Liputan6.com, Jakarta Banyak orangtua dengan anak dengan kondisi tongue tie -- kelainan pada selaput bagian bawah lidah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut-- khawatir buah hatinya terlambat bicara. Namun, orangtua tak perlu khawatir karena tongue tie tidak menyebabkan speech delay.
"Tongue tie juga tidak menyebabkan speech delay," kata dokter anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial, Profesor Soedjatmiko.
Baca Juga
Namun, tongue tie memang bisa membuat anak mengalami kesulitan mengucapkan beberapa huruf seperti T, D, S, L, R.
Advertisement
"Paling-paling hanya disartikulasi. Jadi, bisa ngomong, tetapi beberapa konsonan pengucapan kurang jelas, Tidak menyebabkan delayed speech," tegas Soedjatmiko dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring beberapa hari lalu.
Orangtua juga tidak perlu khawatir meski anak dengan tongue tie kurang jelas berbicara. Seiring bertambahnya usia ditambah stimulasi yang tepat maka artikulasi anak bisa makin jelas seperti ditambahkan dokter spesialis anak konsultan neonatologi Naomi Esthernita F. Dewanto.
"Memang bisa ada gangguan mengucapkan beberapa huruf. Tapi seiring tambah usia maka tambah jelas," kata Naomi di kesempatan yang sama.
Apa Efek Tongue Tie?
Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi bawaan lahir di mana selaput kecil (frenulum lingual) di bawah lidah terlalu pendek atau kaku, sehingga membatasi pergerakan lidah. Kondisi ini bisa memengaruhi kemampuan bayi untuk menyusu, mengucapkan beberapa huruf atau menjulurkan lidah dengan leluasa.
Beberapa gejala tongue pada bayi:
- Bayi kesulitan menyusu karena tidak bisa mengisap dengan baik
- Lidah sulit menjulur atau bergerak bebas
- Beberapa kasus bisa menyebabkan masalah gigi atau gusi di kemudian hari
Namun, Naomi menegaskan bahwa tidak semua bayi yang kesulitan menyusu itu karena tongue tie. Harus dicek dulu perlekatan dan posisi menyusui atau faktor lain.
Sehingga perlu indikasi yang tepat untuk mendiagnosis anak mengalami tongue tie dan perlu tindakan lanjutan atau tidak.
"Jangan sampai memakan korban, sampai terjadi infeksi. Jangan sampai tanpa indikasi. Bila berat badan bayi enggak naik karena jantung bocor, lalu kemudian diinsisi, ya kan masalahnya bukan pad tongue tie," kata Ketua IDAI dokter spesialis anak konsultan Piprim Yanuarso di kesempatan yang sama.
Advertisement
Tidak Semua Tongue Tie Perlu Diinsisi
Naomi mengatakan bila memang anak didiagnosis mengalami tongue tie bukan berarti harus dilakukan insisi atau penyayatan. Bila ada tongue tie tapi tidak ada masalah seperti berat badan naik bagus maka insisi tidak diperlukan.
"Apakah tongue tie itu mengganggu proses menyusui, apakah berat badan enggak naik? Kalau semua baik, ya biarin aja," kata Naomi tegas.
"Kalau enggak ada masalah ya diam-diam saja, enggak usah diapa-apain," kata Ketua Satgas ASI IDAI ini.
Dokter Anak Harus Berkonsultasi dengan Dokter Bedah Sebelum Insisi Tongue Tie
Jika tongue menyebabkan masalah, misalnya ada kesulitan menyusui, puting ibu lecet, dan hal lainnya maka perlu diperbaiki terlebih dahulu posisi dan pelekatan saat menyusui dengan berkonsultasi pada dokter yang kompeten.
Naomi pun mengingatkan bahwa masalah menyusui di dua minggu pertama bayi lahir itu banyak sekali. Namun, bukan hanya karena tongue tie.
"Jika memang harus diinsisi, maka dokter anak harus mengkonsultasikan hal tersebut ke dokter bedah," tegasnya.
Advertisement
