Waspada! Stroke Iskemik: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan

Kenali stroke iskemik, jenis stroke paling umum, penyebabnya, gejala yang perlu diwaspadai, cara pencegahan, serta pengobatan untuk meminimalisir dampaknya.

oleh Tim Disabilitas Diperbarui 01 Mar 2025, 10:17 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 10:17 WIB
ciri ciri stroke mau sembuh
ciri ciri stroke mau sembuh ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Stroke iskemik merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat, biasanya karena gumpalan darah. Kondisi ini menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi pada sel-sel otak, berpotensi menyebabkan kerusakan permanen bahkan kematian sel otak. Sekitar 80% kasus stroke adalah stroke iskemik, menjadikannya jenis stroke yang paling umum.

Penyebab utama stroke iskemik adalah terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah otak (trombosis) atau gumpalan darah yang berpindah dari bagian tubuh lain (emboli). Faktor risiko lainnya termasuk aterosklerosis (penumpukan plak lemak di arteri), fibrilasi atrium (gangguan irama jantung), dan tekanan darah tinggi. Penanganan cepat sangat krusial untuk meminimalisir kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.

 "Stroke iskemik terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otak menyempit atau tersumbat. Sumbatan ini disebabkan adanya pembekuan darah atau aliran darah yang menurun drastis," tulis dokter spesialis bedah saraf RS EMC Pulomas, Abrar Arham. 

Gejala stroke iskemik bervariasi tergantung bagian otak yang terkena. Namun, gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala ini, segera cari pertolongan medis karena waktu sangat penting dalam penanganan stroke iskemik.

Promosi 1

Penyebab Stroke Iskemik

Beberapa faktor meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik. Trombosis, pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh darah otak, adalah salah satu penyebab utama. Emboli, gumpalan darah yang berasal dari bagian tubuh lain dan menyumbat pembuluh darah otak, juga merupakan penyebab yang umum.

Aterosklerosis, penumpukan plak lemak di dinding arteri, menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah. Fibrilasi atrium, gangguan irama jantung, juga meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah dan perlu diwaspadai. Mengontrol faktor risiko ini sangat penting dalam pencegahan stroke iskemik.

Gejala Stroke Iskemik

Gejala stroke iskemik dapat muncul tiba-tiba dan beragam, tergantung area otak yang terkena dampak. Gejala umum meliputi kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh. Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan juga merupakan gejala yang sering muncul.

Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda, juga bisa menjadi indikasi stroke iskemik. Sakit kepala hebat yang tiba-tiba, kehilangan keseimbangan atau koordinasi, pusing, mual, dan muntah juga termasuk gejala yang perlu diwaspadai. Kecepatan penanganan sangat penting untuk meminimalisir kerusakan otak.

Gejala utama stroke iskemik adalah: Mati rasa atau salah satu sisi tubuh terasa lemah. Mendadak bingung dan sulit berbicara atau memahami. Hilang koordinasi atau keseimbangan. Kelumpuhan wajah atau paralisis.

Mencegah Stroke Iskemik

Pencegahan stroke iskemik sangat penting untuk menjaga kesehatan otak. Langkah-langkah pencegahan meliputi mengontrol tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol. Menghindari merokok dan mengonsumsi makanan sehat juga sangat dianjurkan.

Rutin berolahraga dan mengontrol diabetes sangat penting. Mengobati fibrilasi atrium jika Anda menderita penyakit ini juga merupakan langkah pencegahan yang efektif. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, risiko terkena stroke iskemik dapat diminimalisir.

Cara pencegahan stroke iskemik sama dengan upaya mencegah penyakit jantung, seperti: Tidak merokok; mempertahankan berat badan ideal; mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah agar tetap normal; memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan; berolahraga secara rutin, selama minimal 30 menit setiap hari; tidak mengonsumsi minuman beralkohol; mengelola stres dengan latihan pernapasan dan relaksasi, seperti yoga.

Pengobatan Stroke Iskemik

Pengobatan stroke iskemik bertujuan memulihkan aliran darah ke otak secepat mungkin. Trombolisis, penggunaan obat untuk melarutkan gumpalan darah, merupakan metode utama dan harus diberikan sesegera mungkin setelah gejala muncul.

Endarterektomi karotid, prosedur bedah untuk membersihkan plak lemak dari arteri karotis, dapat dilakukan pada kasus tertentu. Angioplasty dan stenting, prosedur minimal invasif untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat, juga merupakan pilihan pengobatan.

Rehabilitasi, meliputi fisioterapi, terapi wicara, dan terapi okupasi, membantu memulihkan fungsi yang hilang akibat stroke. "Semakin cepat obat diberikan, semakin baik penanganannya. Perawatan cepat tidak hanya dapat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup, tetapi juga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi," jelas Abrar.

Dampak Stroke Iskemik

Stroke iskemik dapat menyebabkan berbagai disabilitas, baik fisik maupun non-fisik. Disfungsi motorik, termasuk paresis atau kelemahan otot, adalah dampak umum. Selain itu, stroke juga dapat mengakibatkan gangguan bicara dan kesulitan memahami pembicaraan.

Dokter spesialis saraf lainnya,  Dodik Tugasworo, mengungkapkan bahwa gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau bahkan kebutaan, juga dapat terjadi. "Mengenai kebutaan, stroke itu gejala klinisnya tergantung di mana dia kenanya. Apakah di daerah mata, daerah bicara, tangan kaki, itu otak kita sudah dipeta-petakan. Jadi kalau terkena di pembuluh darah mata, maka mata akan bisa buta atau buram," jelas Dodik, 

Penting untuk diingat bahwa dampak stroke iskemik dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan sumbatan pembuluh darah di otak. Penanganan cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalisir dampak jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya