Ilmuwan Percepat 'Jam Kiamat', Tanda Hari Akhir Sudah Dekat?

Dalam pengumumannya, sekelompok ilmuwan dari 'Bulletin of the Atomic Scientists menyatakan waktu dunia menuju kiamat hanya '3 menit'.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 25 Jan 2015, 18:14 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2015, 18:14 WIB
Ilmuwan Percepat 'Jam Kiamat', Tanda Hari Akhir Sudah Dekat?
Dalam pengumumannya, sekelompok ilmuwan dari 'Bulletin of the Atomic Scientists menyatakan waktu dunia menuju kiamat hanya '3 menit'.

Liputan6.com, Washington DC - Cuaca yang tidak menentu, bom, meriam, serta nuklir terus bergema di muka bumi akibat pertikaian antara manusia membuat sekelompok ilmuwan dari 'Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) memutuskan untuk mengubah waktu 'Jam Kiamat'. Yakni 23.57 atau 3 menit menuju pukul 24.00. Jeda waktu 3 menit ini lebih cepat dari 'Jam Kiamat' yang ditentukan sebelumnya, yakni pada 23.55 atau 5 menit menuju tengah malam, momen yang kerap disebut waktu terjadinya serangan nuklir.

'Jam Kiamat' atau yang juga disebut sebagai 'Doomsday Clock' merupakan jam simbolis yang mewakili hitung mundur berosilasi yang diluncurkan sejak tahun 1947 oleh Science and Security Board atau Dewan Ilmu Pengetahuan dan Keamanan BAS di University of Chicago, Amerika Serikat

Band cadas Linkin Park menganalogikan peringatan 'Jam Kiamat' ini dalam albumnya Minutes to Midnight lewat single What I've Done yang bertemakan tanda-tanda kehancuran dunia.

Dalam pengumumannya, BAS menyatakan waktu dunia menuju kiamat hanya '3 menit'. Makna '3 menit' yang dimaksud bukan 3 menit yang sebenarnya, melainkan peringatan bahwa tenggat waktu dunia saat ini hingga hari kiamat terbilang singkat.

Para ilmuwan yang tergabung dalam kelompok tersebut menilai situasi dunia saat ini sudah cukup memprihatinkan. Dengan ketergantungan manusia  pada bahan bakar fosil yang semakin tinggi, kurang kesadaran atas dampak pemanasan global serta lambatnya penanganan atas maraknya senjata nuklir.

Terlebih, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut, 2014 sebagai tahun paling panas. Yang terpanas sejak pertama kali pencatatan suhu itu dilakukan pada 1880 silam. Baca: [2014, Tahun Paling Panas]

"Kami kira belum begitu terlambat bagi kita semua untuk melakukan  tindakan, tapi pemanasan bumi ini juga terjadi begitu cepat," ujar Direktur Eksekutif BAS di Washington DC, seperti dimuat Live Science, yang dikutip Liputan6.com, Minggu (25/1/2015). "Kami mengubah jam ini agar kita semua melakukan tindakan."

Oleh karena itu, ilmuwan senior dari Stockholm Environment Institute, Sivan Kartha menegaskan seluruh masyarakat dunia perlu ikut serta mengurangi tindakan yang bisa menambah efek rumah kaca. "Jika tidak, maka suhu rata-rata global bisa mencapai 3 sampai 8 derajat Celcsus," ujar dia.

Kartha menilai masih ada sejumlah orang yang mengabaikan hal ini. Untuk itu, ia kembali memperingatkan "permukaan Bumi bisa segera berubah pada masa mendatang."

Sharon Squassoni, anggota BAS lainnya yang juga Direktur Center for Strategic and International Studies menyarankan perlu adanya pengurangan pengembangan nuklir. Namun kata dia, sejumlah negara saat ini justru malah meningkatkannya, seperti Rusia, India, dan Pakistan.

"Pembuatan senjata-senjata nuklir ini memakan banyak waktu, tenaga, uang untuk melindungi mereka yang mengembangkannya," ujar Squassoni.

Dengan pengumuman ini, waktu 'Jam Kiamat' terhitung sudah mengalami perubahan sebanyak 21 kali. Saat pertama kali dimunculkan pada 1947, waktu jam ini ditetapkan pada 7 menit menuju tengah malam atau 23.53.

Pada awalnya, 'Jam Kiamat' yang menggantung pada dinding kantor Bulletin di University of Chicago ini menggambarkan ancaman perang nuklir global, namun sejak tahun 2007 jam tersebut juga mencerminkan perubahan iklim dan perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan yang dapat menimbulkan bahaya yang tidak dapat diatasi. Baca juga: [Waktu Bertambah 1 Detik pada 30 Juni 2015, 'Kiamat Internet'?] (Riz/Ans)



Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya