Perbedaan Majas dan Ungkapan: Memahami Gaya Bahasa dalam Sastra Indonesia

Pelajari perbedaan majas dan ungkapan serta fungsinya dalam karya sastra. Pahami jenis-jenis majas dan contoh penggunaannya dalam bahasa Indonesia.

oleh Ayu Isti Prabandari diperbarui 17 Jan 2025, 15:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 15:30 WIB
perbedaan majas dan ungkapan
perbedaan majas dan ungkapan ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia sastra dan bahasa Indonesia, majas dan ungkapan merupakan dua elemen penting yang sering digunakan untuk memperindah dan memperkaya karya tulis. Meskipun keduanya memiliki peran dalam membangun gaya bahasa yang menarik, majas dan ungkapan memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai perbedaan antara majas dan ungkapan, serta peran keduanya dalam karya sastra Indonesia.

Pengertian Majas

Majas, yang juga dikenal sebagai gaya bahasa atau bahasa kiasan, merupakan cara pengungkapan pikiran melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Majas digunakan untuk menciptakan efek tertentu dalam sebuah karya sastra, seperti membuat tulisan lebih hidup, ekspresif, dan menarik.

Dalam penggunaannya, majas sering kali melibatkan perbandingan, perumpamaan, atau penggunaan kata-kata secara kiasan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Majas dapat membuat pembaca merasakan emosi tertentu, membayangkan gambaran yang lebih jelas, atau memahami konsep abstrak melalui perbandingan dengan hal-hal yang lebih konkret.

Beberapa karakteristik utama majas antara lain:

  • Menggunakan bahasa kiasan atau perumpamaan
  • Bertujuan untuk menciptakan efek estetis dalam tulisan
  • Dapat mengubah atau memperkuat makna kata atau kalimat
  • Sering digunakan dalam karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama
  • Memiliki berbagai jenis dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda-beda

Pengertian Ungkapan

Ungkapan, di sisi lain, adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah dari makna kata-kata pembentuknya. Ungkapan sering juga disebut sebagai idiom atau frasa idiomatik. Dalam bahasa Indonesia, ungkapan merupakan bentuk bahasa yang maknanya tidak dapat "dibaca" langsung dari makna unsur-unsur pembentuknya.

Karakteristik utama ungkapan meliputi:

  • Terdiri dari gabungan dua kata atau lebih
  • Memiliki makna khusus yang berbeda dari makna harfiah kata-kata pembentuknya
  • Maknanya sudah disepakati dan dipahami secara umum dalam suatu bahasa
  • Tidak dapat diterjemahkan kata per kata ke bahasa lain
  • Sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tulisan informal

Ungkapan biasanya memiliki makna yang tetap dan tidak dapat diubah atau dimodifikasi tanpa mengubah maknanya. Misalnya, ungkapan "buah hati" yang berarti anak kesayangan, tidak bisa diubah menjadi "buah jantung" atau "buah ginjal" tanpa kehilangan maknanya yang asli.

Perbedaan Utama antara Majas dan Ungkapan

Meskipun majas dan ungkapan sama-sama merupakan bentuk gaya bahasa dalam sastra Indonesia, keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar:

  1. Struktur dan Komposisi:
    • Majas: Dapat terdiri dari satu kata, frasa, klausa, atau bahkan kalimat penuh.
    • Ungkapan: Selalu terdiri dari gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan makna.
  2. Fleksibilitas Makna:
    • Majas: Maknanya dapat bervariasi tergantung konteks dan interpretasi pembaca.
    • Ungkapan: Memiliki makna yang tetap dan disepakati secara umum dalam suatu bahasa.
  3. Tujuan Penggunaan:
    • Majas: Digunakan untuk memperindah bahasa, menciptakan efek puitis, dan memperkuat makna.
    • Ungkapan: Digunakan untuk menyampaikan makna tertentu secara efisien dalam komunikasi sehari-hari.
  4. Tingkat Kreativitas:
    • Majas: Memungkinkan penulis untuk berkreasi dan menciptakan perbandingan atau kiasan baru.
    • Ungkapan: Cenderung bersifat tetap dan sudah mapan dalam suatu bahasa.
  5. Penggunaan dalam Karya Sastra:
    • Majas: Sering digunakan secara ekstensif dalam puisi, prosa, dan drama untuk menciptakan efek estetis.
    • Ungkapan: Lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tulisan informal.

Jenis-jenis Majas

Majas memiliki berbagai jenis yang dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan karakteristiknya. Berikut adalah beberapa jenis majas utama dalam bahasa Indonesia:

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah jenis majas yang membandingkan satu hal dengan hal lainnya. Beberapa contoh majas perbandingan antara lain:

  • Simile: Perbandingan langsung menggunakan kata penghubung seperti "seperti", "bagai", atau "laksana". Contoh: "Senyumnya manis seperti gula".
  • Metafora: Perbandingan langsung tanpa kata penghubung. Contoh: "Dia adalah singa podium dalam debat itu".
  • Personifikasi: Memberikan sifat-sifat manusia pada benda mati atau konsep abstrak. Contoh: "Angin berbisik lembut di telingaku".
  • Alegori: Cerita kiasan atau lukisan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Contoh: "Hidup adalah perjalanan, kita semua adalah musafir".

2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan menggunakan kata-kata yang berlawanan untuk menciptakan efek tertentu. Beberapa contoh majas pertentangan adalah:

  • Antitesis: Menggabungkan dua hal yang berlawanan dalam satu kalimat. Contoh: "Hidup dan matinya perusahaan itu ada di tanganmu".
  • Paradoks: Pernyataan yang seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum tetapi mengandung kebenaran. Contoh: "Dia miskin harta namun kaya hati".
  • Oksimoron: Menggabungkan dua kata yang seolah-olah berlawanan. Contoh: "Kesunyian yang memekakkan telinga".

3. Majas Penegasan

Majas penegasan digunakan untuk memberikan penekanan pada suatu pernyataan. Beberapa contoh majas penegasan meliputi:

  • Repetisi: Pengulangan kata atau frasa untuk memberikan penekanan. Contoh: "Kerja, kerja, dan kerja lagi, itulah kunci kesuksesan".
  • Pleonasme: Penggunaan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: "Saya melihat dengan mata kepala sendiri".
  • Klimaks: Urutan pernyataan yang semakin meningkat intensitasnya. Contoh: "Dia rela berkorban harta, tenaga, bahkan nyawanya demi negara".

4. Majas Sindiran

Majas sindiran digunakan untuk menyindir atau mengkritik secara tidak langsung. Beberapa jenis majas sindiran antara lain:

  • Ironi: Sindiran halus yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna sebenarnya. Contoh: "Bagus sekali nilaimu, merah semua".
  • Sarkasme: Sindiran kasar dan tajam. Contoh: "Otakmu terbuat dari apa sih? Kok bisa sebodoh itu!"
  • Sinisme: Sindiran yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh: "Oh, tentu saja kamu yang paling pintar di sini, tidak ada yang bisa menandingimu".

Contoh Penggunaan Majas dalam Karya Sastra

Majas sering digunakan dalam berbagai bentuk karya sastra untuk menciptakan efek estetis dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Berikut beberapa contoh penggunaan majas dalam karya sastra Indonesia:

1. Dalam Puisi

Puisi "Aku" karya Chairil Anwar menggunakan beberapa majas:

Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih peri

Dalam puisi ini, Chairil Anwar menggunakan:

  • Metafora: "Aku ini binatang jalang" - membandingkan dirinya dengan binatang liar.
  • Hiperbola: "Biar peluru menembus kulitku" - melebih-lebihkan kekuatan dan ketahanan dirinya.
  • Personifikasi: "Luka dan bisa kubawa berlari" - seolah-olah luka dan rasa sakit bisa berlari.

2. Dalam Prosa

Kutipan dari novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata:

"Sekolah Muhammadiyah yang sederhana itu mengeluarkan aroma khas, aroma pendidikan. Semerbak seperti minyak kayu putih yang menyegarkan."

Dalam kutipan ini, Andrea Hirata menggunakan:

  • Personifikasi: Memberikan sifat manusia (mengeluarkan aroma) pada sekolah.
  • Simile: Membandingkan aroma pendidikan dengan minyak kayu putih menggunakan kata "seperti".

3. Dalam Lirik Lagu

Lirik lagu "Sepatu" karya Tulus:

Kau yang terindahBidadari yang turun ke bumiMalaikat bersayap cahaya

Dalam lirik ini, Tulus menggunakan:

  • Metafora: Membandingkan seseorang dengan bidadari dan malaikat.
  • Hiperbola: Melebih-lebihkan keindahan seseorang dengan menggambarkannya sebagai makhluk surgawi.

Jenis-jenis Ungkapan

Ungkapan dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis yang berbeda berdasarkan struktur dan penggunaannya. Berikut adalah beberapa jenis ungkapan yang umum ditemui:

1. Ungkapan Idiomatik

Ungkapan idiomatik adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah. Contoh:

  • "Buah hati" - artinya anak kesayangan
  • "Kambing hitam" - artinya orang yang dipersalahkan
  • "Makan hati" - artinya merasa kesal atau sakit hati

2. Ungkapan dengan Nama Bagian Tubuh

Banyak ungkapan dalam bahasa Indonesia yang menggunakan nama bagian tubuh untuk menyampaikan makna tertentu. Contoh:

  • "Ringan tangan" - artinya suka membantu
  • "Besar kepala" - artinya sombong
  • "Panjang tangan" - artinya suka mencuri

3. Ungkapan dengan Nama Binatang

Beberapa ungkapan menggunakan nama binatang untuk menggambarkan sifat atau keadaan tertentu. Contoh:

  • "Jinak-jinak merpati" - artinya kelihatannya jinak tetapi sebenarnya liar
  • "Seperti kerbau dicocok hidung" - artinya orang yang mudah diatur
  • "Bagai ikan masuk jala" - artinya terjebak dalam situasi yang sulit

4. Ungkapan dengan Nama Benda

Ungkapan jenis ini menggunakan nama benda untuk menyampaikan makna tertentu. Contoh:

  • "Makan garam" - artinya berpengalaman
  • "Gulung tikar" - artinya bangkrut atau berhenti berusaha
  • "Naik daun" - artinya sedang populer atau sukses

Penggunaan Ungkapan dalam Komunikasi Sehari-hari

Ungkapan memiliki peran penting dalam komunikasi sehari-hari karena dapat menyampaikan makna yang kompleks secara singkat dan efektif. Berikut beberapa contoh penggunaan ungkapan dalam konteks sehari-hari:

1. Dalam Percakapan Informal

Contoh dialog:

A: "Bagaimana kabar proyekmu?"B: "Wah, sedang naik daun nih. Banyak klien baru yang tertarik."

A: "Syukurlah. Tapi jangan sampai besar kepala ya."B: "Tenang saja, aku selalu ingat pesan orang tua untuk tetap rendah hati."

Dalam percakapan ini, ungkapan "naik daun" dan "besar kepala" digunakan untuk mengekspresikan keadaan dan sifat secara lebih ekspresif dan ringkas.

2. Dalam Konteks Bisnis

Contoh penggunaan ungkapan dalam email bisnis:

"Dengan berat hati kami informasikan bahwa perusahaan kami terpaksa gulung tikar akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh mitra bisnis atas ketidaknyamanan ini."

Ungkapan "gulung tikar" di sini digunakan untuk menyampaikan informasi tentang kebangkrutan perusahaan secara lebih halus.

3. Dalam Media Sosial

Contoh penggunaan ungkapan dalam postingan media sosial:

"Jangan mudah percaya dengan omongan manis di dunia maya. Banyak yang cuma manis di bibir tapi hatinya belum tentu tulus. #HatiHati #JanganMudahPercaya"

Ungkapan "manis di bibir" digunakan untuk menggambarkan orang yang hanya baik dalam ucapan tetapi tidak dalam tindakan.

Perbedaan Penggunaan Majas dan Ungkapan

Meskipun majas dan ungkapan sama-sama memperkaya bahasa, cara penggunaannya dalam komunikasi dan karya tulis berbeda. Berikut beberapa perbedaan utama dalam penggunaan majas dan ungkapan:

1. Konteks Penggunaan

  • Majas: Lebih sering digunakan dalam konteks sastra, puisi, atau tulisan kreatif untuk menciptakan efek estetis dan emosional.
  • Ungkapan: Lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tulisan informal untuk menyampaikan makna secara efisien.

2. Fleksibilitas

  • Majas: Memiliki fleksibilitas yang tinggi dan dapat diciptakan atau dimodifikasi oleh penulis untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
  • Ungkapan: Cenderung tetap dan tidak dapat diubah tanpa mengubah maknanya. Penggunaan ungkapan yang dimodifikasi mungkin tidak dipahami oleh pendengar atau pembaca.

3. Tujuan Penggunaan

  • Majas: Bertujuan untuk memperindah bahasa, menciptakan citra mental yang kuat, dan menyampaikan emosi atau ide yang kompleks.
  • Ungkapan: Bertujuan untuk menyampaikan makna tertentu secara singkat dan efektif, sering kali berdasarkan pemahaman budaya bersama.

4. Interpretasi

  • Majas: Seringkali memerlukan interpretasi dan dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks dan pemahaman pembaca.
  • Ungkapan: Memiliki makna yang relatif tetap dan umumnya dipahami secara sama oleh penutur bahasa tersebut.

5. Pengajaran dan Pembelajaran

  • Majas: Diajarkan sebagai bagian dari studi sastra dan penulisan kreatif, dengan fokus pada pemahaman dan penggunaan berbagai jenis majas.
  • Ungkapan: Diajarkan sebagai bagian dari pembelajaran bahasa sehari-hari, dengan fokus pada pemahaman makna dan penggunaan yang tepat dalam konteks.

Pentingnya Memahami Perbedaan Majas dan Ungkapan

Memahami perbedaan antara majas dan ungkapan penting karena beberapa alasan:

  1. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa: Pemahaman yang baik tentang majas dan ungkapan dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa secara lebih efektif dan ekspresif.
  2. Apresiasi Sastra: Mengenal berbagai jenis majas membantu dalam mengapresiasi karya sastra dengan lebih baik, memahami nuansa dan kedalaman makna yang ingin disampaikan penulis.
  3. Komunikasi Efektif: Penggunaan ungkapan yang tepat dapat membuat komunikasi menjadi lebih efisien dan efektif, terutama dalam konteks budaya tertentu.
  4. Penulisan Kreatif: Bagi penulis, pemahaman tentang majas dan ungkapan dapat memperkaya gaya penulisan dan membantu dalam menciptakan karya yang lebih menarik dan berkesan.
  5. Pemahaman Lintas Budaya: Mengenal ungkapan dalam berbagai bahasa dapat membantu dalam pemahaman lintas budaya, karena ungkapan sering mencerminkan nilai-nilai dan cara berpikir suatu masyarakat.

Kesimpulan

Majas dan ungkapan merupakan dua elemen penting dalam bahasa Indonesia yang memiliki peran berbeda namun sama-sama memperkaya ekspresi bahasa. Majas, dengan berbagai jenisnya seperti perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran, lebih banyak digunakan dalam konteks sastra untuk menciptakan efek estetis dan emosional. Di sisi lain, ungkapan lebih sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari untuk menyampaikan makna tertentu secara efisien.

Memahami perbedaan antara majas dan ungkapan tidak hanya penting untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, tetapi juga untuk mengapresiasi karya sastra dengan lebih baik dan berkomunikasi secara efektif dalam berbagai konteks. Baik majas maupun ungkapan memiliki peran unik dalam memperkaya bahasa Indonesia, mencerminkan kekayaan budaya dan cara berpikir masyarakat Indonesia.

Dengan pengetahuan yang baik tentang majas dan ungkapan, seseorang dapat mengekspresikan diri dengan lebih baik, memahami nuansa makna dalam komunikasi, dan menikmati keindahan bahasa dalam berbagai bentuk karya sastra. Oleh karena itu, penting bagi pelajar, penulis, dan pengguna bahasa Indonesia pada umumnya untuk terus mempelajari dan memahami kedua elemen bahasa ini guna meningkatkan keterampilan berbahasa mereka secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya