Kaleem, Bocah Bertangan 'Popeye' Seberat 8 Kg

"Aku punya firasat bahwa akan ada jalan agar anakku dapat hidup dengan normal," ungkap ayah Kaleem, Shamim.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Agu 2014, 17:13 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2014, 17:13 WIB
Kaleem, Bocah Bertangan 'Popeye' Seberat 8 Kg
Kaleem, bocah bertangan seperti Popeye (Daily Mail)

Liputan6.com, New Delhi - Kondisi aneh dialami seorang bocah India bernama Mohammad Kaleem. Ia sulit melakukan aktivitas sehari-hari lantaran memiliki 'tangan Popeye'.

Kaleem memiliki lengan berotot dan telapak tangan berukuran tak normal, dengan panjang 33 cm dan berat 8 kg layaknya batu. Karena itulah ia amat kesulitan melakukan hal-hal sederhana, seperti mengikat tali sepatu, makan dan mencuci tangan.

"Aku merasa sulit untuk mengenakan pakaian, memasukkan kancing baju dan menarik celana," kata Kaleem seperti dikutip dari Express.co.uk, Rabu (20/8/2014).

Kaleem juga mengaku kerap diejek teman-teman sekolah, karena kondisi fisiknya yang tak normal.

"Aku tidak pergi ke sekolah karena guruku mengatakan anak-anak lain takut melihat tanganku. Banyak dari mereka yang mengejek karena kelainan tanganku. Mereka mengatakan akan memukul saya si 'tangan besar'. Dan Mereka benar-benar memukuliku," cerita bocah itu.

Dokter yang menanganinya pun tak mengerti jenis penyakit apa yang diidap bocah berusia 8 tahun tersebut. Sang ibu, Haleema mengakui bahwa sejak bayi, telapak tangan Kaleem memang terlihat berbeda dari bayi normal lainnya.

"Tangannya besar dan jari-jarinya panjang. Awalnya memang kecil namun semakin lama terus membesar," jelas Haleema.

Kesulitan ekonomi membuat kedua orangtua Kaleem tak bisa mengobatinya. "Kami ingin membawanya ke rumah sakit, tapi kami tak ada uang. Istriku bahkan harus meminjam duit ke tetangga-tetangga," kata ayah Kaleem, Shamim.

Pendapatan Shamim hanya setara Rp 300.000 per bulan, jumlah itu tak mampu membawa Kaleem ke dokter spesialis. Mereka khawatir anaknya akan menyalahkan dirinya sendiri atas penyakitnya.

"Aku tidak tahu apakah dokter akan mengoperasi tanganku. Mereka mungkin membuatku tidak sadar, baru memotong tanganku. Tidak apa-apa jika mereka bisa melakukannya tanpa menyuntikku," ucap Kaleem.

Dokter Ratan yang bekerja di rumah sakit setempat mengatakan, "Sejauh pengetahuanku, kondisi ini sangat langka."

"Saya belum pernah melihat kasus tangan berukuran besar ini dalam dunia medis. Saya tidak tahu nama penyakit ini, perlu dilakukan pengujian genetik untuk memastikannya," lanjut Dokter Ratan.

Dokter Ratan menambahkan, paru-paru dan jantung Karleem berfungsi secara normal meskipun tangannya memiliki kelainan. Namun mengingat tangannya semakin membesar, maka akan ada tekanan pada sistem kardiovaskularnya. Hal ini berpotensi memperpendek umurnya.

Sementara menurut Dokter Krishan Chugh dari Fortis Memorial Research Institute Kota Gurgaon, Kaleem kemungkinan menderita lamfangioma atau hamartoma -- yang keduanya dapat diobati.

"Kondisi ini sungguh langka, saya belum pernah menemukan kasus ini. Tanpa pemeriksaan dan tes medis yang tepat, saya tak yakin 100 persen apa ini," jelas Dokter Krishan Chugh.

Limfangioma adalah suatu kondisi dari sistem limpa yang mengalami peradangan ekstrem, sehingga mengakibatkan bentuk-bentuk tertentu di tubuh.

Sedangkan hamartoma adalah sejenis tumor jinak, di mana tubuh memproduksi jaringan yang berlebihan.

Setelah mendengar penjelasan dari dokter, orangtua Kaleem mulai optimistis bahwa anaknya dapat disembuhkan. Mereka pun mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan.

"Aku punya firasat bahwa akan ada jalan agar anakku dapat hidup dengan normal," tutup Shamim. (Imelia Pebreyanti/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya