Liputan6.com, Jakarta Sebagian orangtua khawatir anak mengalami speech delay atau keterlambatan bicara jika diajarkan dua bahasa sekaligus sejak dini.
Menurut psikolog Gianti Amanda, anggapan ini hanyalah mitos belaka. Sebaliknya, mengajarkan dua bahasa sejak dini pada anak memiliki banyak manfaat.
“Mungkin AyBun (ayah bunda) punya kekhawatiran mengenai belajar bilingual. Salah satunya adalah menyebabkan keterlambatan bicara. Hal tersebut hanyalah mitos belaka karena mengajarkan anak dua bahasa tidak menyebabkannya terlambat bicara,” kata Gianti mengutip Tentang Anak, Senin (3/7/2023).
Advertisement
Waktu Terbaik Ajarkan Anak Dua Bahasa
Gianti pun menjelaskan soal waktu terbaik untuk mengajarkan anak berbicara dua bahasa.
“Tahukah AyBun bahwa anak bisa diajarkan bilingual sejak usianya di bawah dua tahun? Pada usia ini, perkembangan bahasa anak sedang berkembang dengan sangat pesat,” jelas Gianti.
Bahkan, lanjutnya, jika ingin memulai lebih dini, orangtua juga bisa melakukan stimulasi bicara dua bahasa sejak anak lahir.
“Pada dasarnya, semakin bertambah usia anak saat mulai mempelajari bahasa, semakin sulit untuk anak mempelajari bahasa lain. Namun, bukan berarti anak tidak bisa belajar bahasa kedua ketika usianya semakin besar,” katanya.
Lebih lanjut Gianti mengatakan, semakin cepat lancar atau fasih mereka berbicara bahasa pertama, semakin mudah untuk belajar bahasa kedua.
“Oleh karena itu, jangan berhenti mengajak ngobrol si kecil menggunakan bahasa pertama, terutama saat mengajari anak Ayah Bunda dengan bahasa lain,” ujarnya.
Manfaat Belajar Banyak Bahasa
Berbicara dalam berbagai bahasa memiliki banyak manfaat bagi anak, lanjut Gianti, salah satunya dapat membuat anak menguasai lebih dari satu bahasa.
Anak-anak bilingual mungkin akan merespons dan menggunakan bahasa mereka dengan cara yang berbeda yakni:
- Beberapa anak bilingual akan berbicara dua bahasa secara teratur
- Beberapa anak lain akan berbicara dua bahasa dalam pengaturan yang berbeda
- Beberapa akan berbicara satu bahasa lebih sering daripada yang lain.
Advertisement
Ajarkan Dua Bahasa Melalui Aktivitas Sehari-hari
Tentu tidak mudah mengasuh anak dengan dua bahasa. Perlu adanya kesabaran dan ketekunan dari orangtua. Hal ini karena tidak semua anak bisa cepat menyerap dua bahasa sesuai harapan.
“Oleh karena itu, orangtua bisa mendorong anak untuk belajar dua bahasa melalui aktivitas sehari-hari,” kata Gianti.
Contoh belajar bahasa melalui aktivitas sehari-hari yakni:
- Bermain boneka atau figur, menyanyikan lagu, atau membaca cerita dalam dua bahasa.
- Berkomunikasi dengan keluarga lain yang berbicara dengan dua bahasa.
- Berkeliling rumah sambil menunjuk benda dan memberi tahu dalam dua bahasa.
- Lakukan pada kesukaan atau hobi anak. Perkembangan bahasa paling berhasil ketika anak berinteraksi dengan orangtua yang penuh perhatian dan sensitif.
- Bergantian saat mengucapkan dua bahasa. Contoh: saat Ayah menggunakan bahasa Indonesia, Bunda bisa berbahasa Inggris.
Belajar Bahasa Melalui Buku Cerita
Selain itu, orangtua juga perlu memperhatikan faktor pendukung belajar bahasa kedua pada anak.
Faktor tersebut antara lain adalah paparan pada sumber belajar bahasa, durasi kesempatan mendengar, dan berinteraksi menggunakan bahasa kedua.
Orangtua dapat mulai mengajarkan dua bahasa dengan memperkenalkan buku sedini mungkin. Membaca buku bisa meningkatkan kecerdasan emosi dan kognitif pada anak.
Meskipun anak belum bisa membaca, orangtua bisa memulai membaca cerita dari buku-buku dengan dua bahasa.
Dengan demikian, anak bisa lebih mudah menyerap kosakata dua bahasa dari cerita yang dibacakan orangtua dengan lebih cepat.
“Tentu saja ini mempermudah anak untuk memiliki keterampilan bilingual,” pungkas Gianti.
Advertisement