Pasien Serangan Jantung Gagal Diselamatkan, Karena Dada Berbulu?

Caroline berpikir bahwa dada berbulu sang suami yang menjadi penyebab kematiannya dalam pesawat Southwest Airlines.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 05 Sep 2014, 01:17 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2014, 01:17 WIB
Alat kejut jantung

Liputan6.com, Albuquerque - Seorang istri meyakini ada kejanggalan dalam kematian suaminya yang disebutkan akibat serangan jantung. Ketika itu  Caroline dan Jack Jordan dalam penerbangan dari Los Angeles, California ke Albuquerque, Mexico.

Dilansir Liputan6.com dari KOAT, Kamis (4/9/2014), Caroline berpikir bahwa bulu dada tebal sang suami yang menjadi penyebab kematiannya dalam pesawat Southwest Airlines. Ia menilai, petugas kala itu yang pertolongan pertama CPR (Cardiopulmonary resuscitation) tak maksimal.

Menurut Caroline, alat kejut jantung (defibrillator) di dalam pesawat itu tak digunakan petugas dengan alasan dada berbulu suaminya. "Awak pesawat mengatakan dada suamiku terlalu berbulu," ucap dia.

Menanggapi peristiwa itu, Dr. Barry Ramo mengatakan bahwa reaksi cepat terhadap keadaan darurat menjadi pmemang menjadi penentu antara hidup dan mati. Dan bulu dada jarang menjadi faktor penyebab tidak bekerjanya alat kejut jantung.

Sementara staf Ramo di Heart Institute mengatakan, dalam kotak obat biasanya disediakan alat cukur dan gunting yang biasa digunakan untuk mencukur rambut, menggunting pakaian dan perhiasan.

Namun menurut Caroline, semua sudah terlambat untuk suaminya yang tak bisa diselamatkan lagi.

Juru bicara Southwest Airlines mengatakan, perusahaan penerbangan itu sedang menyelidiki insiden tersebut. (Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya