserta khitan, dan peserta non Muslim ada dua orang diberi Al Kitab,” ujar Yenni.
Lie Hweling pun berharap semua anak disabilitas ini dapat memenuhi perintah agama mereka dan juga mendapatkan kesehatan.
Program CSR Hotel
Kegiatan Y-AMI kali ini juga sekaligus bentuk Corporate Social Responbility (CSR) dari pihak hotel.
General Manager Grand Mercure Malang Mirama Sugito Adhi menjelaskan bahwa mulai dari Januari hingga Maret ini sudah terlaksana agenda giat sosial mulai dari Nikah Massal, Down Syndrome Model Hunt hingga Khitan Massal disabilitas.
“Acara giat sosial harus menjadi balancing yang ada di Grand Mercure Malang Mirama ini. Saat ini kami juga sudah merekrut empat anak disabilitas yang sudah bekerja bersama kami hingga saat ini,” kata Sugito Adhi.
Advertisement