Tanda-Tanda Diabetes yang Sering Terjadi, Perlu Diwaspadai Sejak Dini

Kenali tanda tanda diabetes sejak awal untuk mencegah komplikasi. Pelajari gejala umum, faktor risiko, dan cara mengelola diabetes dengan tepat.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 11 Mar 2025, 10:15 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 10:15 WIB
tanda tanda diabetes
tanda tanda diabetes ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa dan lansia, namun juga dapat terjadi pada usia muda bahkan anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda tanda diabetes sejak dini agar dapat dilakukan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang berbahaya.

Promosi 1

Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (glukosa) melebihi batas normal. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah. Hormon ini membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari aliran darah untuk digunakan sebagai sumber energi. Ketika produksi atau fungsi insulin terganggu, glukosa akan menumpuk dalam darah dan menyebabkan berbagai gejala serta komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.

Kadar gula darah normal pada orang dewasa umumnya berada di bawah 100 mg/dL saat puasa dan di bawah 140 mg/dL dua jam setelah makan. Pada penderita diabetes, kadar gula darah dapat meningkat hingga di atas 126 mg/dL saat puasa atau di atas 200 mg/dL setelah makan.

Jenis-jenis Diabetes

Terdapat beberapa jenis diabetes yang perlu diketahui, di antaranya:

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali atau hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Jenis diabetes ini umumnya didiagnosis pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.

2. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum terjadi. Pada kondisi ini, tubuh masih dapat memproduksi insulin, namun tidak cukup atau tidak dapat menggunakannya secara efektif (resistensi insulin). Diabetes tipe 2 sering dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan faktor genetik. Meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa, kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja juga semakin meningkat.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan. Kondisi ini biasanya muncul pada trimester kedua atau ketiga dan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Meskipun umumnya membaik setelah melahirkan, wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

4. Prediabetes

Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal namun belum mencapai ambang diagnosis diabetes. Orang dengan prediabetes berisiko tinggi mengembangkan diabetes tipe 2 jika tidak melakukan perubahan gaya hidup yang signifikan.

Gejala Umum Diabetes

Tanda-tanda diabetes dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Namun, terdapat beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita diabetes, di antaranya:

1. Sering Buang Air Kecil (Poliuria)

Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari, merupakan salah satu tanda tanda diabetes yang paling umum. Kondisi ini terjadi karena ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urin. Akibatnya, volume urin meningkat dan penderita diabetes akan lebih sering merasa ingin buang air kecil.

2. Rasa Haus Berlebihan (Polidipsia)

Seiring dengan meningkatnya frekuensi buang air kecil, penderita diabetes juga akan mengalami rasa haus yang berlebihan. Tubuh berusaha mengganti cairan yang hilang akibat peningkatan produksi urin. Rasa haus ini sulit hilang meskipun sudah minum banyak air.

3. Nafsu Makan Meningkat (Polifagia)

Meskipun kadar gula darah tinggi, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi karena gangguan pada insulin. Akibatnya, tubuh merasa kekurangan energi dan memicu rasa lapar yang berlebihan. Penderita diabetes sering merasa lapar meskipun baru saja makan.

4. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab

Penurunan berat badan yang signifikan tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik dapat menjadi tanda tanda diabetes, terutama pada diabetes tipe 1. Hal ini terjadi karena tubuh mulai memecah lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif ketika tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif.

5. Kelelahan dan Kelemahan

Penderita diabetes sering merasa lelah dan lemah meskipun sudah beristirahat cukup. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi secara optimal.

6. Penglihatan Kabur

Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi cairan di dalam lensa mata, menyebabkan pembengkakan dan perubahan bentuk lensa. Akibatnya, penderita diabetes mungkin mengalami penglihatan kabur atau kesulitan fokus.

7. Luka Sulit Sembuh

Penderita diabetes sering mengalami penyembuhan luka yang lambat, terutama pada bagian kaki. Hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah dan kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi.

8. Infeksi Berulang

Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi jamur, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit merupakan beberapa jenis infeksi yang sering dialami oleh penderita diabetes.

Gejala Spesifik Berdasarkan Jenis Diabetes

Selain gejala umum yang telah disebutkan, terdapat beberapa tanda-tanda diabetes yang lebih spesifik berdasarkan jenisnya:

Diabetes Tipe 1

  • Gejala muncul secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat
  • Penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat
  • Mual dan muntah
  • Napas berbau buah atau aseton (ketoasidosis diabetik)
  • Perubahan suasana hati dan iritabilitas

Diabetes Tipe 2

  • Gejala berkembang secara perlahan dan mungkin tidak disadari selama bertahun-tahun
  • Infeksi jamur yang berulang, terutama pada area genital
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki (neuropati diabetik)
  • Bercak kulit gelap di lipatan leher, ketiak, atau selangkangan (akantosis nigrikans)

Diabetes Gestasional

  • Umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas
  • Peningkatan berat badan yang berlebihan selama kehamilan
  • Riwayat keguguran atau melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg

Faktor Risiko Diabetes

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes antara lain:

1. Faktor Genetik

Riwayat keluarga dengan diabetes, terutama orang tua atau saudara kandung, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Faktor genetik berperan penting terutama pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.

2. Usia

Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah 45 tahun. Namun, saat ini kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja juga semakin meningkat.

3. Obesitas

Kelebihan berat badan, terutama obesitas, merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. Lemak berlebih, khususnya di area perut, dapat meningkatkan resistensi insulin.

4. Gaya Hidup Tidak Sehat

Pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, dan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

5. Riwayat Diabetes Gestasional

Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

6. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis seperti hipertensi, kolesterol tinggi, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko diabetes.

7. Etnis

Beberapa kelompok etnis memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes, seperti orang Asia, Afrika, dan Hispanik.

Diagnosis Diabetes

Diagnosis diabetes dilakukan melalui beberapa jenis pemeriksaan gula darah, antara lain:

1. Tes Gula Darah Puasa (GDP)

Pemeriksaan ini dilakukan setelah pasien berpuasa selama minimal 8 jam. Hasil tes dianggap normal jika kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL, prediabetes jika antara 100-125 mg/dL, dan diabetes jika 126 mg/dL atau lebih.

2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Pasien diminta meminum larutan glukosa, kemudian kadar gula darah diukur 2 jam kemudian. Hasil normal jika kurang dari 140 mg/dL, prediabetes jika antara 140-199 mg/dL, dan diabetes jika 200 mg/dL atau lebih.

3. Tes HbA1c

Pemeriksaan ini mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir. Hasil normal jika kurang dari 5,7%, prediabetes jika antara 5,7-6,4%, dan diabetes jika 6,5% atau lebih.

4. Tes Gula Darah Sewaktu

Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu puasa. Hasil 200 mg/dL atau lebih, disertai gejala klasik diabetes, dapat mengarah pada diagnosis diabetes.

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan lebih dari satu jenis pemeriksaan dan mungkin mengulanginya pada waktu yang berbeda.

tanda diabetes
tanda diabetes ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengelolaan dan Pengobatan Diabetes

Pengelolaan diabetes bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan diabetes meliputi:

1. Perubahan Gaya Hidup

  • Menerapkan pola makan sehat dan seimbang
  • Meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur
  • Mengelola stres dengan baik
  • Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol

2. Pemantauan Gula Darah

Penderita diabetes perlu melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin, baik di rumah menggunakan alat pengukur gula darah mandiri maupun melalui pemeriksaan laboratorium sesuai anjuran dokter.

3. Terapi Farmakologis

  • Insulin: Wajib bagi penderita diabetes tipe 1 dan mungkin diperlukan pada beberapa kasus diabetes tipe 2
  • Obat-obatan oral: Berbagai jenis obat dapat diresepkan untuk mengontrol gula darah pada diabetes tipe 2, seperti metformin, sulfonilurea, dan inhibitor DPP-4

4. Edukasi dan Dukungan

Penderita diabetes perlu mendapatkan edukasi yang memadai tentang penyakitnya dan cara pengelolaannya. Dukungan dari keluarga dan tim medis juga sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan diabetes jangka panjang.

5. Penanganan Komplikasi

Pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dan menangani komplikasi diabetes secara dini, seperti pemeriksaan mata, ginjal, dan kaki.

Komplikasi Diabetes

Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

1. Penyakit Kardiovaskular

Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.

2. Nefropati Diabetik

Kerusakan ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal kronis.

3. Retinopati Diabetik

Kerusakan pembuluh darah di retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

4. Neuropati Diabetik

Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada ekstremitas.

5. Kaki Diabetik

Kombinasi neuropati dan gangguan sirkulasi yang dapat menyebabkan luka sulit sembuh dan berisiko amputasi.

6. Gangguan Kognitif

Peningkatan risiko demensia dan penurunan fungsi kognitif.

7. Komplikasi Kehamilan

Diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janin.

Pencegahan Diabetes

Meskipun faktor genetik berperan dalam risiko diabetes, banyak kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah atau ditunda melalui gaya hidup sehat. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

1. Menjaga Berat Badan Ideal

Menurunkan berat badan berlebih dan menjaga berat badan ideal dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 secara signifikan.

2. Menerapkan Pola Makan Sehat

  • Mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh
  • Membatasi asupan gula dan karbohidrat olahan
  • Memilih sumber protein sehat seperti ikan, daging tanpa lemak, dan kacang-kacangan
  • Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans

3. Berolahraga Secara Teratur

Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol berat badan. Usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang.

4. Berhenti Merokok

Merokok meningkatkan risiko diabetes dan komplikasinya. Berhenti merokok dapat menurunkan risiko ini secara signifikan.

5. Mengelola Stres

Stres kronis dapat mempengaruhi kadar gula darah. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengelola stres.

6. Pemeriksaan Rutin

Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko diabetes.

Mitos dan Fakta Seputar Diabetes

Terdapat banyak mitos seputar diabetes yang beredar di masyarakat. Berikut beberapa mitos dan fakta yang perlu diluruskan:

Mitos: Diabetes hanya menyerang orang gemuk

Fakta: Meskipun obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2, orang dengan berat badan normal juga dapat terkena diabetes, terutama jika memiliki faktor risiko lain seperti riwayat keluarga atau gaya hidup tidak sehat.

Mitos: Penderita diabetes tidak boleh makan makanan manis sama sekali

Fakta: Penderita diabetes masih boleh mengonsumsi makanan manis dalam jumlah terbatas dan sebagai bagian dari pola makan seimbang, dengan memperhatikan total asupan karbohidrat harian.

Mitos: Diabetes tipe 2 tidak seserius diabetes tipe 1

Fakta: Kedua jenis diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik. Diabetes tipe 2 seringkali lebih sulit dideteksi pada tahap awal, sehingga berisiko menimbulkan komplikasi yang sudah lanjut saat terdiagnosis.

Mitos: Penderita diabetes tidak boleh berolahraga

Fakta: Olahraga justru sangat penting dalam pengelolaan diabetes. Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah. Namun, penderita diabetes perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis dan intensitas olahraga yang aman.

Mitos: Diabetes dapat disembuhkan dengan obat herbal

Fakta: Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes secara total. Beberapa obat herbal mungkin membantu mengontrol gula darah, namun tidak boleh menggantikan pengobatan standar yang diresepkan dokter.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter

Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami tanda tanda diabetes seperti:

  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari
  • Rasa haus yang berlebihan dan sulit hilang
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Kelelahan ekstrem
  • Penglihatan kabur
  • Luka yang sulit sembuh

Selain itu, pemeriksaan rutin juga dianjurkan bagi individu yang memiliki faktor risiko diabetes, seperti:

  • Berusia di atas 45 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Memiliki tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi
  • Pernah mengalami diabetes gestasional
  • Memiliki riwayat prediabetes

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah atau menunda perkembangan diabetes dan komplikasinya.

Pertanyaan Umum Seputar Diabetes

1. Apakah diabetes dapat disembuhkan?

Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes secara total. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, kadar gula darah dapat dikontrol dan risiko komplikasi dapat dikurangi secara signifikan.

2. Apakah penderita diabetes harus menghindari karbohidrat sama sekali?

Tidak. Karbohidrat tetap diperlukan oleh tubuh, namun penderita diabetes perlu memilih jenis karbohidrat yang tepat (seperti karbohidrat kompleks) dan mengontrol jumlahnya sesuai anjuran ahli gizi atau dokter.

3. Apakah stress dapat mempengaruhi kadar gula darah?

Ya, stress dapat meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, manajemen stress merupakan bagian penting dalam pengelolaan diabetes.

4. Apakah penderita diabetes boleh berpuasa?

Penderita diabetes dapat berpuasa, namun harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menyesuaikan pengobatan dan pola makan selama berpuasa.

5. Apakah diabetes dapat dicegah?

Banyak kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah atau ditunda dengan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk menjaga berat badan ideal, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik teratur.

Kesimpulan

Mengenali tanda tanda diabetes sejak dini merupakan langkah penting dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit ini. Dengan pemahaman yang baik tentang gejala, faktor risiko, dan cara pengelolaan diabetes, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang terdekat.

Ingatlah bahwa diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang. Namun, dengan pendekatan yang tepat, penderita diabetes dapat menjalani hidup yang berkualitas dan produktif. Jika Anda mengalami tanda tanda diabetes atau memiliki faktor risiko, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Deteksi dini dan penanganan yang tepat adalah kunci utama dalam mengendalikan diabetes dan mencegah komplikasinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya