Pengertian BAB Keluar Darah
Liputan6.com, Jakarta Buang air besar (BAB) keluar darah atau hematochezia adalah kondisi ketika terdapat darah dalam tinja atau feses. Darah yang keluar bisa terlihat jelas berwarna merah segar atau berwarna gelap kehitaman. BAB berdarah dapat menandakan adanya masalah pada saluran pencernaan, mulai dari yang ringan hingga serius.
Meskipun BAB berdarah sering kali menimbulkan kekhawatiran, tidak semua kasus menandakan kondisi medis yang berbahaya. Namun, penting untuk tetap waspada dan memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala ini, terutama jika berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala lain yang mengganggu.
Advertisement
Darah yang keluar saat BAB bisa berasal dari berbagai bagian saluran pencernaan, mulai dari usus besar, rektum, hingga anus. Lokasi sumber perdarahan akan mempengaruhi warna dan karakteristik darah yang terlihat. Pemahaman tentang perbedaan ini dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyebab BAB berdarah.
Advertisement
Penyebab BAB Keluar Darah
Terdapat beragam kondisi medis yang dapat menyebabkan BAB keluar darah. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang perlu diketahui:
1. Wasir (Hemoroid)
Wasir atau hemoroid merupakan penyebab paling umum dari BAB berdarah. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di sekitar anus atau rektum bagian bawah membengkak dan meradang. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk mengejan saat BAB, kehamilan, obesitas, atau duduk terlalu lama. Gejala wasir meliputi:
- Rasa gatal atau iritasi di area anus
- Nyeri atau ketidaknyamanan saat duduk
- Benjolan lunak di sekitar anus
- Darah merah segar pada tisu toilet atau feses
2. Fisura Ani
Fisura ani adalah robekan kecil pada lapisan anus yang dapat menyebabkan perdarahan dan rasa sakit saat BAB. Kondisi ini sering disebabkan oleh mengejan keras saat sembelit atau diare berkepanjangan. Gejala fisura ani meliputi:
- Nyeri tajam saat BAB
- Rasa terbakar di sekitar anus
- Darah merah terang pada tisu atau feses
- Gatal atau iritasi di area anus
3. Divertikulitis
Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada kantong-kantong kecil (divertikula) yang terbentuk di dinding usus besar. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan dan berbagai gejala pencernaan lainnya. Gejala divertikulitis meliputi:
- Nyeri perut, terutama di sisi kiri bawah
- Demam dan menggigil
- Mual dan muntah
- Perubahan pola BAB (sembelit atau diare)
- Darah dalam tinja
4. Penyakit Radang Usus
Penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Kondisi ini sering kali mengakibatkan BAB berdarah beserta gejala lainnya. Gejala penyakit radang usus meliputi:
- Diare persisten, seringkali berdarah
- Nyeri dan kram perut
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Demam
5. Kanker Kolorektal
Meskipun jarang, BAB berdarah bisa menjadi tanda kanker kolorektal, terutama pada orang berusia di atas 50 tahun. Gejala kanker kolorektal meliputi:
- Perubahan pola BAB yang berlangsung lama
- Darah dalam tinja
- Nyeri perut atau kram yang persisten
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Kelelahan
Advertisement
Gejala yang Menyertai BAB Keluar Darah
Selain adanya darah dalam tinja, BAB berdarah seringkali disertai dengan berbagai gejala lain yang dapat membantu mengidentifikasi penyebab utamanya. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin menyertai BAB keluar darah:
1. Perubahan Pola BAB
Banyak kondisi yang menyebabkan BAB berdarah juga dapat mengakibatkan perubahan pada pola buang air besar. Ini bisa berupa:
- Sembelit (kesulitan BAB atau feses yang keras)
- Diare (BAB cair dan lebih sering)
- Bergantian antara sembelit dan diare
- Perubahan ukuran atau bentuk tinja
2. Nyeri atau Ketidaknyamanan
Rasa sakit atau tidak nyaman sering menyertai BAB berdarah, terutama jika disebabkan oleh kondisi seperti wasir atau fisura ani. Gejala ini bisa berupa:
- Nyeri tajam saat BAB
- Rasa terbakar di sekitar anus
- Kram perut
- Nyeri tekan di area perut bawah
3. Gejala Sistemik
Beberapa penyebab BAB berdarah dapat mempengaruhi seluruh tubuh, menyebabkan gejala sistemik seperti:
- Demam
- Kelelahan
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Mual atau muntah
- Kehilangan nafsu makan
4. Perubahan Warna Tinja
Warna tinja dapat memberikan petunjuk tentang lokasi perdarahan dalam saluran pencernaan:
- Darah merah terang: biasanya menandakan perdarahan di bagian bawah saluran pencernaan (usus besar, rektum, atau anus)
- Tinja hitam atau tar-like: bisa menandakan perdarahan di bagian atas saluran pencernaan (lambung atau usus kecil)
5. Gejala Anemia
Jika perdarahan berlangsung lama atau dalam jumlah besar, seseorang mungkin mengalami gejala anemia, seperti:
- Kulit pucat
- Kelemahan
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Sesak napas
Diagnosis BAB Keluar Darah
Ketika seseorang mengalami BAB keluar darah, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari profesional medis. Proses diagnosis biasanya melibatkan beberapa tahap:
1. Anamnesis (Wawancara Medis)
Dokter akan memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan pasien secara mendetail, termasuk:
- Kapan gejala pertama kali muncul
- Frekuensi dan durasi BAB berdarah
- Karakteristik darah (warna, jumlah)
- Gejala lain yang menyertai
- Riwayat kesehatan keluarga
- Pola makan dan gaya hidup
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, yang mungkin mencakup:
- Pemeriksaan abdomen untuk mendeteksi nyeri tekan atau benjolan
- Pemeriksaan rektal digital untuk memeriksa anus dan rektum
- Pengukuran tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan denyut jantung
3. Tes Laboratorium
Beberapa tes darah dan tinja mungkin diperlukan, seperti:
- Tes darah lengkap untuk memeriksa anemia
- Tes feses untuk okult darah
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Tes untuk infeksi atau parasit
4. Prosedur Pencitraan
Untuk melihat lebih detail kondisi saluran pencernaan, dokter mungkin merekomendasikan:
- Kolonoskopi: pemeriksaan usus besar menggunakan kamera kecil
- Sigmoidoskopi: pemeriksaan rektum dan bagian bawah usus besar
- Endoskopi atas: untuk memeriksa esofagus, lambung, dan usus kecil bagian atas
- CT scan atau MRI: untuk melihat gambar detail organ dalam
5. Biopsi
Jika ditemukan area yang mencurigakan selama prosedur pencitraan, dokter mungkin mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Advertisement
Penanganan dan Pengobatan BAB Keluar Darah
Penanganan BAB keluar darah sangat tergantung pada penyebab utamanya. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang mungkin direkomendasikan:
1. Perubahan Gaya Hidup dan Diet
Untuk kasus ringan atau sebagai langkah pencegahan, dokter mungkin menyarankan:
- Meningkatkan asupan serat untuk memperlancar BAB
- Minum lebih banyak air
- Mengurangi makanan pedas atau berlemak
- Olahraga teratur
- Menghindari mengejan saat BAB
2. Pengobatan untuk Wasir
Jika BAB berdarah disebabkan oleh wasir, pengobatan mungkin meliputi:
- Krim atau salep topikal untuk mengurangi pembengkakan
- Rendaman air hangat untuk meredakan ketidaknyamanan
- Supositoria untuk melunakkan tinja
- Prosedur seperti ligasi pita karet atau skleroterapi untuk kasus yang lebih parah
3. Penanganan Fisura Ani
Untuk mengatasi fisura ani, dokter mungkin merekomendasikan:
- Krim anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit
- Obat pelemas otot untuk membantu penyembuhan
- Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan prosedur bedah
4. Pengobatan Penyakit Radang Usus
Penanganan penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn mungkin melibatkan:
- Obat-obatan anti-inflamasi
- Imunosupresan
- Terapi biologis
- Dalam kasus tertentu, mungkin diperlukan pembedahan
5. Penanganan Divertikulitis
Pengobatan divertikulitis bisa meliputi:
- Antibiotik untuk mengatasi infeksi
- Diet cair selama fase akut
- Penambahan serat secara bertahap setelah gejala mereda
- Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan operasi
6. Terapi untuk Kanker Kolorektal
Jika BAB berdarah disebabkan oleh kanker kolorektal, pengobatan mungkin melibatkan:
- Pembedahan untuk mengangkat tumor
- Kemoterapi
- Radioterapi
- Terapi target
7. Penanganan Darurat
Dalam kasus perdarahan berat, penanganan darurat mungkin diperlukan, termasuk:
- Transfusi darah
- Prosedur endoskopi untuk menghentikan perdarahan
- Pembedahan darurat jika diperlukan
Pencegahan BAB Keluar Darah
Meskipun tidak semua kasus BAB keluar darah dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
1. Menjaga Pola Makan Sehat
Diet yang seimbang dan kaya serat dapat membantu mencegah berbagai masalah pencernaan yang mungkin menyebabkan BAB berdarah:
- Konsumsi banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh
- Batasi makanan olahan dan tinggi lemak
- Kurangi konsumsi daging merah dan daging olahan
2. Hidrasi yang Cukup
Minum cukup air setiap hari dapat membantu:
- Mencegah sembelit
- Melunakkan tinja, mengurangi risiko fisura ani
- Mendukung fungsi pencernaan secara keseluruhan
3. Olahraga Teratur
Aktivitas fisik yang rutin dapat membantu:
- Meningkatkan pergerakan usus
- Mengurangi risiko sembelit
- Menjaga berat badan ideal, yang dapat mengurangi tekanan pada sistem pencernaan
4. Hindari Mengejan Berlebihan
Mengejan terlalu keras saat BAB dapat meningkatkan risiko wasir dan fisura ani:
- Jangan menahan keinginan untuk BAB
- Hindari duduk terlalu lama di toilet
- Gunakan bangku kecil untuk mengangkat kaki saat BAB, membantu posisi yang lebih alami
5. Kelola Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan memperburuk kondisi seperti sindrom iritasi usus besar:
- Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga
- Jaga keseimbangan antara kerja dan istirahat
- Tidur yang cukup dan berkualitas
6. Batasi Alkohol dan Berhenti Merokok
Alkohol dan rokok dapat meningkatkan risiko berbagai masalah pencernaan:
- Kurangi konsumsi alkohol
- Berhenti merokok atau cari bantuan untuk berhenti
7. Skrining Rutin
Untuk mendeteksi masalah lebih awal, terutama untuk kanker kolorektal:
- Ikuti rekomendasi skrining sesuai usia dan faktor risiko
- Lakukan kolonoskopi rutin sesuai anjuran dokter
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun tidak semua kasus BAB keluar darah memerlukan penanganan medis segera, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari bantuan medis:
1. Perdarahan Berat atau Berkelanjutan
Segera ke dokter atau UGD jika:
- Anda mengalami perdarahan dalam jumlah besar
- Perdarahan berlangsung lebih dari beberapa hari
- Anda merasa lemah atau pusing akibat kehilangan darah
2. Perubahan Warna Tinja yang Signifikan
Hubungi dokter jika:
- Tinja berwarna hitam seperti ter
- Terdapat darah merah terang dalam jumlah besar pada tinja
3. Gejala Tambahan yang Mengkhawatirkan
Segera cari bantuan medis jika BAB berdarah disertai:
- Nyeri perut yang parah
- Demam tinggi
- Mual dan muntah yang tidak mereda
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
4. Riwayat Kesehatan yang Berisiko
Konsultasikan dengan dokter jika Anda:
- Berusia di atas 40 tahun dan baru pertama kali mengalami BAB berdarah
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal
- Pernah didiagnosis dengan penyakit radang usus
5. Perubahan Pola BAB yang Signifikan
Periksakan diri jika Anda mengalami:
- Perubahan drastis dalam frekuensi BAB
- Pergantian antara diare dan sembelit yang tidak biasa
- Kesulitan BAB yang berlangsung lama
Kesimpulan
BAB keluar darah bisa menjadi tanda berbagai kondisi kesehatan, mulai dari yang ringan seperti wasir hingga yang serius seperti kanker kolorektal. Meskipun tidak selalu menandakan masalah serius, gejala ini tidak boleh diabaikan. Pemahaman tentang penyebab, gejala, dan kapan harus mencari bantuan medis sangat penting untuk penanganan yang tepat dan pencegahan komplikasi.
Jika Anda mengalami BAB berdarah, terutama jika berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah masalah kesehatan yang lebih serius dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.
Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Menjaga pola makan sehat, hidrasi yang cukup, olahraga teratur, dan menjalani skrining rutin sesuai rekomendasi dokter dapat membantu mengurangi risiko berbagai masalah pencernaan yang mungkin menyebabkan BAB berdarah.
Advertisement
