30 Tewas Dalam Ledakan Tambang di Wilayah Pemberontak di Ukraina

Pejabat setempat menyebut, sekitar 70 orang bekerja di dalam tambang saat ledakan terjadi.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 04 Mar 2015, 16:31 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2015, 16:31 WIB
Ledakan di Ukraina
Ledakan di Ukraina (Reuters)

Liputan6.com, Donetsk - Tambang batu bara di Ukraina meledak, Rabu (4/3/2015). Lokasi kejadian berada di wilayah yang dikuasai kubu pemberontak di Donetsk. Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas, sementara puluhan penambang masih terjebak di bawah tanah. Jumlah pastinya belum bisa ditentukan.

Keluarga para penambang berkumpul di mulut tambang Zasyadko. Sedih, cemas, khawatir, mereka berupaya keras mendapatkan informasi.

Pejabat setempat menyebut, sekitar 70 orang bekerja di dalam tambang saat ledakan terjadi. "Menurut informasi awal, lebih dari 30 orang tewas. Para petugas gawat darurat belum bisa menjangkau lokasi tambang. Gas-gas beracun harus dihalau terlebih dulu sebelum memasuki tambang," kata Vladimir Tsymbalenko, kepala petugas layanan keamanan tambang, seperti dikutip dari Reuters.

Seorang pekerja yang berhasil lolos, dengan pakaian penuh debu mengatakan, masih banyak yang terjebak. "Yang aku dengar, ada 45 orang yang terjebak," kata Oleg, juru las di tambang.

Apakah ada kesempatan buat mereka yang terjebak selamat? Oleg hanya menjawab, "Selama 23 tahun aku bekerja di tambang, jadi saksi 4 insiden ledakan. Yang aku tahu, jika para pekerja tak bisa meloloskan diri segera, hanya jasad mereka yang bisa ditarik keluar. Ledakan adalah hal mengerikan."  

Penyebab ledakan di tambang Zasyadko sejauh ini belum bisa dipastikan. Tapi, yang jelas, itu bukan kali pertama terjadi. Insiden serupa pada tahun 2007 menewaskan 106 orang.

Seorang perempuan terlihat berdiri di mulut tambang dengan berurai air mata. Alexei Novoselsk namanya, ia berada di lokasi saat ledakan terjadi.

"Tolong, katakan padaku, apakah ada yang selamat? Mengapa kalian menutup-nutupi kebenaran," kata dia, saat petugas penyelamat berupaya menenangkannya. (Ein/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya