Ditemukan Harta Karun Kapal Antikythera, 'Titanic Dunia Kuno'

Puing kapal kuno sarat harta karun, dari masa 70-60 tahun Sebelum Masehi ditemukan di dekat Pulau Antikythera, Yunani.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 10 Okt 2014, 11:35 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2014, 11:35 WIB
Harta karun diangkat dari kapal Antikythera 'Titanic Dunia Lama'
Harta karun diangkat dari kapal Antikythera 'Titanic Dunia Lama'

Liputan6.com, Athena - Lebih dari 100 tahun lalu, penyelam yang mencari spons laut di Yunani menemukan puing-puing kapal kuno sarat harta karun, dari masa 70-60 tahun Sebelum Masehi. Lokasinya di dekat Pulau Antikythera.

Dari sana, pada tahun 1900, para arkeolog pernah menemukan artefak yang sangat menarik: Mekanisme Antikythera, yang diyakini sebagai komputer tertua di dunia.

Perangkat mirip komputer analog yang diperkirakan berasal dari kebudayaan Yunani yang berkembang sekitar tahun 100 SM itu digunakan untuk menentukan posisi astronomi benda-benda langit -- dan mungkin waktu penyelenggaraan Olimpiade -- dengan mekanisme yang kompleks, menggunakan serangkaian roda gigi perunggu.

Mekanisme Antikythera berasal dari masa jauh sebelum manusia memiliki pemahaman modern tentang astronomi dan fisika. Artefak itu dibuat lebih dari 1.600 tahun sebelum Galileo Galilei lahir, dan lebih dari 1.700 tahun sebelum Isaac Newton terlahir ke dunia.

Dan kini, investigasi terbaru para arkeolog menemukan peralatan makan, komponen kapal, dan tombak perunggu raksasa.

Senjata kuno tersebut diduga menempel pada sebuah patung ksatria berkuda atau Dewi Athena. Sejumlah ekspedisi sebelumnya menemukan sejumlah arca yang dibuat dari perunggu dan marmer.

"Bukti menunjukkan ini adalah kapal karam kuno terbesar yang pernah ditemukan,"  kata Brendan Foley, seorang arkeolog laut dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Massachusetts, seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Jumat (10/10/2014). "Ia adalah Titanic dari dunia kuno."

Upaya ekskavasi yang dilakukan 15 September sampai 7 Oktober 2014, dipimpin Hellenic Ephorate of Underwater Antiquities dari Yunani, dan Woods Hole Oceanographic Institution asal Amerika Serikat.

Puing kapal karam berada di kedalaman 55 meter, para penyelam wajib menyunakan perangkat rebreather -- alat yang memungkinkan daur ulang kandungan oksigen dari setiap napas yang secara substansial tidak terpakai. Meski demikian, waktu berada di dasar laut dibatasi hanya 3 jam.

Ekspedisi juga menerjunkan alat selam robotik mirip Iron Man yang disebut Exosuit. Yang bisa tinggal di dasar air dalam waktu lama sekitar 50 jam, untuk melakukan eksplorasi. Juga menggunakan peta beresolusi tinggi 3 dimensi.

Tim berencana untuk kembali tahun depan. Mereka meyakini masih banyak harta yang menunggu untuk ditemukan.

Brendan Foley kepada BBC mengaku, ia berharap bisa menemukan bagian yang hilang dari Mekanisme Antikythera. Untuk mengungkap misteri perangkat antik tersebut.

Kisah Calon Pengantin yang Karam



Ada banyak spekulasi yang beredar soal kapal itu. Ia diduga berlayar dari pesisir Asia Kecil ke Roma saat karam antara tahun 70-60 Sebelum Masehi

Bahtera itu mungkin membawa calon pengantin perempuan dan mas kawinnya yang terdiri dari benda-benda mewah.

Nelayan pencari spons laut menemukan bangkai kapal pada tahun 1900 di lepas pantai Antikythera, sebuah pulau kecil di  Yunani dengan tebing terjal. Benda-benda yang ditemukan para penyelam kala itu sangat sensasional: patung para pahlawan, arca 4 kuda berbahan marmer dan perunggu, perhiasan, furnitur, perabotan dari kaca, dan Mekanisme Antikythera -- yang diyakini adalah komputer tertua di muka Bumi.

Namun, mengeksplorasi situs tersebut di masa lalu adalah tindakan berisiko besar. Mengandung bahaya. Setidaknya, seorang penyelam tewas dan 2 lainnya lumpuh.

Beberapa dekade setelahnya, pada 1978, Jacques Cousteau kembali ke bangkai kapal kuno dan mengangkat sejumlah harta karun lainnya. Dan kini, dengan teknologi canggih, para peneliti berusaha mengungkap misteri tenggelamnya kapal tersebut: kisahnya juga teka-teki soal keberadaan kapal kedua. (Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya