Memahami Arti "Salary" dan Komponennya dalam Dunia Kerja, Karyawan Wajib Tahu

Pelajari arti salary, komponen-komponennya, serta tips menentukan expected salary. Pahami perbedaan salary dengan upah dan fee dalam dunia kerja.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 25 Mar 2025, 19:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 19:30 WIB
arti salary
arti salary ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Salary (Gaji) Secara Umum

Liputan6.com, Jakarta Salary atau gaji merupakan kompensasi finansial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Secara umum, salary dapat didefinisikan sebagai pembayaran rutin yang dilakukan oleh pemberi kerja kepada karyawan dalam periode tertentu, biasanya bulanan atau tahunan.

Berbeda dengan upah yang biasanya dibayarkan berdasarkan jam kerja atau hasil pekerjaan, salary cenderung bersifat tetap dan dibayarkan secara reguler. Gaji menjadi salah satu faktor penting dalam hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan, serta memiliki dampak signifikan terhadap motivasi dan produktivitas kerja.

Dalam konteks hukum ketenagakerjaan di Indonesia, istilah "gaji" sebenarnya tidak disebutkan secara spesifik. Undang-Undang Ketenagakerjaan lebih banyak menggunakan istilah "upah" yang mencakup semua bentuk kompensasi finansial kepada pekerja. Namun dalam praktiknya, istilah gaji lebih sering digunakan untuk menggambarkan kompensasi yang diberikan kepada karyawan tetap atau profesional.

Promosi 1

Komponen-Komponen Utama dalam Salary

Salary atau gaji biasanya terdiri dari beberapa komponen utama yang membentuk total penghasilan seorang karyawan. Memahami komponen-komponen ini penting bagi karyawan maupun perusahaan dalam mengelola sistem penggajian. Berikut adalah penjelasan detail mengenai komponen-komponen utama dalam salary:

1. Gaji Pokok

Gaji pokok merupakan komponen dasar dan terbesar dalam struktur gaji karyawan. Ini adalah jumlah tetap yang dibayarkan kepada karyawan tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain seperti lembur atau bonus. Besaran gaji pokok biasanya ditentukan berdasarkan beberapa faktor, antara lain:

  • Tingkat pendidikan dan kualifikasi karyawan
  • Pengalaman kerja dan masa kerja di perusahaan
  • Posisi atau jabatan dalam struktur organisasi
  • Standar industri dan kebijakan perusahaan
  • Peraturan pemerintah terkait upah minimum

Gaji pokok menjadi dasar perhitungan untuk komponen-komponen lain seperti tunjangan dan potongan. Menurut peraturan ketenagakerjaan, gaji pokok minimal harus sebesar 75% dari total gaji yang diterima karyawan.

2. Tunjangan Tetap

Tunjangan tetap adalah komponen gaji yang dibayarkan secara rutin kepada karyawan terlepas dari kehadiran atau kinerja. Beberapa jenis tunjangan tetap yang umum diberikan antara lain:

  • Tunjangan jabatan: diberikan berdasarkan posisi atau tanggung jawab karyawan
  • Tunjangan keluarga: untuk karyawan yang sudah berkeluarga, biasanya mencakup tunjangan istri dan anak
  • Tunjangan makan dan transportasi: jika diberikan dalam jumlah tetap setiap bulan
  • Tunjangan perumahan: terutama untuk karyawan yang ditempatkan di luar domisili

Tunjangan tetap ini menjadi bagian dari perhitungan untuk berbagai keperluan seperti pajak penghasilan, iuran jaminan sosial, dan perhitungan pesangon jika terjadi pemutusan hubungan kerja.

3. Tunjangan Tidak Tetap

Berbeda dengan tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap adalah komponen gaji yang jumlahnya dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor. Beberapa contoh tunjangan tidak tetap meliputi:

  • Tunjangan lembur: diberikan berdasarkan jam kerja tambahan yang dilakukan karyawan
  • Bonus kinerja: tergantung pada pencapaian target individu atau perusahaan
  • Insentif penjualan: khusus untuk tim sales berdasarkan pencapaian target penjualan
  • Tunjangan shift: untuk karyawan yang bekerja dalam sistem shift

Tunjangan tidak tetap ini sering kali menjadi motivasi tambahan bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka.

