Bahaya Tidur Setelah Sahur: Gangguan Pencernaan hingga Risiko Diabetes

Jangan langsung tidur setelah sahur! Ketahui dampak negatifnya bagi kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga peningkatan risiko diabetes dan cara mencegahnya.

oleh Tim Regional Diperbarui 11 Mar 2025, 06:23 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 06:12 WIB
Mengatur Pola Tidur yang Ideal dan Tepat (Pexels.com)
Ilustrasi seseorang yang sedang tertidur (Foto/Sumber: Pexels.com/Acharaporn Kamornboonyarush)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang merasa mengantuk setelah sahur dan langsung tertidur. Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan bahaya bagi kesehatan. Tidur setelah sahur dapat mengganggu proses pencernaan, meningkatkan berat badan, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2.

Artikel ini akan menjelaskan dampak negatif tidur setelah sahur dan solusi untuk mencegahnya.

Menurut berbagai sumber medis, tidur segera setelah makan sahur dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti refluks asam lambung (GERD), mual, kembung, dan sembelit. Hal ini disebabkan karena posisi berbaring memperlambat proses pengosongan lambung.

Selain itu, kalori dari sahur yang tidak terbakar akan disimpan sebagai lemak, meningkatkan risiko obesitas. Dampak lainnya termasuk penurunan kualitas tidur dan peningkatan tekanan darah.

dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS, seperti dikutip dari Antara, menyatakan bahwa tidur setelah sahur berpotensi meningkatkan gula darah. Beliau menyarankan untuk menunggu 2-4 jam setelah makan sebelum tidur.

Hal ini penting karena proses pencernaan yang terganggu dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk mengganggu kelancaran ibadah puasa.

Promosi 1

Gangguan Pencernaan: Refluks Asam Lambung dan Sembelit

Salah satu dampak paling umum dari tidur setelah sahur adalah gangguan pencernaan. Posisi berbaring saat tidur mempermudah refluks asam lambung (GERD), menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn), mual, dan kembung.

Proses pengosongan lambung yang terhambat juga meningkatkan risiko sembelit. Makanan yang belum tercerna sempurna dapat menyebabkan rasa penuh dan tidak nyaman di perut sepanjang hari.

Kondisi ini tentu sangat mengganggu aktivitas ibadah puasa. Rasa tidak nyaman di perut dapat mengurangi konsentrasi dan fokus dalam menjalankan ibadah. Oleh karena itu, penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk mencerna makanan sebelum tidur.

Mengonsumsi makanan tinggi lemak, pedas, atau asam saat sahur juga dapat memperburuk kondisi ini. Pilihlah makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang dapat memicu GERD.

Peningkatan Berat Badan dan Risiko Obesitas

Tidur setelah makan, termasuk setelah sahur, mengurangi pembakaran kalori. Kalori dari makanan sahur yang tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak, yang pada akhirnya meningkatkan risiko obesitas. Kondisi ini diperparah jika sahur banyak mengandung karbohidrat dan lemak.

Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke. Oleh karena itu, penting untuk menjaga berat badan ideal dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik.

Selain itu, menjaga keseimbangan nutrisi saat sahur juga penting. Konsumsi makanan bergizi seimbang dengan cukup protein, karbohidrat kompleks, dan serat dapat membantu menjaga berat badan dan mencegah obesitas.

Penurunan Kualitas Tidur dan Rasa Lelah

Proses pencernaan yang masih berlangsung saat tidur dapat mengganggu kualitas tidur. Tubuh akan bekerja keras untuk mencerna makanan, sehingga tidur menjadi tidak nyenyak dan kurang berkualitas. Akibatnya, tubuh tetap merasa lelah saat bangun, meskipun sudah tidur cukup lama.

Tidur yang tidak berkualitas dapat memengaruhi konsentrasi, produktivitas, dan suasana hati sepanjang hari. Hal ini dapat mengganggu aktivitas ibadah puasa dan rutinitas harian.

Untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, pastikan untuk memberikan jeda waktu yang cukup antara waktu makan sahur dan waktu tidur. Usahakan untuk tidur di tempat yang nyaman dan tenang.

Peningkatan Risiko Penyakit Kronis

Beberapa penelitian mengaitkan tidur setelah sahur dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2. Gangguan regulasi gula darah akibat proses pencernaan yang terganggu dapat meningkatkan kadar gula darah dalam jangka panjang.

Selain diabetes, tidur setelah sahur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular. Hal ini karena lambung membutuhkan lebih banyak darah untuk pencernaan, sementara otak juga membutuhkan suplai darah yang stabil. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik.

Tips Mencegah Dampak Negatif Tidur Setelah Sahur

  • Tunggu minimal 2-3 jam setelah sahur sebelum tidur.
  • Isi waktu tersebut dengan beribadah, bersantai, atau aktivitas ringan.
  • Hindari makanan tinggi lemak, gula, dan kafein saat sahur.
  • Konsumsi air putih yang cukup.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk saran yang lebih spesifik.

 

Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya