Kata-kata Terakhir Penembak Mati 2 Polisi AS yang Bunuh Diri

Sebelumnya menembak mati 2 polisi, pelaku diketahui menembak kekasihnya hingga terluka.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 22 Des 2014, 17:04 WIB
Diterbitkan 22 Des 2014, 17:04 WIB
Penembakan Polisi AS
(Reuters)

Liputan6.com, New York - Kepolisian New York (NYPD) masih mendalami kasus penembakan aparat yang tengah berpatroli di jalanan kota tersebut. Ismaaiyl Brinsley, si pelaku, bunuh diri setelah menembak mati 2 polisi. Sebelumnya, ia diketahui menembak kekasihnya hingga terluka.

Selain itu, Brinsley juga diketahui melontarkan kata-kata terakhir sebelum melancarkan aksinya kepada petugas. "Semuanya... lihat apa yang akan saya lakukan," begitu kata pria 28 tahun tersebut, seperti dituturkan seorang polisi, yang dimuat BBC, Senin (22/12/2014).

Selain itu, pria berkulit gelap itu juga diketahui sempat memposting foto dan sebuah pesan bernada balas dendam. Dalam ungggahan foto yang menampilkan gambar senjata api, Brinsley menuliskan pesan mengerikan.

"Aku bakal melakukan hal yang luar biasa hari ini. Mereka ambil salah satu dari kami. Sekarang giliran kita yang mengambil dua dari mereka," tulis Brinsley, seperti dimuat Dailymail.

"Ini mungkin akan menjadi unggahan fotoku yang terakhir kali," imbuh dia, diselingi hashtag atau tanda pagar #ShootThePolice #RIPErivGardner (sic) #RIPMikeBrown.

Dari pesan tersebut, aparat setempat menduga kuat bahwa Brinsley ingin melancarkan aksi balas dendam atas tewasnya dua warga kulit hitam oleh aparat berkulit putih di AS beberapa waktu lalu.

Salah satu warga berkulit hitam, Michael Brown (18) ditembak mati oleh polisi bernama Darren Wilson di daerah pinggiran St Louis, Kota Ferguson, Missouri, AS pada 9 Agustus lalu. Warga kulit hitam lainnya adalah Eric Garner yang tewas dicekik polisi Daniel Pantaleo saat hendak ditahan karena diduga menjual rokok ilegal di Staten Island, New York, 17 Juli 2014.

Namun menurut perwakilan komunitas hak asasi manusia The Rev Al Sharpton, keluarga Garner sama sekali tak terkait dengan Brinsley. Ia menyebut pembunuhan itu sebagai perbuatan yang sungguh tercela.

Brinsley diketahi memiliki catatan kriminal dan gangguan mental. Sebelumnya, ia sudah 19 kali ditangkap aparat. Kepala Detektif NYPD Robert Boyce mengatakan, "Brinsley kerap merasa putus asa dan menyalahkan dirinya sendiri."

Usai penembakan terhadap polisi oleh Brinsley, tokoh masyarakat setempat meminta warga untuk tenang. Sementara, Walikota New York Bill de Blasio memerintahkan warga untuk memasang bendera setengah tiang untuk menyatakan duka cita. Warga pun berkumpul menyalakan lilin dan mendoakan mereka yang tewas.

Kasus penembakan terhadap polisi terakhir terjadi di New York pada 2011 lalu. Aparat bernama  Peter Figoski ditembak di bagian wajah oleh pelaku, Lamont Pride, yang bersembunyi saat petugas baru tiba di sebuah apartemen. Pelaku kemudian dijatuhi vonis penjara 45 tahun hingga seumur hidup. (Riz/Mut)


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya