Liputan6.com, Paris - Pesawat Germanwings 4U 9525 rute Barcelona, Spanyol - Duesseldorf, Jerman hancur berkeping di lokasi terpencil di Desa Barcelonette di Pegunungan Alpen, Prancis, Selasa 24 Maret 2015. Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 150 orang tewas. Sejarah mencatat, kejadian maut lainnya pernah terjadi di dekat titik jatuhnya Airbus A320 tersebut, lebih dari 60 tahun lalu.
Kala itu, penerbangan Air France Penerbangan 178 celaka di dekatnya pada 1953. Hanya berjarak sekitar 1 mil atau 1,6 kilometer.
Pesawat tersebut, Lockheed L-749A Constellation, hendak mendarat di Bandara Nice saat jatuh di sisi Gunung Le Cimet, dekat Barcelonette.
Menurut penyelidik saat itu, kapal terbang sedang menempuh perjalanan udara dari Paris menuju Saigon -- kini Ho Chi Minh City, yang direncanakan transit di sejumlah kota dan negara: Nice, Lebanon, Irak, Pakistan, dan India.
Namun, di tengah penerbangan, pesawat menghadapi cuaca buruk, badai terjadi di atas Pegunungan Alpen di Prancis. Penduduk di desa terdekat, Fours St. Laurent mengaku melihat kapal terbang jatuh di sisi gunung dan meledak.
Saat tim penyelamat mencapai lokasi pada hari berikutnya, tak ada seorang pun yang ditemukan selamat, 35 penumpang dan 9 awak tewas.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (26/3/2015), di antara mereka yang tewas adalah violis terkenal Prancis, Jacques Thibaud.
Para penyelidik saat itu menyimpulkan, kecelakaan tersebut menimpa sebuah pesawat yang laik terbang, yang dikendalikan pilot. Namun tak sengaja terbang ke arah gunung, perairan, atau penghalang lainnya. Pilot umumnya tak menyadari situasi bahaya tersebut, hingga terlambat.
Sementara, kecelakaan Germanwings nyaris berada di titik sama. Sebanyak 144 penumpang, juga 6 awak pesawat kehilangan nyawa dalam penerbangan dari Barcelona ke Dusseldorf. Mayoritas penumpang berasal dari Spanyol dan Jerman, termasuk 16 murid sekolah dari Haltern, dekat Dusseldorf.
Penyelidikan sementara menemukan bahwa kaca depan Germanwings diduga retak, menyebabkan penurunan oksigen secara tiba-tiba, yang bisa jadi membuat pilot tak sadarkan diri.
Laporan yang menyebar di forum para pilot profesional menduga kotak hitam (black box) pada Airbus A320 dianalisis dan menguak adanya 'kegagalan struktural' bertanggungjawab atas tragedi itu.
Petunjuk lain diperoleh dari Cockpit Voice Recorder (CVR), yang mengungkap suara seorang seorang pilot meninggalkan kokpit saat kapal terbang kehilangan ketinggian, menukik, dan tak terkendali.
"Terdengar ada suara ketukan dari luar pintu kokpit dan tidak ada jawaban. Dan kemudian ada suara pintu digedor keras namun masih tak ada jawaban. Tidak terdengar sama sekali jawaban," kata penyidik seperti dikutip dari New York Times.
"Dapat didengar salah satu pilot sedang mencoba mendobrak pintu itu (dari luar)," ucap si penyidik. Belum diketahui mengapa pilot yang terkunci di dalam kokpit tak membuka pintu itu. (Ein/Tnt)