Marah! Ribuan Demonstran Bakar dan Hancurkan Rumah Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina

Serangan itu dipicu oleh pidato yang disampaikan Sheikh Hasina kepada para pendukungnya di Bangladesh dari pengasingan di negara tetangga India.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Feb 2025, 17:34 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 17:34 WIB
Rumah keluarga mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina. (AP)
Rumah keluarga mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina. (AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Dhaka - Demonstran Bangladesh menghancurkan rumah keluarga mantan PM Sheikh Hasina yang melambangkan kemerdekaan.

Laporan The Guardian yang dikutip Sabtu (8/2/2025) menyebut ribuan demonstran di Bangladesh melampiaskan kemarahan mereka kepada mantan perdana menteri yang diasingkan, Sheikh Hasina, dengan menghancurkan rumah keluarga yang melambangkan kemerdekaan negara itu – dan sekarang, menurut mereka, melambangkan otoritarianisme yang mereka yakini dia perjuangkan.

NBC News melaporkan ribuan pengunjuk rasa membakar rumah pemimpin pendiri Bangladesh, sementara mantan Perdana Menteri yang digulingkan Sheikh Hasina, menyampaikan pidato berapi-api di media sosial yang menyerukan para pendukungnya untuk menentang pemerintah sementara.

Serangan itu dipicu oleh pidato yang disampaikan Hasina kepada para pendukungnya dari pengasingan di negara tetangga India, tempat dia melarikan diri tahun 2024 lalu selama pemberontakan mematikan yang dipimpin mahasiswa terhadap kekuasaannya selama 15 tahun. Para kritikus menuduhnya menekan perbedaan pendapat.

Rumah di ibu kota, Dhaka, pernah menjadi rumah bagi mendiang ayah Hasina dan pemimpin kemerdekaan Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, yang mendeklarasikan pemisahan resmi negara itu dari Pakistan di sana pada tahun 1971. Dia dibunuh di properti itu pada tahun 1975. Hasina kemudian mengubah rumah itu menjadi museum.

Sejak ia meninggalkan negara itu, beberapa pendukungnya telah mencoba berkumpul di sana tetapi telah diserang oleh para pengkritik Hasina, yang telah menargetkan simbol-simbol lain dari pemerintahan dan partainya sejak pemberontakan itu, dengan menjarah dan membakar beberapa gedung.

Pada hari Rabu (5/2), beberapa pengunjuk rasa mengancam akan "merobohkan" gedung tersebut jika mantan perdana menteri itu meneruskan pidatonya, yang menandai dimulainya program protes selama sebulan oleh partai politik Liga Awami miliknya. Partai tersebut berusaha mendapatkan dukungan di tengah tuduhan penyerangan terhadap para anggotanya dan pendukung mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina lainnya.

 

Begini Kronologi Penghancuran Rumah Mantan PM Bangladesh

Bendera Bangladesh.
Ilustrasi Bangladesh. (Pixabay)... Selengkapnya

Saat Sheikh Hasina mulai berpidato, para pengunjuk rasa menyerbu rumah dan mulai membongkar dinding bata, kemudian membawa derek dan ekskavator untuk merobohkan gedung tersebut.

"Mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan kemerdekaan negara dengan buldoser. Mereka mungkin menghancurkan sebuah gedung, tetapi mereka tidak akan dapat menghapus sejarah," kata Hasina dalam tanggapannya selama pidatonya, bahkan saat pembongkaran terus berlanjut.

Ia juga meminta rakyat Bangladesh untuk melawan para pemimpin baru negara itu dan menuduh bahwa mereka mengambil alih kekuasaan dengan cara yang "tidak konstitusional".

Hasnat Abdullah, seorang pemimpin mahasiswa, telah memperingatkan media massa agar tidak menyiarkan pidato Hasina dan mengumumkan di Facebook: "Malam ini Bangladesh akan dibebaskan dari tempat ziarah fasisme."

Banyak pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang menuntut eksekusi Hasina atas ratusan kematian selama pemberontakan tahun lalu terhadapnya. Pemberontakan itu merupakan salah satu kerusuhan terburuk di negara itu sejak kemerdekaan. Hasina mendesak penyelidikan PBB atas kematian tersebut.

Mereka juga meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik India. Pemerintah sementara di Bangladesh yang dipimpin oleh peraih Nobel perdamaian Muhammad Yunus telah meminta ekstradisi Hasina tetapi India belum menanggapinya.

Majalah berbahasa Inggris terkemuka di negara itu, Daily Star, melaporkan pada Kamis pagi bahwa gelombang serangan pada malam hari menargetkan beberapa rumah dan bisnis milik pendukung Liga Awami Hasina.

 

Saling Tuding

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (AP PHOTO)
Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (AP PHOTO)... Selengkapnya

Pemerintah sementara, yang telah berjuang untuk menjaga ketertiban dan mencegah peradilan massa terhadap para pendukung Sheikh Hasina, telah menuduh mantan perdana menteri tersebut melakukan korupsi yang meluas dan pelanggaran hak asasi manusia selama pemerintahannya, yang dimulai pada tahun 2009.

Liga Awami Hasina pada gilirannya menuduh pemerintah yang dipimpin peraih Nobel perdamaian Muhammad Yunus, melanggar hak asasi manusia dan menekan kelompok minoritas Bangladesh, yang dibantah oleh pihak berwenang.

Adapun Human Rights Watch yang berbasis di New York memuji langkah-langkah reformasi pemerintah sementara, mereka mengutip "pola pelanggaran pasukan keamanan yang mengganggu" yang telah muncul kembali setelah penggulingan Hasina, kali ini menargetkan para pendukung Liga Awami, termasuk wartawan.

Dalam sebuah laporan bulan Januari lalu, kelompok tersebut mengatakan bahwa polisi kembali menahan orang secara sewenang-wenang dan mengajukan pengaduan pidana massal terhadap individu yang tidak disebutkan namanya, yang memungkinkan polisi untuk mengintimidasi dan mengancam hampir semua orang dengan penangkapan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya