Liputan6.com, Kathmandu - Tim medis yang terdiri dari 2 dokter ortopedi, 2 dokter umum, 1 dokter anastesi, 2 perawat, dan 2 apoteker dari Indonesia langsung bertugas memeriksa kondisi korban gempa Nepal.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (3/5/2015), hampir semua korban selamat bencana gempa di Nepal mengalami patah tulang.
Tim medis yang berangkat di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertugas di Rumah Sakit Khantipur yang relatif utuh selamat dari gempa meski retakan terlihat di sana-sini.
Advertisement
Hingga hari ini, korban tewas gempa Nepal tercatat lebih dari 7.000 jiwa, termasuk di daerah terpencil dan pegunungan. Akses jalan terputus, sehingga evakuasi harus menggunakan helikopter.
Warga Desa Pauwathok di Nepal hingga Sabtu pagi 2 Mei 2015 belum mendapat bantuan, padahal jaraknya hanya 50 kilometer dari Kathmandu. Bantuan baru datang setelah seorang guru desa pergi ke kota menggalang bantuan dari dari badan amal dan warga lain.
PBB khawatir tersendatnya distribusi bantuan bisa menyebarkan penyakit di kawasan yang belum terjamah. Lebih dari 70 gempa susulan terjadi di Nepal pascagempa berkekuatan 7,9 skala Richter pada Sabtu 25 April 2015 pekan lalu. (Vra/Ans)