Komisi III DPR Minta Polisi Segera Tangkap Dokter Kandungan yang Lakukan Pelecehan Seksual ke Pasien di Garut

Sahroni meminta dokter kandungan yang melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya tersebut ditangkap dalam waktu satu hari, atau Kapolres bisa diganti.

oleh Delvira Hutabarat Diperbarui 15 Apr 2025, 13:50 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 13:50 WIB
Ilustrasi Pelecehan Pencabulan Anak
Ilustrasi Pelecehan Seksual/Pencabulan. (Freepik/Jcomp)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pelecehan seksual diduga dilakukan seorang dokter kandungan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Perbuatan bejat dokter tersebut viral setelah rekaman kamera CCTV viral di media sosial. 

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni menyoroti kasus tersebut dan meminta polisi bergerak cepat. 

“Polisi Garut merespons ini harus secara cepat, tidak usah penyelidikan ngapain? Wong di depan mata kelihatan kok. Harusya segera bagaimana caranya? Itu yang tahu Polres Garut, penegakan aturan hukumnya Polres Garut yang tahu,” kata Sahroni di Polres Jaktim, Selasa (15/4/2025).

Menurut Sahroni, tak perlu ada penyidikan lebih lanjut terkait dokter kandungan tersebut, sebab bukti sudah jelas. “Mestinya sih sama, nggak perlu lagi penyelidikan orang jelas di depan mata kok,” kata dia.

Sahroni meminta dokter tersebut ditangkap dalam waktu satu hari, atau Kapolres bisa diganti.

“Kalau dia lambat 1x24 jam ini dokter nggak ketangkep, saya minta Kapolri, Polres Garut ganti,” ungkapnya.

Sebelumnya, Sahroni mendesak aparat kepolisian, khususnya Polda Jawa Barat untuk mengusut tuntas dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter tersebut.

"Ini sangat WAJIB ditangkep. Nggaj bisa diamkan," tulis Sahroni dalam keterangan unggahannya di akun instagram pribadinya, Selasa (15/4/2025).

Hal senada juga didesak oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh yang mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas dugaan pelecehan seksual itu. Menurutnya, tindakan asusila yang dilakukan oknum dokter tersebut sama sekali tidak mencerminkan etika seorang dokter, tapi justru seperti penjahat.

"Tindakan dokter di Garut tentu membuat saya dan kita semua marah. Aksinya bukan mencerminkan seorang dokter, tapi malah seperti penjahat. Saya minta aparat kepolisian mengusut serius kasus ini," kata perempuan yang akrab disapa Ninik dalam keterangannya.

Polisi Dalami Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dokter Kandungan di Garut

Kepolisian Resort Garut, Jawa Barat, memastikan perkara dugaan kasus pelecehan seksual oknum dokter kandungan terhadap pasiennya yang tengah viral saat ini, terjadi pada tahun 2024.

"Tepatnya pada tanggal 20 Juni 2024, atau hampir 10 bulan yang lalu," ujar Kapolres Garut AKBP Mochammad Fajar Gemilang, dalam penyelidikan di lokasi kejadian, Selasa (15/4/2025).

 Menurutnya, hasil penyelidikan sementara diketahui, kejadian dugaan perbuatan asusila itu berlangsung di sebuah klinik kesehatan swasta, wilayah Kecamatan Garut Kota.

"Kejadian yang dalam video tersebut berlangsung di sini (klinik tersebut)," ujar dia menunjukan tempat kejadian sesuai dengan gambar dalam video yang beredar.

Belakangan diketahui, aksi asusila itu dilakukan oknum dokter kandungan berinisial MSF alias I. Fajar memastikan. lembaganya terus melakukan pendalaman, terutama dari korban utama dalam yang terekam dalam video itu.

"Karena sampai saat ini, korban belum melapor ke kami," ujar dia.

Seperti diketahui, kemunculan video pelecehan seks yang dilakukan oknum dokter kandungan terhadap pasiennya itu, langsung viral di dunia maya. Diduga dalam praktiknya, dengan sengaja tangan oknum dokter itu terlihat aktif di bagian payudara pasien, hingga sontak memunculkan ragam komentar.

Respons Ketua DPRD Garut

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Garut Aris Munandar meminta aparat penegak hukum turun tangan mengusut dugaan kasus pelecehan seksual itu.

"Ini harus diusut tuntas sampai terbukti, ketika ini terjadi harus ada penindakan tegas kalau terbukti, supaya tidak terjadi lagi di kabupaten Garut," ujar dia.

Menurutnya, munculnya dugaan kasus pelecehan seksual kepada pasien itu, harus menjadi tanggung jawab bersama, terutama kalangan pekerja medis untuk melakukan perbaikan.

"Kalau memeriksa, tapi harus ada etika juga," ujar dia mengingatkan.

Lembaganya akan segera memanggil Kepala Dinas Kesehatan Garut untuk menyampaikan klarifikasi dan penjelasan, sekaligus meminta mereka untuk melakukan perbaikan.

"Ini sudah kelewatan kalau sudah terbukti, harus ada tindak lanjut yang lebih tegas terutama untuk petugas puskesmas, ataupun dinas supaya melakukan pembinaan kepada dokter, perawat dan lainnya," katanya.

Infografis: Rasa Berkuasa Pendidik Berujung Pelecehan Seksual (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Rasa Berkuasa Pendidik Berujung Pelecehan Seksual (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya