Liputan6.com, Paris - Aksi teror terjadi di kantor majalah Prancis, Charlie Hebdo di Paris. Akibatnya, sebanyak 12 orang tewas, termasuk 2 polisi. Aparat kini tengah mengejar tiga pelaku yang kabur menggunakan mobil.
Seperti dimuat BBC, Rabu (7/1/2015), para pelaku yang mengenakan topeng mulai melepaskan tembakan di dalam kantor majalah. Polisi segera datang. Baku tembak pun terjadi antara pelaku dan aparat.
Ketiga penyerang itu kemudian keluar kantor dan menembaki orang-orang yang melintas di luar kantor media tersebut.
Laporan menyebut, 10 staf Charlie Hebdo tewas seketika dalam serangan. Sumber dekat dengan majalah itu mengatakan, mereka yang tewas termasuk salah satu pendiri media Jean "Cabu" Cabut dan pemimpin redaksi Stephane "Charb" Charbonnier.
Presiden Prancis, Francois Hollande mengutuk insiden tersebut."Sebuah kebiadaban yang tak terlukiskan dengan kata-kata baru saja dilakukan hari ini di Prancis," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari Reuters.
"Langkah-langkah telah diambil untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab, aparat akan memburu mereka, menangkap, dan menyeret mereka ke pengadilan."
Seorang pejabat polisi mengatakan orang-orang bersenjata melarikan diri ke arah timur pinggiran kota Paris dengan sebuah mobil.
Sebelumnya pada 2014, Prancis memperkuat UU Antiterorisme dan bersiaga menghadapi potensi serangan balasan atas serangan militer negara itu ke kubu militan di Timur Tengah dan Afrika.
Belum jelas siapa pelaku dari tindakan kejam tersebut. Hassen Chalghoumi, imam di Masjid Drancy di Seine-Saint-Denis Paris, juga mengutuk tindakan itu. "Aku sangat marah. Mereka adalah penjahat, barbar," kata dia. "Ini bukan ekspresi kebebasan, bukan Islam. Saya berharap Prancis bersatu untuk mengakhiri kebengisan ini."
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Polisi masih mengejar pelaku yang melarikan diri dari lokasi kejadian.
Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan, "Tiga orang bersenjata terlibat dalam serangan teror ke kantor majalah Charlie Hebdo." Prancis kini menetapkan level keamanan tertinggi menyusul insiden teror ini.
Charlie Hebdo dikenal sering memicu kontroversi dengan artikel atau kartun mereka yang bernada satire atau menyindir pemimpin politik maupun spiritual. Media itu pernah memuat karikatur Nabi Muhammad. Tweet terakhir mereka menyindir Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS -- kelompok militan yang merajalela di Suriah dan Irak. Lihat videonya di tautan ini. (Riz)
Advertisement