Hukum Menjalankan Rukun Umrah dengan Kursi Roda bagi Penyandang Disabilitas dan Lansia

Umrah dalam rangkaian ibadah haji merupakan ibadah wajib yang agung sebagaimana ibadah haji itu sendiri.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Apr 2024, 11:19 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 11:18 WIB
Hukum Menjalankan Rukun Umrah dengan Kursi Roda bagi Penyandang Disabilitas dan Lansia
Hukum Menjalankan Rukun Umrah dengan Kursi Roda bagi Penyandang Disabilitas dan Lansia . (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas dan lanjut usia (lansia) dengan kondisi tertentu diperbolehkan menjalankan ibadah umrah menggunakan kursi roda.

Pasalnya, tidak ada larangan menjalankan umrah menggunakan kursi roda. Penggunaan alat bantu ini juga tidak mengganggu rukun umrah, seperti disampaikan Redaktur Keislaman NU Online, Ustaz Alhafiz Kurniawan.

Dia menyampaikan, umrah dalam rangkaian ibadah haji merupakan ibadah wajib yang agung sebagaimana ibadah haji itu sendiri. Pelaksanaan umrah hampir sama dengan pelaksanaan ibadah haji. Hanya saja, pada ibadah umrah ini semua rukun ada minus wukuf di Arafah. 

 قوله: وغير وقوف من الأركان الستة) أي وهو: النية، والطواف، والسعي، والحلق، والترتيب (قوله: أركان العمرة) خبر المبتدأ، وهو لفظ غير (قوله: لشمول الأدلة إلخ) يعني أن الأدلة التي استدل بها على وجوب النية والطواف والسعي في الحج، تدل أيضا على وجوبها في العمرة، فهي ليست قاصرة على الحج  

Artinya: “(Enam rukun haji selain wukuf) yaitu niat [ihram], tawaf, sai, [cukur] tahallul, dan tertib, (adalah rukun umrah) merupakan khabar mubtada dari kata ‘ghayru.’ (Karena mencakup dalil-dalilnya), yakni dalil-dalil yang menjadi dasar atas kewajiban niat, tawaf, dan sai dalam ibadah haji juga menjadi dalil atas kewajiban pelaksanaan rukun tersebut pada ibadah umrah. Jadi, dalil [pelaksanaan rukun] tersebut tidak terbatas untuk haji saja,” (Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr:], juz II, halaman 331).  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


5 Rukun Umrah

Ilustrasi haji, umrah, Makkah
Ilustrasi haji, umrah, Makkah. (Photo by Beris Creatives on Unsplash).

Ibadah umrah memiliki rukun atau bagian-bagian yang pelaksanaannya tidak dapat ditinggalkan. Rukun-rukun dalam ibadah umrah wajib dilaksanakan tanpa kecuali. Bila salah satu tidak dilaksanakan, maka ibadah umrahnya tidak sah.

Rukun umrah ini tidak dapat ditinggalkan meski sebagiannya dan digantikan dengan dam (bayar denda).  

Ada lima rukun umrah yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji yakni:

  • Ihram
  • Tawaf
  • Sai
  • Tahallul
  • Tertib.

Ihram

Ihram dalam umrah sejenis dengan takbiratul ihram dalam shalat. Ihram menandai masuknya seseorang dalam rangkaian manasik dengan niat umrah di dalam hati.

Jamaah dianjurkan melafalkan niat ihram umrah secara lisannya. Sebelum niat, jamaah haji harus menyiapkan diri atas konsekuensi ihram. Jamaah haji dianjurkan mandi dan sudah mengenakan pakaian ihram terlebih dahulu sebelum niat ihram. Jamaah haji sudah harus segera meninggalkan larangan ihram setelah niat ihram.  

Tawaf

Tawaf adalah mengelilingi Kabah sebanyak 7 kali dalam keadaan suci yang diawali dari arah Hajar Aswad. Jamaah dianjurkan untuk membaca talbiyah ketika tawaf. 

 وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ  

Artinya: “Hendaklah mereka mengelilingi rumah lama (Kabah).” (QS Al-Haji: 29).  


Sai

Sai adalah jalan kaki antara Shafa dan Marwah. Sai dilakukan sebanyak 7 kali dengan perhitungan yaitu jalan dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan jalan dari Marwah ke Shafa dihitung sekali.  

Jalan pertama wajib dimulai dari Shafa ke Marwah. Jika sai dimulai dari Marwah ke Shafa, maka jalan pertama tidak dihitung. Sai harus dilaksanakan dengan 7 kali dengan hitungan yang meyakinkan.

“Sai tidak boleh kurang dari 7 kali. Sai dapat dilaksanakan dengan jalan kaki. Tetapi bagi lansia dan mereka yang memiliki uzur, sai dapat dilaksanakan dengan bantuan kursi roda,” kata Alhafiz mengutip NU Online, Jumat (19/4/2024).

 اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا   

Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya.” (QS Al-Baqarah: 158).  


Tahallul

Tahallul dilakukan dengan cara mencukur atau menggunting rambut. Minimal mencukur tiga lembar rambut.

Sedangkan afdalnya, jamaah haji mencukur secara merata rambutnya untuk tahallul umrah. 

 مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ وَمُقَصِّرِيْنَۙ   

Artinya: “(Jika Allah menghendaki dalam keadaan aman), dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya,” (QS Al-Fatah: 26).

Tertib

Rukun umrah ini harus dilaksanakan secara berurutan. Hal ini ditarik dari tata cara dan anjuran dari praktik umrah Nabi Muhammad saw. 

 خُذُوْا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ  

Artinya: “Ambillah dariku perihal tata cara manasik [haji dan umrah] kamu.” (HR Muslim, An-Nasai, dan Ahmad).  

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya