Ciri-Ciri Kosakata Baku dan Penjelasan Lengkapnya

Pelajari ciri-ciri kosakata baku beserta penjelasan lengkapnya. Pahami pengertian, fungsi, dan contoh penggunaan kosakata baku dalam bahasa Indonesia.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 02 Mar 2025, 10:21 WIB
Diterbitkan 31 Des 2024, 10:22 WIB
ciri-ciri kosakata baku
ciri-ciri kosakata baku ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kosakata baku merupakan salah satu aspek penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pemahaman mengenai ciri-ciri kosakata baku sangat diperlukan agar kita dapat berkomunikasi secara efektif, terutama dalam situasi formal. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, ciri-ciri, fungsi, serta contoh penggunaan kosakata baku dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Kosakata Baku

Kosakata baku adalah kumpulan kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kosakata baku menjadi standar dalam penggunaan bahasa resmi, baik lisan maupun tulisan. Pembakuan kosakata ini bertujuan untuk menjaga keseragaman dan konsistensi dalam berbahasa, sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Proses pembakuan kosakata melibatkan berbagai aspek, termasuk ejaan, lafal, struktur kata, dan makna. Lembaga yang berwenang dalam pembakuan bahasa Indonesia adalah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Lembaga ini secara berkala melakukan pemutakhiran terhadap kaidah-kaidah kebahasaan, termasuk kosakata baku, yang kemudian diterbitkan dalam bentuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Ciri-Ciri Kosakata Baku

Untuk dapat mengidentifikasi dan menggunakan kosakata baku dengan tepat, penting bagi kita untuk memahami ciri-cirinya. Berikut adalah ciri-ciri utama kosakata baku dalam bahasa Indonesia:

  1. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia: Kosakata baku harus mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam tata bahasa Indonesia, baik dari segi ejaan, lafal, maupun pembentukan kata.
  2. Tidak dipengaruhi bahasa daerah: Kosakata baku bebas dari pengaruh dialek atau bahasa daerah tertentu. Meskipun banyak kata dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa daerah, namun dalam penggunaannya sebagai kosakata baku, kata-kata tersebut telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
  3. Tidak dipengaruhi bahasa asing: Meskipun bahasa Indonesia banyak menyerap kosakata dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, namun dalam penggunaannya sebagai kosakata baku, kata-kata tersebut telah disesuaikan dengan sistem fonologi dan morfologi bahasa Indonesia.
  4. Lazim digunakan: Kosakata baku merupakan kata-kata yang umum digunakan dalam percakapan formal atau tulisan resmi. Kata-kata yang jarang digunakan atau sudah ketinggalan zaman cenderung tidak dianggap sebagai kosakata baku.
  5. Bermakna tetap dan pasti: Kosakata baku memiliki definisi yang jelas dan tidak ambigu. Maknanya telah ditetapkan dan dicantumkan dalam kamus bahasa Indonesia yang resmi.
  6. Efisien: Kosakata baku cenderung ringkas dan tidak berbelit-belit. Penggunaannya bertujuan untuk menyampaikan informasi secara jelas dan efektif.
  7. Tidak mengandung arti pleonasme: Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan untuk menyatakan satu gagasan. Kosakata baku menghindari penggunaan kata-kata yang berlebihan atau tidak perlu.
  8. Tidak mengandung arti hiperkorek: Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena terlalu ketat menaati kaidah bahasa yang ada. Kosakata baku menghindari bentuk-bentuk yang terlalu dipaksakan demi menaati aturan.

Fungsi Kosakata Baku

Penggunaan kosakata baku memiliki beberapa fungsi penting dalam berbahasa Indonesia, di antaranya:

  1. Menjaga keseragaman bahasa: Kosakata baku membantu menciptakan standar yang seragam dalam penggunaan bahasa Indonesia, sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman antara penutur dari berbagai latar belakang.
  2. Meningkatkan efektivitas komunikasi: Dengan menggunakan kosakata baku, pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh penerima pesan, terutama dalam konteks formal atau resmi.
  3. Memperkuat identitas nasional: Penggunaan kosakata baku dalam bahasa Indonesia turut berperan dalam memperkuat identitas nasional dan rasa persatuan di antara masyarakat Indonesia yang beragam.
  4. Memudahkan pembelajaran bahasa: Adanya standar kosakata baku memudahkan proses pembelajaran bahasa Indonesia, baik bagi penutur asli maupun pelajar asing.
  5. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan: Kosakata baku membantu dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan, karena memungkinkan komunikasi yang lebih akurat dan konsisten dalam bidang akademis dan ilmiah.

Contoh Penggunaan Kosakata Baku

Untuk lebih memahami penggunaan kosakata baku, berikut ini beberapa contoh perbandingan antara kosakata baku dan tidak baku:

Kosakata Baku Kosakata Tidak Baku
Saya Gue, Aku
Mereka Dorang
Bagaimana Gimana
Tidak Nggak, Kagak
Tetapi Tapi
Karena Gara-gara
Sekarang Kini
Hanya Cuma
Sedikit Dikit
Sudah Udah

Penting untuk diingat bahwa penggunaan kosakata baku terutama diperlukan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan karya ilmiah, pidato resmi, atau komunikasi di lingkungan kerja. Dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal, penggunaan kosakata tidak baku masih dapat diterima, selama tidak mengganggu pemahaman pesan yang ingin disampaikan.

Cara Mengidentifikasi Kosakata Baku

Untuk memastikan apakah suatu kata termasuk kosakata baku atau tidak, Anda dapat menggunakan beberapa metode berikut:

  1. Merujuk pada KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sumber utama untuk memverifikasi kosakata baku. Jika suatu kata terdapat dalam KBBI, umumnya kata tersebut dianggap baku.
  2. Mengecek PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) memberikan panduan tentang penulisan kata yang benar. Pastikan ejaan kata yang Anda gunakan sesuai dengan ketentuan dalam PUEBI.
  3. Memperhatikan konteks penggunaan: Perhatikan di mana dan kapan kata tersebut biasa digunakan. Kata-kata yang sering muncul dalam dokumen resmi, buku pelajaran, atau media massa umumnya merupakan kosakata baku.
  4. Membandingkan dengan sumber terpercaya: Bandingkan penggunaan kata yang Anda ragukan dengan sumber-sumber terpercaya seperti buku tata bahasa, artikel ilmiah, atau publikasi resmi pemerintah.
  5. Berkonsultasi dengan ahli bahasa: Jika masih ragu, Anda dapat berkonsultasi dengan guru bahasa Indonesia, dosen, atau ahli bahasa lainnya untuk memastikan kebakuan suatu kata.

Pentingnya Penggunaan Kosakata Baku dalam Penulisan Ilmiah

Dalam konteks penulisan ilmiah, penggunaan kosakata baku menjadi sangat krusial. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:

  1. Kejelasan makna: Kosakata baku memiliki definisi yang jelas dan tidak ambigu, sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dalam interpretasi hasil penelitian atau gagasan ilmiah.
  2. Konsistensi: Penggunaan kosakata baku membantu menjaga konsistensi dalam penulisan, yang sangat penting dalam karya ilmiah untuk memudahkan pembaca memahami isi tulisan.
  3. Kredibilitas: Penggunaan bahasa yang baku dan formal dalam karya ilmiah dapat meningkatkan kredibilitas penulis dan karyanya di mata pembaca atau peneliti lain.
  4. Standarisasi: Kosakata baku memudahkan proses standarisasi dalam komunitas ilmiah, sehingga memungkinkan pertukaran informasi yang lebih efektif antar peneliti.
  5. Kemudahan akses: Penggunaan kosakata baku memudahkan proses pengindeksan dan pencarian karya ilmiah dalam database atau sistem perpustakaan.

Tantangan dalam Penggunaan Kosakata Baku

Meskipun penggunaan kosakata baku sangat penting, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam penerapannya:

  1. Perkembangan bahasa: Bahasa terus berkembang, dan kadang-kadang kosakata baru muncul lebih cepat daripada proses pembaruannya. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan tentang status kebakuan suatu kata.
  2. Pengaruh bahasa asing: Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris, ke dalam bahasa Indonesia sering kali menimbulkan kebingungan tentang bagaimana mengadaptasi istilah tersebut ke dalam kosakata baku.
  3. Kebiasaan berbahasa: Banyak orang terbiasa menggunakan bahasa tidak baku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kadang-kadang sulit untuk beralih ke penggunaan kosakata baku dalam situasi formal.
  4. Kurangnya pemahaman: Tidak semua orang memiliki pemahaman yang baik tentang kaidah bahasa Indonesia yang baku, sehingga sering terjadi kesalahan dalam penggunaan kosakata.
  5. Perbedaan regional: Indonesia memiliki banyak bahasa daerah yang dapat mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia. Kadang-kadang, kata-kata dari bahasa daerah dianggap baku oleh penutur di daerah tersebut, padahal sebenarnya tidak.

Strategi Meningkatkan Penggunaan Kosakata Baku

Untuk meningkatkan kemampuan dalam menggunakan kosakata baku, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Membaca secara teratur: Bacalah sumber-sumber yang menggunakan bahasa Indonesia baku seperti buku pelajaran, artikel ilmiah, atau berita dari media massa terpercaya.
  2. Berlatih menulis: Cobalah untuk menulis secara formal, misalnya membuat esai atau laporan, dengan memperhatikan penggunaan kosakata baku.
  3. Menggunakan kamus: Biasakan diri untuk merujuk pada KBBI ketika ragu tentang penggunaan atau arti suatu kata.
  4. Mengikuti perkembangan bahasa: Perhatikan pembaruan-pembaruan dalam kaidah bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Bahasa.
  5. Berdiskusi dengan orang lain: Diskusikan penggunaan kata-kata tertentu dengan teman, guru, atau ahli bahasa untuk memperdalam pemahaman.
  6. Mengikuti kursus atau pelatihan: Ikuti kursus atau pelatihan bahasa Indonesia yang fokus pada penggunaan bahasa baku.
  7. Memanfaatkan teknologi: Gunakan aplikasi atau perangkat lunak pemeriksa ejaan dan tata bahasa untuk membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan penggunaan kata.

Kesimpulan

Pemahaman dan penggunaan kosakata baku merupakan aspek penting dalam penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan mengenali ciri-ciri kosakata baku dan memahami fungsinya, kita dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif, terutama dalam situasi formal. Meskipun ada tantangan dalam penerapannya, dengan latihan dan kesadaran yang konsisten, penggunaan kosakata baku dapat ditingkatkan. Hal ini tidak hanya akan membantu dalam konteks akademis atau profesional, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya