1.000 Kursi Roda untuk Stroker di Jambore Stroke Indonesia

Seribu kursi roda bakal dibagikan pada penderita stroke atau stroker pada 29 Oktober mendatang di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 04 Okt 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi kursi roda.
Pembagian kursi roda bagi stroker juga sekaligus untuk memperingati Hari Stroke Sedunia. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Yayasan Stroke Indonesia Mayjen TNI (Purn) Dr dr Tugas Ratmono, Sp.S. MARS.MH mengatakan, seribu kursi roda bakal dibagikan pada penderita stroke atau stroker. Pelaksanaannya akan dilakukan dalam Jambore Stroke Indonesia ke-2 pada 29 Oktober mendatang di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Hal tersebut disampaikan Tugas dalam pertemuan dengan Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesera Pemprov DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM, di Balaikota, Selasa (3/10). Dalam kesempatan itu, Tugas mengatakan pembagian kursi roda bagi stroker juga sekaligus untuk memperingati Hari Stroke Sedunia.

Rencana aksi membagikan kursi roda bagi pasien stroke berangkat dari realita stroker di Indonesia yang dinilai belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya dari fasilitas kesehatan.

"Unit pelayanan rumah sakit atau fasilitas kesehatan belum banyak memberikan perhatian semestinya kepada penderita. Akibat yang terjadi, penderita mengalami kesengsaraan hingga menahun," ujar Tugas.

Stroke, menurut Tugas, jadi satu dari lima jenis penyakit tidak menular yang mematikan di Indonesia.

Jumlah penderita stroke yang meninggal dunia sepanjang 2022 mencapai 3.600 jiwa atau 6.4 persen dari jumlah kematian di Jakarta.

Sementara, jumlah kasus baru stroke di puskesmas sejak Januari hingga September 2023 mencapai 2.941 jiwa.

Menyikapi kondisi tersebut, kata Tugas, dibutuhkan pertolongan oleh orang sekitar atau terdekat yang paham cara menangani stroke sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Masih ada peluang waktu sekitar dua jam agar bisa dipulihkan tim medis," ucap Tugas.

 

 

 


Festival Senam Cegah Stroke dan Deteksi Dini Gejala

Pada rangkaian jambore, Yayasan Stroke Indonesia menyelenggarakan festival senam pencegahan, langkah pertolongan dini serta cara penanganan lanjutan bagi penderita stroke. Ada dua unit kelengkapan rumah sakit lapangan yang dikerahkan.

Di sana, pengunjung dapat mendeteksi apakah pada dirinya ada tanda-tanda stroke, sehingga bisa segera ditangani secara medis.

Jambore berlangsung mulai pukul 07:00 di balaikota. Peserta kemudian lanjut menyelusuri lintasan kawasan wisata heritage atau warisan cagar budaya Weltevreden yaitu Medan Merdeka, Pasar Baru, Pos Bloc, Gedung Kesenian Jakarta, Istana Daendels, Kantor Pos, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, masuk ke area Lapangan Banteng, hingga malam hari disertai hiburan.

 


Libatkan Banyak Pihak

Berbagai pihak turut diilibatkan dalam kegiatan Jambore Stroke Indonesia, termasuk Yayasan Kota Jakarta Weltevreden yang bergerak pada pemanfaatan situs cagar budaya untuk tujuan wisata tingkat dunia. Diharapkan cagar-cagar budaya itu yang dijadikan tujuan wisata itu akan berdampak positif pada ekonomi kerakyatan.

"Kami menggalang kolaborasi dengan Serikat Pemersatu Seniman Indonesia menyajikan gelaran berbagai jenis seni serta akan mengundang Komunitas Perempuan Berkain konvoi menyelusuri lintasan wisata cagar budaya,'" kata Toto Irianto, Ketua Yayasan Kota Jakarta Weltevreden.

"Upaya andil mempromosikan kawasan destinasi wisata legendaris di Jakarta."

Menyikapi agenda tersebut pemprov DkI Jakarta menyambut positif seraya mendukung gelaran jambore. "Kami mendukung acara ini," tegas Asisten Kesera dr. Widyastuti.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya