Liputan6.com, Brasilia - Brasil menggelar pemungutan suara pada hari Minggu 5 Oktober waktu setempat. Rakyat pun berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara (TPS), guna menggunakan hak pilihnya.
Dilansir dari VOA News, Senin (6/10/2014), pemilihan presiden itu diperkirakan akan berlangsung hingga putaran kedua.
Menurut para analis, Presiden Brasil sebelumnya, Dilma Rousseff, yang mengupayakan masa jabatan kedua, akan memperoleh suara terbanyak dalam pemilu.
Rousseff menghadapi dua pesaing utama. Marina Silva, seorang pahlawan gerakan konservasi global dan pembelot dari partai yang berkuasa dan sekarang menjadi anggota Partai Sosialis Brazil, serta Aecio Neves dari Partai Sosial Demokrat -- senator dan mantan gubernur negara bagian.
"Presiden Rousseff dapat mengandalkan dukungan kelas pekerja Brasil, berkat program kesejahteraan sosial berlimpah yang diprakarsai dalam dua masa jabatan pendahulunya yang sangat popular dan bapak pelindung politik Brazil, Luiz Lula da Silva," ujar beberapa pemilih.
Saingan kuat Rousseff, Marina Silva adalah sosok yang dibesarkan keluarga miskin pengumpui getah karet di Amazon dan baru belajar membaca setelah remaja. Dia disebut-sebut bisa menjadi presiden kulit hitam pertama di Brasil.
Popularitas Silva melonjak setelah dia menggantikan calon presiden Partai Sosialis Eduardo Campos, yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada bulan Agustus. Namun, survei menunjukkan posisinya turun di bawah Neves untuk pertama kalinya, berada di urutan ketiga.
Pemungutan suara wajib di Brasil, untuk semua orang antara berusia 18 dan 70 tahun.
Hasil Awal
Hasil pemilihan awal dari Amerika Selatan menunjukkan Presiden Dilma Rousseff memimpin. Meski belum bisa dikatakan menang dalam putaran pertama pemilu itu.
"Dengan hampir 88% suara yang telah dihitung, Rousseff mengantongi 40,68% suara," kata Mahkamah Agung Pemilu Brasil sepeti dimuat CNN.
Sementara Aecio Neves berada di tempat kedua dengan 34,71%. Dan Marina Silva berada di tempat ketiga dengan 20.99%.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh perusahaan riset publik Ibope, Rousseff juga unggul dengan 44% suara. Melawan Neves yang hanya mengantongi 30% suara dan Silva 22% suara.
Berdasarkan beberapa jajak pendapat, terlihat ada indikasi akan ada pergantian antara Rousseff dan Neves. Meski awalnya Silva yang disebut-sebut sebagai lawan kuat presiden Brasil itu.
Advertisement
Sebelum menjadi presiden pada tahun 2011, Dilma Rousseff dari Partai Buruh, adalah kepala staf mantan Presiden Lula da Silva.
Dia melakukan demokratisasi sektor listrik Brasil melalui program "Luz Para Todos" (Light for All)), yang membuat listrik tersedia secara luas, bahkan di daerah pedesaan.
Rousseff mengklaim bahwa di bawah kepresidenan pendahulunya dan dirinya sendiri, kemiskinan warga Brasil berkurang.
Selain itu, wanita yang masih menjadi presiden Brasil itu juga mengambil posisi konservatif terkait beberapa isu tentang perempuan. "Saya menentang aborsi, aku pro-kehidupan," katanya kepada Aparecida TV sambil menambahkan bahwa dia berjanji akan memperjuangkan hak-hak kaum gay.