Burung Merpati Bisa Ramal Hasil Mammogram?

Sebuah studi yang diterbitkan dalam PLOS ONE menunjukkan merpati bisa dilatih untuk melihat gambar anatomi.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Nov 2015, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2015, 19:00 WIB
Kala Ambulans Dipanggil untuk Tolong Burung Sakit
"Ketika tiba, aku melihat tiga pria dan seorang wanita berdiri di sekitar merpati."

Liputan6.com, Jakarta- Sebuah studi yang diterbitkan dalam PLOS ONE menunjukkan merpati bisa dilatih untuk melihat gambar anatomi dan menentukan mana yang menunjukkan jaringan payudara jinak dan ganas.

Pada umumnya mammogram adalah langkah awal untuk mendeteksi sel kanker payudara sebelum berkembang terlalu parah. Dengan menggunakan sebuah alat khusus yang menggunakan energi radiasi (sinar-X), perkembangan jaringan di payudara bisa dipantau.

"Membaca gambar-gambar medik ini membutuhkan semacam kecanggihan persepsi melampaui kata-kata belaka," menurut Edward A. Wasserman, seorang psikolog eksperimental yang mengkhususkan dirinya dalam membandingkan kognisi manusia dengan hewan.

"Dalam beberapa hal, merpati dan orang memulainya pada tempat yang sama, mereka sama-sama naif," katanya kepada Washington Post dikutip dari laman Medical Daily, pada Jumat (20/11/2015).

Pada awalnya, merpati hanya punya 50 persen keakuratan saat mengambil dua gambar yang menunjukkan tumor ganas. Setelah beberapa hari latihan, akurasi mereka naik hingga 85 persen.

Para peneliti ingin memastikan merpati tidak hanya menghafal gambar, lalu mereka mengganti level pembesaran, sudut yang berbeda, dan bahkan memberi merpati-merpati percobaan itu satu set sampel jaringan yang benar-benar baru. Secara mengejutkan, burung-burung tersebut melakukannya dengan sama baik.

"Kami sangat gembira dengan penemuan ini. Kami tidak meneliti ini dengan mengharap sangat banyak pada burung, tetapi mereka melakukan tugas lebih baik daripada yang kami bayangkan," kata Wasserman kepada Discover Magazine.

Robot jauh lebih mungkin untuk menggantikan posisi manusia daripada hewan, namun percobaan ini bisa membantu menginformasikan teknologi baru dalam menafsirkan gambar. "Mereka adalah pekerja yang sukarela, mereka adalah workaholic yang nyata," pungkas Wasserman.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya