Liputan6.com, Jakarta Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah dan berperan penting dalam tubuh manusia. Fungsi utama hemoglobin adalah mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Selain itu, hemoglobin juga bertugas membawa karbondioksida dari jaringan kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan.
Kadar hemoglobin normal berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelamin:
- Pria dewasa: 13,5-18,0 g/dL
- Wanita dewasa: 12,0-15,5 g/dL
- Anak-anak: 11,0-16,0 g/dL
Advertisement
Ketika kadar hemoglobin berada di bawah nilai normal, seseorang dapat didiagnosis mengalami anemia atau kondisi kurang darah. Anemia dapat mengganggu fungsi tubuh karena sel-sel tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
Advertisement
Penyebab Hemoglobin Rendah
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kadar hemoglobin menjadi rendah, antara lain:
1. Kekurangan Zat Besi
Zat besi merupakan komponen penting dalam pembentukan hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat terjadi karena:
- Asupan makanan yang kurang mengandung zat besi
- Penyerapan zat besi yang terganggu di usus
- Kehilangan darah akibat menstruasi berlebihan, persalinan, atau pendarahan internal
2. Kekurangan Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12 dan asam folat diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Kekurangan kedua nutrisi ini dapat disebabkan oleh:
- Pola makan yang tidak seimbang
- Gangguan penyerapan di usus
- Penyakit autoimun yang menyerang sel-sel lambung
3. Penyakit Kronis
Beberapa penyakit kronis dapat mengganggu produksi sel darah merah, seperti:
- Kanker
- Penyakit ginjal kronis
- Penyakit autoimun
- Infeksi kronis
4. Kelainan Genetik
Beberapa kondisi genetik dapat menyebabkan anemia, misalnya:
- Thalassemia
- Anemia sel sabit
- Anemia aplastik
5. Kehilangan Darah
Pendarahan akut atau kronis dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, seperti:
- Trauma atau cedera
- Operasi
- Pendarahan saluran cerna
- Menstruasi berlebihan
Advertisement
Ciri-ciri Hemoglobin Rendah
Gejala anemia atau hemoglobin rendah dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum yang perlu diwaspadai:
1. Kelelahan dan Kelemahan
Salah satu tanda paling umum dari hemoglobin rendah adalah rasa lelah yang berlebihan. Penderita anemia sering merasa lemas dan kekurangan energi, bahkan untuk melakukan aktivitas ringan sehari-hari. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen untuk berfungsi optimal.
2. Pucat
Kulit yang tampak lebih pucat dari biasanya bisa menjadi indikasi kadar hemoglobin yang rendah. Perhatikan terutama pada bagian-bagian tubuh seperti:
- Wajah
- Bibir
- Telapak tangan
- Bagian dalam kelopak mata
3. Sesak Napas
Ketika kadar hemoglobin rendah, tubuh berusaha mengkompensasi kekurangan oksigen dengan meningkatkan laju pernapasan. Akibatnya, penderita anemia sering merasa sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik atau naik tangga.
4. Pusing dan Sakit Kepala
Kurangnya pasokan oksigen ke otak dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, atau perasaan melayang. Beberapa orang juga mengalami vertigo atau sensasi berputar.
5. Detak Jantung Cepat atau Tidak Teratur
Jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah yang kekurangan oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, detak jantung menjadi lebih cepat atau tidak teratur. Penderita mungkin merasakan jantung berdebar-debar (palpitasi).
6. Kulit dan Kuku Rapuh
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan mudah pecah-pecah. Kuku juga cenderung rapuh dan mudah patah. Pada kasus yang parah, kuku bisa berbentuk cekung seperti sendok (koilonychia).
7. Mudah Kedinginan
Penderita anemia sering merasa lebih sensitif terhadap suhu dingin. Mereka mungkin mengeluhkan tangan dan kaki yang selalu terasa dingin, bahkan di cuaca yang hangat.
8. Gangguan Konsentrasi
Kurangnya oksigen ke otak dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Penderita anemia mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa, atau merasa sulit fokus pada pekerjaan atau tugas sehari-hari.
9. Kehilangan Nafsu Makan
Beberapa orang dengan anemia mengalami penurunan nafsu makan. Hal ini bisa disertai dengan mual atau rasa tidak nyaman di perut.
10. Gangguan Tidur
Meskipun merasa lelah, penderita anemia terkadang mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Mereka juga mungkin mengalami sindrom kaki gelisah, yaitu dorongan yang tidak terkendali untuk menggerakkan kaki saat istirahat.
Diagnosis Hemoglobin Rendah
Untuk mendiagnosis hemoglobin rendah atau anemia, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan:
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, gejala yang dialami, pola makan, dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda anemia seperti pucat atau pembesaran limpa.
2. Pemeriksaan Darah Lengkap
Tes darah lengkap atau Complete Blood Count (CBC) merupakan pemeriksaan utama untuk mendiagnosis anemia. Tes ini mengukur:
- Kadar hemoglobin
- Jumlah sel darah merah
- Hematokrit (persentase sel darah merah dalam darah)
- Ukuran dan bentuk sel darah merah
- Jumlah sel darah putih dan trombosit
3. Pemeriksaan Zat Besi
Untuk mengetahui apakah anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi, dokter mungkin akan memeriksa:
- Kadar zat besi serum
- Total Iron Binding Capacity (TIBC)
- Ferritin (protein penyimpan zat besi)
4. Tes Vitamin B12 dan Asam Folat
Pemeriksaan kadar vitamin B12 dan asam folat dalam darah dapat membantu mendiagnosis anemia yang disebabkan oleh kekurangan kedua nutrisi tersebut.
5. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Dalam kasus tertentu, dokter mungkin merekomendasikan biopsi sumsum tulang untuk mengevaluasi produksi sel darah dan mencari penyebab anemia yang lebih serius.
6. Tes Genetik
Jika dicurigai adanya kelainan genetik seperti thalassemia, dokter dapat merekomendasikan tes genetik untuk konfirmasi diagnosis.
Advertisement
Pengobatan Hemoglobin Rendah
Penanganan hemoglobin rendah atau anemia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum dilakukan:
1. Suplementasi Zat Besi
Untuk anemia defisiensi besi, dokter biasanya meresepkan suplemen zat besi oral. Beberapa tips penggunaan suplemen zat besi:
- Konsumsi dengan perut kosong atau bersama vitamin C untuk meningkatkan penyerapan
- Hindari minum teh, kopi, atau susu bersamaan dengan suplemen zat besi
- Waspada terhadap efek samping seperti mual atau sembelit
2. Suplementasi Vitamin B12 dan Asam Folat
Jika anemia disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat, dokter akan meresepkan suplemen sesuai kebutuhan. Vitamin B12 bisa diberikan dalam bentuk oral, suntikan, atau spray hidung.
3. Pengobatan Penyakit Dasar
Jika anemia disebabkan oleh penyakit kronis, fokus pengobatan adalah mengatasi penyakit dasarnya. Misalnya:
- Pengobatan infeksi
- Manajemen penyakit autoimun
- Terapi kanker
4. Transfusi Darah
Pada kasus anemia berat atau akut, transfusi darah mungkin diperlukan untuk segera meningkatkan kadar hemoglobin. Transfusi biasanya dipertimbangkan jika:
- Kadar hemoglobin sangat rendah (di bawah 7 g/dL)
- Ada gejala anemia yang berat
- Pasien memiliki penyakit jantung atau paru-paru
5. Obat-obatan Perangsang Produksi Sel Darah Merah
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah, seperti:
- Erythropoietin (EPO)
- Darbepoetin alfa
6. Terapi Khusus untuk Anemia Genetik
Untuk anemia yang disebabkan oleh kelainan genetik, pengobatan mungkin meliputi:
- Transfusi darah rutin untuk thalassemia
- Obat-obatan khusus untuk anemia sel sabit
- Transplantasi sumsum tulang dalam kasus tertentu
Pencegahan Hemoglobin Rendah
Meskipun tidak semua jenis anemia dapat dicegah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hemoglobin rendah:
1. Pola Makan Seimbang
Konsumsi makanan kaya zat besi, vitamin B12, dan asam folat dapat membantu mencegah anemia defisiensi nutrisi. Beberapa contoh makanan yang baik dikonsumsi:
- Zat besi: daging merah, hati, ikan, kacang-kacangan, bayam
- Vitamin B12: daging, ikan, telur, produk susu
- Asam folat: sayuran hijau, kacang-kacangan, jeruk
2. Suplementasi
Beberapa kelompok mungkin memerlukan suplementasi rutin untuk mencegah anemia:
- Ibu hamil: asam folat dan zat besi
- Vegetarian atau vegan: vitamin B12
- Lansia: vitamin B12
3. Manajemen Penyakit Kronis
Bagi penderita penyakit kronis, penting untuk mengelola kondisi dengan baik untuk mencegah komplikasi anemia. Ini termasuk:
- Rutin kontrol ke dokter
- Minum obat sesuai anjuran
- Menjalani gaya hidup sehat
4. Hindari Paparan Zat Beracun
Beberapa zat kimia dapat mengganggu produksi sel darah merah. Hindari paparan berlebihan terhadap:
- Timbal
- Benzena
- Pestisida
5. Olahraga Teratur
Aktivitas fisik yang teratur dapat merangsang produksi sel darah merah. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga, terutama jika sudah terdiagnosis anemia.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala anemia yang mengganggu, terutama jika:
- Gejala muncul tiba-tiba atau memburuk dengan cepat
- Mengalami sesak napas yang parah
- Merasa sangat lemah atau pusing hingga sulit beraktivitas
- Mengalami nyeri dada atau detak jantung tidak teratur
- Ada riwayat anemia dalam keluarga
Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab dan memberikan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
Hemoglobin rendah atau anemia merupakan kondisi yang umum terjadi namun tidak boleh diabaikan. Mengenali ciri-ciri Hb rendah sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penyebab anemia bervariasi, mulai dari kekurangan nutrisi hingga penyakit kronis dan kelainan genetik.
Diagnosis yang akurat melalui pemeriksaan darah dan evaluasi menyeluruh oleh dokter sangat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat. Pendekatan pengobatan dapat meliputi suplementasi nutrisi, pengobatan penyakit dasar, hingga transfusi darah pada kasus yang lebih serius.
Pencegahan anemia dapat dilakukan melalui pola makan seimbang, suplementasi pada kelompok berisiko, dan gaya hidup sehat. Jika Anda mengalami gejala-gejala anemia yang mengganggu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan penanganan yang tepat dan gaya hidup yang sehat, sebagian besar kasus anemia dapat diatasi dan kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan.
Advertisement