Liputan6.com, Jakarta - Sebagian kasus mata juling bisa memicu gangguan penglihatan permanen yang berpotensi mengarah pada disabilitas netra jika tidak ditangani dengan baik.
Secara sederhana mata juling adalah kondisi ketika kedua mata menunjukkan posisi yang tidak sejajar.
Advertisement
Baca Juga
Menurut tulisan yang ditinjau ulang oleh dokter spesialis mata Marsha Rayfa Pintary dari KMN EyeCare, mata juling atau strabismus terdiri dari berbagai jenis yang dikategorikan berdasarkan arah penyimpangan mata. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing jenis strabismus agar lebih mudah dipahami:
Advertisement
Esotropia
Esotropia adalah kondisi di mana salah satu atau kedua mata mengarah ke dalam atau mendekati hidung.
Exotropia
Exotropia terjadi ketika salah satu atau kedua mata mengarah ke luar, menjauhi hidung.
Hypertropia
Hypertropia adalah jenis mata juling di mana salah satu mata mengarah lebih tinggi dibanding mata lainnya. Kondisi ini tergolong langka dibanding jenis lainnya.
Hypotropia
Hypotropia adalah kebalikan dari hypertropia, di mana salah satu mata mengarah lebih rendah dibanding mata lainnya.
“Mata juling terjadi akibat gangguan pada otot-otot penggerak mata, yang membuat mata kehilangan koordinasi,” kata Marsha mengutip keterangan pers, Rabu (5/2/2025).
Mata juling bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Selain mengganggu penampilan, strabismus dapat memengaruhi kemampuan penglihatan, terutama pada anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan visual.
7 Gejala Mata Juling
Mata juling memiliki beberapa gejala yang bisa dikenali, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala mata juling:
Mata Tidak Sejajar
Satu mata mengarah ke depan, sementara mata lainnya bisa mengarah ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah.
Mata Tidak Bekerja Sama
Kedua mata tidak bergerak bersama saat melihat suatu objek, sehingga pandangan tampak tidak terkoordinasi.
Mata Sering Menyipit atau Memiringkan Kepala
Untuk mengkompensasi penglihatan yang terganggu, seseorang mungkin sering menyipitkan satu mata atau memiringkan kepala agar dapat melihat lebih jelas.
Advertisement
Kesulitan Memperkirakan Jarak
Orang dengan mata juling sering mengalami masalah dalam memperkirakan jarak karena hilangnya penglihatan 3D atau stereoskopik.
Penglihatan Ganda
Pada beberapa kasus, terutama pada orang dewasa, mata juling dapat menyebabkan penglihatan ganda (diplopia), karena otak menerima dua gambar yang berbeda dari kedua mata.
Mata Terasa Lelah atau Tegang
Mata mungkin terasa cepat lelah karena usaha berlebihan untuk fokus atau menyeimbangkan penglihatan.
Mata Malas
Pada anak-anak, salah satu mata yang tidak digunakan dengan baik dapat menjadi mata malas (amblyopia), di mana penglihatan pada mata tersebut tidak berkembang optimal.
“Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala-gejala ini, segera lakukan pemeriksaan mata untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut,” saran Marsha.
Prevalensi Mata Juling
Secara global, kasus mata juling cukup umum terjadi. Diperkirakan sekitar 2-4 persen anak mengalami gejala mata juling. Pada sebuah penelitian di Hongkong tahun 2021, ditemukan 133 anak yang terkena mata juling dari 4,273 total responden.
Pada orang dewasa, kasus mata juling ini juga dapat muncul akibat cedera, stroke, atau gangguan neurologis lainnya.
Sedangkan, penyebab strabismus pada anak antara lain kondisi genetik, gangguan refraktif (sebagai contoh mata minus atau plus), kelainan neurologis, dan kelainan pada mata anak (katarak, retinopathy of prematurity, dan lain-lain).
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)