34% Anggota Parlemen Baru India Tersangkut Kasus Pidana

Di antaranya adalah kasus pembunuhan, upaya pembunuhan, ketidakharmonisan komunal, penculikan, dan kejahatan terhadap perempuan.

oleh Rochmanuddin diperbarui 20 Mei 2014, 03:48 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 03:48 WIB
Pemimpin Oposisi Menang Pemilu India
Pemimpin oposisi Narendra Modi yang akan menggantikan Manmohan Sing sebagai PM India (Coolage.in)

Liputan6.com, Jakarta Partai Bharatiya Janata (BJP), yang pekan lalu memenangkan mayoritas 543 kursi parlemen India, di bawah Perdana Menteri terpilih Narendra Modi telah berkampanye dengan janji-janji akan membentuk pemerintahan berikutnya yang lebih baik. Terutama setelah serangkaian tuduhan korupsi pemerintah sebelumnya yang diarahkan dalam pemilihan umum baru-baru ini.

Namun, yang terjadi sebaliknya. Sebab, calon legislator partai BPJ yang memenangi pemilu diduga banyak terlibat berbagai kasus kejahatan. Menurut salah satu lembaga pengawas demokrasi setempat, di antaranya adalah kasus pembunuhan, upaya pembunuhan, ketidakharmonisan komunal, penculikan, dan kejahatan terhadap perempuan.

Seperti dilansir Forbes, Senin 19 Mei, berdasarkan sumber data Asosiasi Reformasi Demokratis (ADR) melalui keterangan tertulisnya, dari 541 anggota parlemen yang memenangkan pemilu, ditemukan 186 atau 34% memiliki kasus pidana tertunda. Atau naik 30% dalam pemerintahan terakhir yang terpilih pada 2009.

Menurut analisa ADR, 98 anggota parlemen dari BJP 281 pemenang memiliki berbagai kasus kriminal tertunda. Sementara Kongres Nasional India hanya 8 dari 44 anggota parlemen yang menang.

ADR menyebutkan, di antara 186 pemenang, 112 atau 21% anggota parlemen memiliki kasus yang berkaitan dengan pembunuhan, upaya pembunuhan, ketidakharmonisan komunal, penculikan, kejahatan terhadap perempuan yang tertunda. Ini naik 77 atau 15% dari pemerintahan sebelumnya.

Dari 9 pemenang yang memiliki kasus-kasus yang berkaitan dengan pembunuhan, 4 dari BJP dan 1 dari Partai Kongres Nasional India. 17 Pemenang memiliki kasus yang berkaitan dengan mencoba membunuh. Dari jumlah tersebut, 10 anggota parlemen dari BJP.

Dari 16 pemenang dengan kasus yang berkaitan dengan menyebabkan komunal ketidakharmonisan, 12 berasal dari BJP. Kemudian dari 10 pemenang dengan kasus yang berkaitan dengan perampokan, 7 berasal dari BJP. 7 Pemenang yang berkaitan dengan kasus penculikan, 3 berasal dari BJP.

Analisis ADR juga menemukan, para anggota parlemen itu membayar dengan politik uang untuk kasus kriminal itu. Sebab, calon anggota legislatif dengan catatan kriminal memiliki kesempatan 13% untuk menang, hampir tiga kali lebih tinggi dari 5% kesempatan untuk menang bagi calon dengan catatan bersih.

Dari 541 pemenang dianalisis, 442 atau 82% adalah jutawan, naik 300 anggota pada Pemilu 2009. Dalam kelompok ini, 237 berasal dari BJP 281 pemenang dan 35 dari Kongres Nasional India 44 pemenang.

Selain itu, 202 pemenang atau 37% anggota parlemen adalah antara usia 25 dan 50 tahun, sementara mayoritas 298 atau 55% berusia antara 51 dan 70 tahun. Dan 41 pemenangn atau  8% berumur di atas usia 71 tahun.

Salah satu calon anggota parlemen yang menang juga ada yang buta huruf. Sementara 23% atau 125 pemenang adalah lulusan SMA, dan mayoritas 405 pemenang atau 75% memiliki gelar sarjana.

Meskipun isu-isu perempuan menjadi salah satu platform kampanye utama dalam pemilihan ini, dari 541 pemenang,  11% atau 62 wanita menang. Ini sedikit lebih tinggi dari Pemilu 2009, di mana 57 pemenang adalah perempuan.

Menurut laporan ini, hal ini akan membuat jumlah tertinggi anggota parlemen perempuan dalam sejarah India. Pada saat yang sama, yang terpilih menjadi anggota parlemen beragama Islam dalam 50 tahun: hanya 22 Muslim yang menang, kurang dari 29 dalam pemilu terakhir pada 2009.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya