Partai Kalah Pemilu, PM Taiwan Mengundurkan Diri

PM Jiang Yi-huah mengatakan bahwa pengunduran dirinya telah disetujui Presiden Ma Ying-jeou.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Nov 2014, 23:50 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2014, 23:50 WIB
PM Taiwan Jiang Yi-huah
PM Taiwan Jiang Yi-huah. (Reuters/Minshen Lin)

Liputan6.com, Taipei - Perdana Menteri Taiwan Jiang Yi-huah memutuskan mengundurkan diri setelah partainya -- yang berkuasa dan bersahabat dengan Beijing -- menderita kekalahan dalam pemilihan umum.

Jiang Yi-huah mengumumkan pengunduran diri dalam jumpa pers di Taipei pada Sabtu (29/11/2014), dengan mengatakan memikul tanggung jawab politik atas kekalahan besar Partai Kuomintang.

Hasil-hasil tidak resmi menunjukkan Kuomintang (KMT) kalah di 5 dari 6 kotapraja Taiwan, mempertahankan keunggulan tipis di Taipei Baru.

Jiang mengatakan bahwa pengunduran dirinya telah disetujui Presiden Ma Ying-jeou.

"Masyarakat kecewa dengan tampilan pemerintah, dan itu tercermin dari hasil-hasil pemilu. Jadi saya memutuskan untuk memikul tanggung jawab politik dan mengajukan pengunduran diri saya, yang telah disetujui Presiden Ma," kata Jiang, seperti dilansir AFP.

KMT sedang berjuang dengan kekhawatiran yang meningkat atas pengaruh China, ekonomi yang melambat dan serangkaian skandal pangan -- pemilihan lokal dianggap sebagai satu ujian penting menjelang pemilihan presiden tahun 2016, dengan kebijakan Tiongkok satu masalah penting.

Ma, yang berkuasa tahun 2008 menggunakan satu program yang bersahabat dengan Beijing, harus mengundurkan diri pada akhir masa jabatan empat tahun keduanya keduanya.

Taiwan dan Tiongkok pecah pada 1949 saat akhir perang saudara, tetapi Beijing masih mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya menunggu reunifikasi, jika perlu dengan kekuatan militer.

Ma telah memperbaiki hubungan yang sebelumnya dingin antara Taipei dan Beijing sejak ia mengakhiri kekuasaan delapan tahun pemerintah DPP (Democraic Progressive Party) tahun 2008 dengan satu rencana meningkatkan ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok.

Hanya saja warga Taiwan kian cemas akan pengaruh Tiongkok pada pulau itu. Perjanjian perdagangan yang diusulkan dengan Beijing menimbulkan protes massa yang dipimpin mahasiswa dan pendudukan tiga pekan atas parlemen Taiwan awal tahun ini.

Partai DPP yang oposisi secara tradisi meragukan hubungan lebih erat dengan Beijing dan mengecam KMT karena tidak transparan menyangkut perjanjian perdagangan dengan Tiongkok.

Calon independen Ko Wen-je menguasai Taipei yang biasanya dikuasai KMT, dengan pesaingnya Sean Lien yang dengan sedih mengakui kekalahannya menjelang hasil resmi.

Penghitungan suara masih berlangsung dengan hasil lengkap diperkirakan akan diketahui pukul 23.00 waktu setempat. Sebelum pemungutan suara itu KMT menguasai 15 dari 22 kota dan daerah Taiwan, sementara DPP menguasai 7. Dari 6 kotapraja lebih besar -- KMT menguasai 3 di utara dan 1 di tengah, sedang DPP 2 di selatan.

"Sekitar 60 ribu polisi dikerahkan di seluruh pulau itu untuk mengamankan pelaksanaan pemilihan itu," kata pihak berwenang. Adapun jumlah pemilih di Taiwan sekitar 18 juta orang. (Ant/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya