24-11-2012: Pabrik Garmen Bangladesh 'Telan' 112 Karyawan Hidup

"Di mana anakku?" teriak seorang wanita bernama Sabina Yasmine sambil menyebutkan bahwa ia melihat tubuh menantunya yang tewas.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Nov 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2014, 06:00 WIB
Kebakaran di pabrik garmen Bangladesh. (Reuters)
Kebakaran di pabrik garmen Bangladesh. (Reuters)

Liputan6.com, Bangladesh - "Di mana anakku?" teriak seorang wanita bernama Sabina Yasmine sambil menyebutkan bahwa ia melihat tubuh menantunya yang tewas terbakar namun jasad putranya tak terlihat.
 
Tak hanya Yasmine, jerit tangis para kerabat karyawan di pabrik garmen Tazreen Fashion factory di Distrik Ashulia, Dhaka, Bangladesh juga terdengar kala kebakaran besar pada 24 November 2012 melahap tempat produksi pakaian itu.



Dengan wajah gelisah, mereka mengucap doa agar orang-orang yang dicintai selamat dari kobaran 'si jago merah'.

Sementara banyak juga para pegawai yang terpaksa terjun dari jendela bangunan lantai yang cukup tinggi, menyelamatkan diri dari kobaran api yang membara saat itu. Namun beberapa orang di antaranya terjebak, tak berhasil menyelamatkan diri.

Mereka tewas terpanggang dalam tempat mereka mengais rezeki. Beberapa lainnya tewas setelah melompat dari gedung. Total 112 orang tewas dalam musibah itu.

Banyaknya korban terperangkap, karena api berkobar dari bagian bawah gedung. Lalu dengan cepat menyebar ke seluruh bangunan, sehingga waktu untuk menyelamatkan diri hanya sedikit.

Pejabat senior pemadam kebakaran Mohammad Mahbub mengatakan, di pabrik itu juga tidak jalan keluar darurat untuk keadaan darurat seperti kebakaran.

"Seandainya ada setidaknya satu pintu keluar darurat ke luar pabrik, korban akan jauh lebih sedikit," kata Mahbub.

Sementara pemilik pabrik, Delwar Hossainmembantah tuduhan bahwa bangunan itu tidak aman sebagai tempat bekerja.

"Ini adalah kerugian besar bagi staf dan pabrik saya. Ini adalah pertama kalinya terjadi kebakaran di salah satu dari tujuh pabrik yang saya miliki," ucap Hossain.

Sementara itu, diperlukan beberapa jam untuk memadamkan api, yang mulai membara di lantai dasar pabrik berlantai sembilan itu pada Sabtu 24 November malam. Sebab lokasi pabrik yang terpencil, membuat bala bantuan dari pemadam kebakarn sulit menjangkaunya.

Seluruh bangunan beserta isinya pun hangus. Semua jendela hangus dan berwarna kehitaman, asap sisa kebakaran pun membumbung di angkasa.



Menurut salah seorang pegawai yang selamat, seperti dikutip dari Radio Australia.net, ada lebih dari seribu orang pegawai terkurung dalam pabrik selagi kebakaran terjadi.

Setelah api padam, ribuan orang berbondong-bondong ke pabrik mencari keluarga mereka.

Insiden kebakaran yang merenggut korban tak sedikit itu mengejutkan seluruh Bangladesh, yang merupakan rumah bagi ratusan pabrik pembuat pakaian bermerek untuk negara Barat dan pengecer seperti Walmart, Gap, Tesco dan Sainsburys.
 
Pabrik garmen Bangladesh yang terbakar itu, sedianya memproduksi pakaian untuk merek-merek internasional. Seperti brand Belanda, C&A, dan merek Hong Kong, Li & Fung.

Bangladesh merupakan eksportir garmen terbesar dunia setelah Cina, di 80 persen hasil garmen diekspor tsetiap tahunannya yang bernilai 24 miliar dolar.
 
Akan tetapi standard keamanan di pabrik-pabrik di sana tidak memadai dan setiap tahun terjadi puluhan kecelakaan.
 
Menurut kelompok hak buruh industri tekstil yang berbasis di Amsterdam, sejak tahun 2006 paling tidak 500 buruh industri garmen di Bangladesh tewas dalam kebakaran pabrik.

Pada tanggal yang sama tahun 1995, Irlandia mendapatkan kebebasan untuk hak bercerai yang selama 70 tahun dilarang. Lalu pada Today in History 24 November 1902, Kongres Fotografer Profesional pertama digelar di Paris. (Tnt/Riz)

    POPULER

    Berita Terkini Selengkapnya