4. Potongan Wajib

Selain komponen yang menambah penghasilan, terdapat juga potongan-potongan wajib yang mengurangi take-home pay karyawan. Potongan-potongan ini meliputi:

  • Pajak Penghasilan (PPh 21): besarnya tergantung pada penghasilan karyawan dan status perpajakannya
  • Iuran BPJS Ketenagakerjaan: mencakup Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JK)
  • Iuran BPJS Kesehatan: untuk jaminan layanan kesehatan karyawan dan keluarganya

Potongan-potongan ini bersifat wajib dan diatur oleh peraturan perundang-undangan. Perusahaan bertanggung jawab untuk memotong dan menyetorkan iuran-iuran ini kepada instansi terkait.

Perbedaan Salary dengan Upah dan Fee

Dalam dunia kerja, selain istilah salary atau gaji, kita juga sering mendengar istilah upah dan fee. Meskipun ketiganya merupakan bentuk kompensasi finansial, terdapat perbedaan mendasar yang perlu dipahami:

Salary (Gaji)

Salary atau gaji memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Dibayarkan secara tetap dalam periode tertentu (biasanya bulanan)
  • Jumlahnya relatif tetap dan tidak bergantung pada jam kerja
  • Umumnya diberikan kepada karyawan tetap atau profesional
  • Mencakup berbagai tunjangan dan fasilitas tambahan
  • Biasanya disertai dengan jaminan sosial dan tunjangan hari tua

Upah

Upah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dibayarkan berdasarkan satuan waktu (harian, mingguan) atau hasil pekerjaan
  • Jumlahnya dapat bervariasi tergantung jam kerja atau output yang dihasilkan
  • Umumnya diberikan kepada pekerja tidak tetap atau buruh
  • Jarang disertai tunjangan atau fasilitas tambahan
  • Mungkin tidak mencakup jaminan sosial atau tunjangan hari tua

Fee

Fee memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Dibayarkan untuk jasa atau pekerjaan tertentu
  • Biasanya bersifat satu kali atau per proyek
  • Umumnya diberikan kepada profesional independen atau konsultan
  • Besarannya dapat dinegosiasikan untuk setiap pekerjaan
  • Tidak disertai tunjangan atau fasilitas tambahan

Pemahaman akan perbedaan ini penting dalam konteks hubungan kerja dan pengelolaan sumber daya manusia. Perusahaan perlu mempertimbangkan jenis kompensasi yang sesuai untuk setiap jenis pekerjaan dan status karyawan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besaran Salary

Besaran salary atau gaji yang diterima oleh seorang karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemahaman terhadap faktor-faktor ini penting baik bagi karyawan maupun perusahaan dalam menentukan kebijakan penggajian yang adil dan kompetitif. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi besaran salary:

1. Tingkat Pendidikan dan Kualifikasi

Pendidikan dan kualifikasi formal sering menjadi pertimbangan utama dalam menentukan gaji awal seorang karyawan. Umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin relevan kualifikasi dengan posisi yang ditawarkan, semakin tinggi pula gaji yang dapat dinegosiasikan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pendidikan yang lebih tinggi memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap besaran gaji. Karyawan dengan pengalaman yang lebih lama biasanya dianggap memiliki pemahaman yang lebih baik tentang industri, keterampilan yang lebih terasah, dan jaringan profesional yang lebih luas. Oleh karena itu, mereka cenderung mendapatkan tawaran gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang baru memulai karir.

3. Posisi dan Tanggung Jawab

Hierarki dalam struktur organisasi perusahaan juga mempengaruhi besaran gaji. Posisi yang lebih tinggi dengan tanggung jawab yang lebih besar biasanya diimbangi dengan gaji yang lebih tinggi pula. Ini mencerminkan tingkat kompleksitas pekerjaan, beban pengambilan keputusan, dan dampak posisi tersebut terhadap keseluruhan operasi perusahaan.

4. Industri dan Ukuran Perusahaan

Jenis industri dan skala perusahaan juga berperan dalam menentukan besaran gaji. Industri-industri tertentu, seperti teknologi atau keuangan, cenderung menawarkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Demikian pula, perusahaan besar umumnya memiliki struktur gaji yang lebih kompetitif dibandingkan perusahaan kecil atau startup, meskipun hal ini tidak selalu berlaku.

5. Lokasi Geografis

Lokasi di mana perusahaan beroperasi juga mempengaruhi besaran gaji. Kota-kota besar dengan biaya hidup yang tinggi cenderung menawarkan gaji yang lebih tinggi untuk mengimbangi pengeluaran karyawan. Sebaliknya, daerah dengan biaya hidup yang lebih rendah mungkin menawarkan gaji yang lebih rendah untuk posisi yang sama.

6. Kinerja Individu dan Perusahaan

Kinerja individu karyawan dan performa perusahaan secara keseluruhan juga dapat mempengaruhi besaran gaji, terutama dalam hal kenaikan gaji atau bonus. Karyawan dengan kinerja yang baik lebih mungkin mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan, sementara kondisi finansial perusahaan yang baik memungkinkan pemberian kompensasi yang lebih kompetitif.

7. Keahlian Khusus dan Permintaan Pasar

Keahlian atau keterampilan khusus yang langka dan sangat dibutuhkan di pasar tenaga kerja dapat mendorong besaran gaji menjadi lebih tinggi. Hal ini terutama berlaku untuk posisi-posisi teknis atau spesialis yang membutuhkan keahlian spesifik dan sulit ditemukan.

8. Kebijakan Perusahaan dan Anggaran

Kebijakan internal perusahaan dan ketersediaan anggaran juga memainkan peran penting dalam menentukan struktur gaji. Beberapa perusahaan mungkin memiliki kebijakan gaji yang ketat dengan rentang tertentu untuk setiap level, sementara yang lain mungkin lebih fleksibel dalam negosiasi gaji individual.

Memahami faktor-faktor ini dapat membantu karyawan dalam menegosiasikan gaji yang sesuai, serta membantu perusahaan dalam merancang struktur kompensasi yang adil dan kompetitif. Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini saling berinteraksi dan bobot pentingnya dapat berbeda-beda tergantung pada konteks spesifik perusahaan dan industri.

Cara Menentukan Expected Salary

Ilustrasi PNS Naik Gaji
Ilustrasi PNS Naik Gaji... Selengkapnya

Menentukan expected salary atau gaji yang diharapkan merupakan langkah penting dalam proses pencarian kerja atau negosiasi gaji. Berikut adalah beberapa tips untuk menentukan expected salary yang realistis dan kompetitif:

1. Lakukan Riset Pasar

Sebelum menentukan expected salary, lakukan riset mendalam tentang standar gaji untuk posisi yang diinginkan. Gunakan sumber-sumber seperti:

  • Situs pencarian kerja yang menyediakan informasi gaji
  • Laporan survei gaji dari konsultan SDM atau asosiasi industri
  • Jaringan profesional dan forum diskusi industri
  • Konsultasi dengan rekruter atau headhunter

Pastikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti lokasi, ukuran perusahaan, dan tingkat pengalaman dalam riset Anda.

2. Evaluasi Kualifikasi dan Pengalaman Diri

Bandingkan kualifikasi dan pengalaman Anda dengan persyaratan posisi yang dilamar. Pertimbangkan:

  • Tingkat pendidikan dan sertifikasi profesional yang dimiliki
  • Jumlah tahun pengalaman kerja yang relevan
  • Keahlian khusus atau prestasi yang dapat menambah nilai
  • Pengalaman industri atau pengetahuan spesifik yang relevan

Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi posisi tawar Anda dalam negosiasi gaji.

3. Pertimbangkan Biaya Hidup

Jika posisi yang dilamar berada di lokasi yang berbeda dari tempat tinggal Anda saat ini, pertimbangkan perbedaan biaya hidup. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Biaya sewa atau cicilan rumah
  • Biaya transportasi
  • Biaya makanan dan kebutuhan sehari-hari
  • Biaya pendidikan (jika relevan)

Pastikan expected salary Anda dapat mengakomodasi standar hidup yang diinginkan di lokasi baru.

4. Hitung Total Kompensasi

Jangan hanya fokus pada gaji pokok, tetapi pertimbangkan juga total paket kompensasi yang ditawarkan. Ini dapat mencakup:

  • Bonus dan insentif
  • Tunjangan kesehatan dan asuransi
  • Program pensiun atau dana pensiun
  • Fasilitas seperti kendaraan atau telepon
  • Kesempatan pengembangan karir dan pelatihan

Terkadang, paket kompensasi yang lebih rendah dengan benefit yang lebih baik bisa lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

5. Tetapkan Rentang Gaji

Alih-alih menyebutkan angka spesifik, lebih baik menetapkan rentang gaji yang dapat diterima. Ini memberikan fleksibilitas dalam negosiasi. Contohnya:

  • Batas bawah: gaji minimum yang Anda bersedia terima
  • Titik tengah: gaji yang Anda harapkan berdasarkan riset pasar
  • Batas atas: gaji ideal yang mungkin bisa Anda dapatkan dengan negosiasi yang baik

Pastikan rentang yang ditetapkan realistis dan sesuai dengan standar industri.

6. Persiapkan Justifikasi

Siapkan argumen yang kuat untuk mendukung expected salary Anda. Ini dapat mencakup:

  • Pencapaian dan kontribusi di pekerjaan sebelumnya
  • Keahlian khusus atau sertifikasi yang Anda miliki
  • Pengetahuan industri atau jaringan profesional yang dapat bermanfaat bagi perusahaan
  • Potensi nilai tambah yang dapat Anda berikan kepada perusahaan

Justifikasi yang kuat dapat meningkatkan posisi tawar Anda dalam negosiasi gaji.

7. Bersikap Fleksibel

Meskipun penting untuk memiliki expected salary yang jelas, tetap bersikap fleksibel dalam negosiasi. Pertimbangkan:

  • Kesediaan untuk menerima gaji yang lebih rendah dengan kompensasi lain yang lebih baik
  • Kemungkinan negosiasi ulang setelah masa percobaan
  • Potensi kenaikan gaji berdasarkan kinerja di masa depan

Fleksibilitas dapat membuka lebih banyak peluang dan menunjukkan sikap profesional Anda.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan melakukan persiapan yang matang, Anda dapat menentukan expected salary yang realistis dan kompetitif. Ingatlah bahwa negosiasi gaji adalah proses dua arah, dan keterbukaan untuk berdiskusi dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Kesimpulan

Memahami arti salary dan komponennya merupakan hal penting dalam dunia kerja modern. Salary bukan hanya sekedar angka, tetapi mencerminkan nilai yang diberikan perusahaan terhadap kontribusi karyawan. Komponen-komponen seperti gaji pokok, tunjangan, dan berbagai fasilitas tambahan membentuk keseluruhan paket kompensasi yang mempengaruhi kesejahteraan dan motivasi karyawan.

Dalam menentukan expected salary, penting untuk melakukan riset pasar, mengevaluasi kualifikasi diri, dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya hidup dan total kompensasi. Fleksibilitas dan kemampuan untuk menyampaikan nilai tambah yang dapat diberikan kepada perusahaan juga menjadi kunci dalam negosiasi gaji yang sukses.

Bagi perusahaan, merancang struktur gaji yang adil dan kompetitif merupakan investasi dalam sumber daya manusia yang dapat meningkatkan retensi karyawan dan produktivitas. Sementara bagi karyawan, pemahaman yang baik tentang komponen gaji dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat membantu dalam pengambilan keputusan karir dan negosiasi kompensasi yang lebih efektif.

Pada akhirnya, salary bukan hanya tentang nominal uang, tetapi juga tentang penghargaan terhadap kontribusi, keahlian, dan potensi seseorang dalam dunia kerja. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang arti salary dan aspek-aspek terkait, baik karyawan maupun perusahaan dapat menciptakan hubungan kerja yang lebih harmonis dan saling menguntungkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya